Mengenal Si Windu, Kuda Putih Perkasa yang Jadi Ikon Kabupaten Kuningan
Merdeka.com - Kuda menjadi salah satu bintang yang sudah banyak dikenal masyarakat, khususnya bagi warga Kuningan. Binatang bertubuh besar tersebut kerap ditemui di berbagai penjuru wilayah di pusat kota Kuningan.
Saking populernya, kuda menjadi logo utama dari kabupaten yang berada persis di kaki Gunung Ciremai, Jawa Barat tersebut. Diketahui jika kuda ikonik itu bernama Si Windu.
Si Windu merupakan hewan yang berjasa di wilayah Kabupaten Kuningan. Kuda putih itu milik Ewangga, anak sekaligus adipati perang dari Arya Kamuning seorang pemimpin dari Kuningan di masa lalu.
-
Siapa yang menyebarkan Islam di Bengkulu? Melansir dari situs indonesia.go.id, Festival Tabot pertama kali dipentaskan oleh Syeh Burhanuddin atau dikenal dengan Imam Senggolo pada tahun 1685. Ia merupakan tokoh penyebar agama Islam pertama di tanah Bengkulu.
-
Siapa yang membawa Watu Gilang ke Banten? Menurut Ten Dam, Batu Sriman ini menandakan kedudukan Maulana Hasanuddin dari Banten yang secara anumerta dianggap sebagai pengambil kekuasaan Kerajaan Sunda, dengan memindahkan Watu Gilang dari Pakuan ke Banten.
-
Siapa yang memimpin Kerajaan Kuningan saat diserang Kerajaan Galuh? Sayangnya Kerajaan Kuningan yang ketika itu dipimpin Seuweukarma dan bergelar Rahiangtang Kuku kemudian diserang oleh Kerajaan Galuh di bawah pimpinan Sanjaya.
-
Siapa yang membantu Giriwangi untuk bangkit? Setelah berjalannya pengobatan, perlahan Giriwangi mulai bangkit dengan mengikuti skema bantuan dari program BRI.
-
Siapa tokoh utama penyebar Islam di Jawa? Maulana Malik Ibrahim: Dikenal sebagai penyebar Islam pertama di Pulau Jawa, Maulana Malik Ibrahim juga dikenal dengan nama Kakek Bantal.
-
Siapa pendiri Kerajaan Banten? Walau sebagai peletak pondasi berdirinya Kerajaan Banten, namun Sunan Gunung Jati diketahui tak pernah menjadi raja di sana hingga wafatnya.
Si Windu Memiliki Kekuatan Luar Biasa
©2020 https://desa-cineumbeuy.kuningankab.go.id/
Seperti dilansir dari Facebook Gunung Ciremai, Windu merupakan kuda pemberian dari Sunan Gunung Jati di abad ke 15. Sebagai hadiah atas kepiawaian Ewangga dalam melakukan strategi peperangan. Ewangga sendiri dikenal sebagai ahli militer dari negeri Parahyangan yang memang jago dalam berperang.
Mungal Kartaningrat, selaku pemandu wisata di Keraton Kasepuhan Cirebon menyebut jika si Windu memiliki kekuatan yang luar biasa dibanding dengan kuda perang lainnya. Dilansir dari budaya-indonesia.org, hal itu disebabkan karena kuda putih itu merupakan hasil kawin silang dari kuda Sumbawa dan kuda milik Hadiwijaya atau Jaka Tingkir (Sultan Kerajaan Pajang). Tercatat dalam buku Encyclopaedie van Nederlansch-Indie karya van der Lith dan dipublis di Belanda antara tahun 1896-1905.
Bahkan saat situasi darurat kuda putih tersebut dapat diajak berlari sangat cepat. Ewangga pernah melakukan perjalanan dari Cirebon ke Kuningan dengan tempo yang cukup singkat. Ia melakukan perjalanan saat subuh dan tiba di wilayah Kuningan sebelum siang. Padahal jika menggunakan kuda biasa, dapat memakan waktu lebih lama dengan rute yang sama.
"Si Windu berlari dengan sangat cepat bila dibandingkan dengan kuda lain pada zamannya. Mungkin karena garis keturunannya itu, kuda putih tersebut tumbuh menjadi kuda yang bisa diandalkan dalam bermacam situasi.", ungkap Mungal di Cirebon beberapa waktu lalu.
Membantu Dua Misi Penting Kenegaraan
“Oleh karena kehebatan Si Windu itu, Ewangga langsung sreg. Tak butuh waktu lama bagi keduanya untuk beradaptasi sehingga mengerti satu sama lain. Mungkin bagi Ewangga, Si Windu itu seolah bisa berbicara bahasa manusia? Atau mungkin juga sebaliknya, Ewangga lah yang mengerti bahasa kuda?.” papar Mungal Kartaningrat.
Dalam catatan sejarah, Si Windu bersama Ewangga juga berhasil menyelesaikan dua misi penting kenegaraan. Bersama kuda putih perkasa, Ewangga ditugaskan untuk membantu penyebaran Islam di daerah selatan Jawa. Ia diminta untuk menyerbu Kerajaan Galuh, Ciamis yang saat itu menganut Hindu.
Selain itu, Ewangga juga mendapat tugas untuk pergi ke Indramayu. Ia meminta klarifikasi kepada Arya Wiralodra yang saat itu seolah tidak setuju dalam misi penggempuran Kerajaan Galuh Ciamis.
Tak Diketahui Jejak Si Windu
Disebutkan pula jika Si Windu ini pernah menemani Ewangga untuk membantu Kesultanan Demak dan Kesultanan Banten dalam menyerbu benteng Potugis di Batavia. Bersama kuda putih perkasa, Ewangga menyusuri pantai utara Jawa agar sampai di Batavia.
Salah seorang tokoh di Desa Manislor, Andis menyebutkan jika kegiatan penyerbuan itu berlangsung di kawasan Selatan Batavia (saat ini Jakarta Selatan). Salah satu taktik Ewangga agar peperangan bisa berlangsung lancar adalah dengan menamakan kawasan tersebut Kuningan, sama seperti nama daerah asal.
Hal tersebut agar para pasukan bisa betah di lokasi peperangan. Pasca perang Ewangga pun menetap di sana hingga meninggal. Setelah Ewangga meninggal, si Windu tak diketahui jejaknya hingga saat ini.
"Makam Eyang Ewangga ada di Kuningan, Jakarta Selatan" jelas Andis. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Batik jadi salah satu kekayaan budaya khas Kabupaten Kuningan yang masih jarang diketahui
Baca SelengkapnyaMayjen Kunto Arief Wibowo ternyata memiliki garis keturunan dari keluarga bangsawan di Sumedang, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaBathara Katong menipu musuh dengan cara unik. Bahkan, sang musuh tidak curiga sama sekali dengan tindakan Bathara Katong.
Baca SelengkapnyaPangeran keturunan Majapahit ini lebih senang dekat dengan warga biasa. Bahkan, ia menyembunyikan identitasnya sebagai bangsawan di hadapan warga.
Baca SelengkapnyaLeluhur Kabupaten Bojonegoro merupakan keturunan Kerajaan Majapahit hingga Kerajaan Pajang.
Baca SelengkapnyaCirebon dulunya hanya sebuah musala kecil. Bagaimana kisahnya?
Baca SelengkapnyaAda peran Sunan Gunung Jati dari Cirebon dalam pendirian Kerajaan Banten
Baca SelengkapnyaSoekarno dan Hatta selalu meminta pertimbangan Habib Ali Kwitang terkait kapan waktu dan di mana lokasi yang tepat untuk menentukan proklamasi kemerdekaan.
Baca SelengkapnyaSunan Prapen merupakan keturunan Sunan Giri yang diyakini merupakan waliyullah yang memiliki karomah
Baca SelengkapnyaIa merupakan tokoh penting dalam sejarah Kota Surabaya.
Baca SelengkapnyaBerikut deretan Jenderal TNI-Polri berstatus keturunan bangsawan. Siapa saja sosoknya?
Baca SelengkapnyaSemasa hidupnya, Ki Ageng Kiringan punya banyak karomah. Ia juga meninggalkan banyak peninggalan yang masih bisa dijumpai sampai sekarang.
Baca Selengkapnya