Ponpes di Polman Sulbar Terbakar, Diduga Gara-Gara Santri Rokok
Delapan santri yang menjadi korban kebakaran kini menjalani perawatan.
8 Santri luka-luka akibat kebakaran.
Ponpes di Polman Sulbar Terbakar, Diduga Gara-Gara Santri Rokok
Kebakaran terjadi di Ruang Latihan Kerja Komunitas Pondok Pesantren Al Wasilah Lemo, Desa Kuajang, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar, Sabtu (12/8). Penyebab kebakaran diduga akibat santri sedang membakar rokok dan menyebabkan delapan orang mengalami luka bakar. Kapolres Polman, Ajun Komisaris Besar Agung Budi menjelaskan kronologi kejadian. Dia menjelaskan, kebakaran berawal dari para santri sedang beristirahat di ruang instruktur usai menjalani pelatihan.
Mereka yakni Muh Taslim (15), Hajar (17), Sayyid Umam (17), Syamsyuhri (15), Arwin (17), Sudirman (17), Amri (17), dan Rezki (17).
"Mereka istirahat dan sambil dengan musik usai jalani pelatihan di ruang tim instruktur. Salah satu santi diduga merokok di ruangan itu yang merupakan tempat penyimpanan Thinner atau bahan pencampur cat," ujarnya melalui pesan WhatsApp, Minggu (13/8).
Saat itu, diduga puntung rokok yang masih menyala mengenai salah satu botol Thinner. Tak butuh waktu lama api berkobar dan menyambar delapan orang santri yang berada di ruangan.
"Api dapat dipadamkan 10 menit kemudian dengan menggunakan alat seadanya yang dibantu oleh beberapa santri di ponpes tersebut. Selanjutnya kedelapan anak yang tersambar api langsung dibawa ke Rumah Sakit A. Depu, Kabupaten Polman untuk mendapatkan perawatan,"
beber Agung.
merdeka.com
Agung mengatakan delapan santri yang terluka rata-rata luka bakar di bagian wajah, tangan, dan kaki. Meski demikian, dari delapan santri, dua orang yakni Amri dan Reski mengalami luka bakar serius dan hampir di seluruh tubuhnya. "Dua orang dirawat di ruang UGD rumah sakit karena luka bakar serius di sekujur tubuhnya," kata Agung.
Sebelumnya, Agung mengatakan ada 14 santri yang mengikuti pelatihan yang dilaksanakan Balai Latihan Kerja (BLKK) Ponpes Al Wasilah Lemo. Mereka adalah santri Jurusan Teknik Konstruksi Furniture dan Kriya Kayu Woodworking.
"Pelatihan dilakukan selama 24 hari sejak tanggal 28 Juli 2023,"
ucap Agung.
merdeka.com
Sementara Instruktur BLK Desa Kuajang, Muhdin menambahkan siswa yang mengikuti pelatihan diajarkan untuk membuat kursi dan perabotan rumah tangga lainnya. "Mereka dilatih untuk pertukangan," ujarnya. Muhdin mengaku saat kejadian kebakaran, ruangan dalam kondisi tertutup. Diduga delapan korban terjebak di dalam ruangan tersebut. "Sebenarnya tidak terkunci, tapi memang pintunya tertutup. Saat muncul api, mungkin mereka mendobrak pintu," ucapnya.