Ahli Astronomi Temukan Dua Planet Mirip Bumi, Mengorbit Bintang Mirip Matahari
Salah satu planet terletak sekitar 750 tahun cahaya dari Bumi.
Para ahli astronomi yang dipimpin lmuwan dari Jepang dan Eropa menemukan sistem multi-planet baru yang mengelilingi bintang yang mirip dengan matahari. Salah satu penemuan paling menarik dari penelitian ini adalah planet yang memiliki periode orbit sangat singkat serta kepadatan tertinggi yang pernah dicatat.
Dilansir laman SciTechDaily, Senin (13/1), penemuan ini telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Scientific Reports pada 8 November 2024. Temuan ini memberikan pemahaman penting mengenai bagaimana planet terbentuk dan berkembang di lingkungan yang ekstrem. Sistem yang dinamakan K2-360 ini terletak sekitar 750 tahun cahaya dari bumi dan terdiri dari dua planet yang mengorbit sebuah bintang mirip matahari.
-
Kenapa planet Bumi diberi nama 'Bumi'? Bumi dalam pemahaman bahasa Anglo-Saxon merujuk pada tanah tempat kita hidup, tempat kita menanam tanaman, dan tempat kehidupan muncul.
-
Bagaimana para astronom menemukan planet di luar Bima Sakti? Para astronom telah melakukan berbagai teknik dalam melakukan pengamatan ini.Seperti metode transit dan metode kecepatan radial, untuk mencari eksoplanet dengan melihat tanda-tanda kehadiran planet tersebut pada bintang, seperti penurunan cahaya bintang saat planet melintas di depan atau getaran posisi bintang akibat pengaruh gravitasi planet.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan di Mars yang mirip dengan Bumi? Lumpur kering ini ketika diamati ternyata mirip dengan lumpur kering yang ada di Bumi.
-
Apa yang sering terjadi di planet lain selain Bumi? Kini, terungkap bahwa hujan berlian jauh lebih sering terjadi di planet lain daripada yang dibayangkan.
-
Mengapa para ilmuwan berpendapat bahwa Mars punya musim seperti Bumi? Karena kejadian tersebut, para ilmuwan menyimpulkan bahwa Mars, memiliki variasi musim yang sama seperti di Bumi.
-
Bagaimana proses penamaan planet Bumi yang akhirnya menjadi 'Bumi'? Jadi, dari bahasa Anglo-Saxon hingga tradisi Romawi dan Yunani kuno, nama "Bumi" yang digunakan hari ini telah melewati perjalanan panjang melalui sejarah dan budaya yang beragam.
Planet pertama, yang disebut K2-360b, merupakan planet berbatu dengan ukuran sekitar 1,6 kali ukuran bumi. Planet ini menyelesaikan satu orbit penuh hanya dalam waktu 21 jam, menjadikannya salah satu contoh planet dengan periode orbit ultra-pendek (ultra-short-period planets, USPs) yang sangat langka. Dengan massa sekitar 7,7 kali massa bumi, K2-360b mencatatkan kepadatan tertinggi yang pernah diukur dalam kategori planet berperiode orbit ultra-pendek.
Kepadatan yang ekstrem ini mengindikasikan K2-360b mungkin merupakan sisa inti dari planet yang dulunya lebih besar, di mana lapisan luarnya diperkirakan telah hilang akibat paparan radiasi yang kuat dari bintang induknya yang sangat dekat.
Planet Kedua
Planet kedua dalam sistem ini, K2-360c, adalah planet luar yang lebih besar dengan massa minimum sekitar 15 kali massa bumi. Planet ini menyelesaikan orbitnya dalam waktu 9,8 hari, tetapi tidak melintas di depan bintang induknya, sehingga ukuran pastinya belum dapat ditentukan. Kendati demikian, massa minimum yang diukur melalui interaksi gravitasi dengan bintang memberikan petunjuk penting mengenai komposisi dan struktur planet tersebut.
Penemuan sistem K2-360 ini menjadi mungkin berkat data dari misi K2 milik NASA, yang pertama kali mendeteksi keberadaan planet dalam sistem tersebut pada tahun 2016. Observasi lanjutan menggunakan teleskop berbasis darat, termasuk spektrograf HARPS di Observatorium La Silla di Chili dan HARPS-N di Teleskop Nasional Galileo di Kepulauan Canary, Spanyol, memberikan konfirmasi tambahan tentang sifat planet dan keberadaan planet pendampingnya.
Studi ini juga menunjukkan K2-360b memiliki komposisi berbatu yang kaya akan zat besi, yang membuatnya lebih mirip dengan bumi dibandingkan dengan Merkurius. Berdasarkan model yang didasarkan pada kelimpahan kimia bintang induknya, para peneliti memperkirakan inti planet tersebut mengandung besi yang menyumbang sekitar 48 persen dari total massanya.
- Ilmuwan Temukan Planet yang Mirip Bumi, Bisakah Manusia Pindah ke Sana?
- Ahli Astronomi Ungkap Planet Ini Bisa Jadi Gambaran Bumi di Masa Depan, di Sini Lokasinya
- Ahli Astronomi Jelaskan Dampak Fenomena Pergerakan Bulan Menjauhi Bumi, Durasi Waktu Sehari Bertambah Jadi 25 Jam
- Astronom Temukan Planet yang Mengorbit Bintangnya Jauh Lebih Cepat Dibandingkan Bumi
Hal ini menegaskan bahwa planet tersebut lebih tepat diklasifikasikan sebagai "super-bumi" daripada "super-Merkurius," meskipun kepadatannya sangat tinggi. Selain mengungkapkan sifat luar biasa dari K2-360b, kehadiran K2-360c yang masif menambah daya tarik sistem ini. Keberadaan planet luar yang besar dalam sistem dengan planet ultra-pendek dapat memberikan petunjuk penting tentang proses pembentukan dan evolusi planet.
Interaksi Gravitasi
Simulasi komputer menunjukkan, interaksi gravitasi antara kedua planet dan bintang induknya mungkin telah memainkan peran penting dalam menentukan struktur akhir sistem. Penelitian ini memberikan wawasan berharga dalam memahami arsitektur sistem planet yang tidak biasa.
Planet dengan periode orbit ultra-pendek seperti K2-360b tergolong langka, dan penemuan satu yang memiliki pendamping luar yang masif merupakan langkah signifikan dalam mempersempit teori mengenai proses pembentukannya.
Penemuan ini juga membuka peluang untuk studi lanjutan yang dapat membantu ilmuwan memahami lebih dalam tentang dinamika sistem planet yang ekstrem.