Arkeolog Temukan Virus Manusia Tertua Pada Fosil Nenek Moyang Berusia 50.000 Tahun, Muncul Juga Pada Manusia Modern
Kepunahan spesies di Bumi puluhan ribu tahun lalu diduga disebabkan virus, virus yang masih ada di zaman modern ini.
Kepunahan spesies di Bumi puluhan ribu tahun lalu diduga disebabkan virus, virus yang masih ada di zaman modern ini.
-
Apa yang diungkapkan oleh penelitian terbaru tentang Neanderthal dan manusia modern? Penelitian terbaru mengungkapkan, manusia dan Neanderthal melakukan kawin silang sekitar 47.000 tahun yang lalu selama hampir 7.000 tahun.
-
Mengapa virus purba penting dalam evolusi manusia? Penemuan ini menunjukkan virus mungkin memainkan peran lebih besar dalam evolusi kita daripada yang kita sadari, menyumbangkan gen yang mungkin memberi sel-sel seperti nenek moyang simbiosis eukariota Amoebidium keunggulan dalam kelangsungan hidup.
-
Bagaimana Neanderthal berburu? Mereka berburu binatang besar dan sedang menggunakan teknik perburuan penyergapan, yaitu bersembunyi sebelum melompat dan menusuk binatang dengan tombak.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai perkawinan silang Neanderthal dan manusia modern? Para ilmuwan fokus pada seberapa banyak DNA Neanderthal yang dapat dilihat dalam sampel manusia modern.
-
Mengapa DNA Neanderthal bertahan dalam genom manusia modern? DNA Neanderthal yang bertahan lama kemungkinan besar memberikan manfaat evolusioner kepada manusia modern, sementara DNA yang cepat hilang mungkin menimbulkan kerugian evolusioner.
-
Kapan kerangka manusia Neanderthal ditemukan? Pada 1986, seorang ahli paleontologi amatir bernama Miguel Aznar mendonasikan kotak tersebut ke museum. Kotak ini berisi kerangka manusia Neanderthal yang dikumpulkan oleh Aznar pada akhir tahun 1970-an di Cova Simanya, sebuah gua yang terletak di luar Barcelona.
Arkeolog Temukan Virus Manusia Tertua Pada Fosil Nenek Moyang Berusia 50.000 Tahun, Muncul Juga Pada Manusia Modern
Kepunahan spesies di Bumi puluhan ribu tahun lalu diduga disebabkan virus, virus yang sama yang masih ada di zaman modern ini. Analisis genetik terhadap penemuan berusia 50.000 tahun ini telah mengungkap sisa-sisa tiga virus yang terkait dengan patogen manusia modern, dan para peneliti juga meyakini virus ini dapat diciptakan kembali.
Neanderthal adalah sebutan untuk spesies manusia purba yang telah punah. Mereka hidup sekitar 400.000 hingga 40.000 tahun yang lalu di Eropa dan Asia Barat.
Mereka hidup sekitar 400.000 hingga 40.000 tahun yang lalu di Eropa dan Asia Barat.
Mereka dikenal memiliki otak yang besar dan tubuh yang kuat.
Mereka kemampuan untuk membuat perkakas sederhana dan berburu hewan.
- Arkeolog Temukan 7.000 Tulang Berusia 7.000 Tahun di Dalam Gua, Ada Tengkorak Manusia Dengan Kepala Berlubang, Ternyata ini Penyebabnya
- Arkeolog Teliti Kotoran Mumi Berusia Ribuan Tahun, Hasilnya Ungkap Pola Makan Manusia Dulu Ternyata Aneh
- Arkeolog Temukan Patung Kuda Pertama Buatan Manusia Berusia 35.000 Tahun, Dipahat dari Gading Gajah Purba
- Arkeolog Temukan Gua Prasejarah di Arab Saudi, Dihuni Manusia 10.000 Tahun Lalu, Isinya Bikin Tercengang
Dilansir IFL Science, virus ini ditemukan dalam sekumpulan tulang Neanderthal, yang sudah ada sejak 50.000 tahun lalu. Penelitian ini dilakukan ilmuwan Universitas Federal São Paulo yang ingin mencari tahu apakah virus ini berperan dalam kepunahan Neanderthal, dengan melakukan penyisiran data pengurutan DNA mentah dari temuan dua kerangka manusia Neanderthal yang ditemukan di gua Chagyrskaya, Rusia.
Dalam sekuens mentah tersebut, mereka mencari sisa-sisa genom atau keseluruhan informasi genetik suatu organisme dari tiga jenis virus DNA: adenovirus, herpesvirus, dan papillomavirus.
Dari analisis tersebut, para peneliti berhasil menemukan virus tertua yang pernah ditemukan.
Ini menggeser penemuan virus tertua sebelumnya yang berusia 31.600 tahun yang ditemukan pada fosil Homo Sapiens.
Menurut para penulis yang membuat tulisan pracetak yang belum ditinjau oleh para ahli mengenai penelitian ini, menunjukan bahwa tidak hanya memungkinkan untuk mengidentifikasi potongan-potongan genom virus dalam sampel arkeologi, tetapi juga bahwa Neanderthal mungkin saja terjangkit virus yang sama dengan virus yang menyerang manusia saat ini.
Misalnya, Adenovirus yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit mulai dari nyeri pantat akibat flu, hingga serangan gastroenteritis akut yang parah. Dan yang paling umum adalah virus Epstein-Barr yang dapat memicu mononukleosis atau sakit kelenjar dan virus herpes atau multiple sclerosis. Virus lainnya adalah Virus papiloma yang berhubungan dengan kanker serviks.
Marcelo Briones, dari Universitas Federal São Paulo, Brasil, mengatakan bahwa ada kemungkinan untuk mensintesis virus-virus kuno ini dan menginfeksi sel-sel manusia modern di laboratorium.
Menurut para peneliti, manusia purba Neanderthal memiliki kemungkinan rentan terhadap ketiga virus ini dan dampaknya bagi kesehatan mereka. Namun ada satu kemungkinan lain yang dipertimbangkan oleh para ahli paleogenetik terkait kepunahan Neanderthal, yaitu kontaminasi yang disebabkan oleh kebiasaan perilaku yang tidak higienis seperti seseorang yang tidak menutup mulutnya saat batuk maupun kontaminasi dari hewan yang hinggap di makanan.
Para peneliti membandingkan rangkaian virus kuno dengan virus modern untuk memeriksa persamaan dan perbedaan yang dapat memberikan alternatif untuk menghindari penyebaran virus serupa di masa kini.
“Secara keseluruhan, data kami menunjukan bahwa virus-virus ini mungkin mewakili virus yang benar-benar menginfeksi Neanderthal," kata penulis studi Marcelo Briones, seperti dilansir dari New Scientist.
Namun, penemuan ini tidak mengartikan bahwa virus ini menjadi satu-satunya penyebab kepunahan Neanderthal, namun hal ini menambah bobot pada teori beberapa ilmuwan terkait penyebab kepunahan akibat virus yang memainkan peran.
“Untuk mendukung hipotesis para peneliti yang provokatif dan menarik, perlu dibuktikan bahwa setidaknya genom virus ini dapat ditemukan pada sisa-sisa Neanderthal, dan itulah yang kami lakukan,” kata Bronies.