Ilmuwan Buktikan Identitas Seorang Korban di Pompeii Ternyata Bukan Seorang Ibu dan Bukan Orang Romawi
Para ahli genetika menemukan korban Pompeii yang dikira seorang ibu namun ternyata adalah seorang pria.
Arkeolog telah melakukan banyak penggalian di situs Romawi kuno Pompeii untuk mengungkap kehidupan bangsa Romawi sebelum tragedi meletusnya Gunung Vesuvius pada tahun 79 M mengubur peradaban di kota tersebut.
Baru-baru ini para ahli genetika berhasil mengungkap temuan mengejutkan di balik korban Vesuvius sebuah keluarga yang berlindung di bawah tangga bukanlah sebuah keluarga sebenarnya di mana sosok yang diyakini sebagai “ibu” adalah seorang pria.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di situs bangunan Romawi di Pompeii? Bangunan ini ditemukan di dalam sebuah rumah yang dijadikan toko kue dengan tungku besar, dilengkapi karya seni bergambar roti dan segelas anggur. Arkeolog menduga bangunan ini aktif digunakan sampai erupsi Gunung Vesuvius terjadi karena ditemukan tiga jasad korban; dua perempuan dan seorang anak laki-laki di dekat tungku. Para arkeolog juga menemukan tumpukan material bangunan, menandakan ketika bencana terjadi sedang berlangsung pembangunan di situs tersebut.
-
Bagaimana para arkeolog menemukan jejak korban selamat di Pompeii? Tuck mengambil nama-nama Romawi yang unik dari Pompeii atau Herculaneum-seperti Numerius Popidius dan Aulus Umbricius-dan mencari orang-orang dengan nama-nama itu yang tinggal di komunitas sekitar pada periode setelah letusan.
-
Apa yang ditemukan di dalam makam Romawi di Tarquinia? Arkeolog yang menjalankan proyek penggalian selama dua tahun di Kota Kuno Tarquinia, sebelah utara Roma, Italia, menemukan sebuah lokasi pemakaman kuno yang berisi 67 tengkorak dikubur dalam 57 makam terpisah.
-
Bagaimana telur Romawi kuno itu diawetkan? Menurut Smithsonian, telur ayam ini diawetkan dalam lubang yang tergenang air selama 1.700 tahun – beberapa di antaranya retak secara tidak sengaja.
-
Pot Romawi apa yang ditemukan mahasiswa arkeologi? Pakar keramik arkeologi, Dr Adam Sutton, dari Aurelius Archaeology, menganalisis koleksi tersebut dan mengidentifikasinya sebagai gelas kimia, sebuah guci kecil, dua guci, dan sebuah mangkuk keramik dari abad ke-2 Masehi.
-
Bagaimana para arkeolog menemukan kompleks Romawi ini? Penggalian penyelamatan telah dilakukan di tambang tersebut oleh Kantor Pelestarian Monumen dan Arkeologi sejak tahun 1990-an. Menariknya, penelitian terbarunya menemukan serangkaian bangunan dan ruangan Romawi besar yang termasuk dalam kompleks dengan luas setidaknya 500 meter persegi.
Studi terbaru tersebut membantah anggapan yang selama ini berlaku tentang identitas dan hubungan orang-orang tersebut.
Tiga dari Keempat orang tersebut ditemukan di kaki tangga di sebuah bangunan berhias mewah bernama Rumah Gelang Emas dan saat ini mereka dipamerkan di Taman Arkeologi Pompeii.
Julukan tersebut merujuk pada perhiasan yang dikenakan salah satu dari orang dewasa yang ditemukan dengan seorang anak di pinggulnya. Orang tersebut dirujuk sebagai “ibu” sementara orang dewasa lainnya adalah “ayah”.
Orang Mediterania
Dilansir dari laman the Guardian, dalam jurnal Current Biology, para ilmuwan Italia, Jerman dan Amerika melakukan ekstraksi DNA nuklir dan mitokondria purba dari sampel fragmen tulang yang dicampur dengan plester saat sedang menjalani restorasi.
Tim peneliti menyimpulkan sosok “ibu” tersebut adalah laki-laki dengan rambut hitam dan kulit gelap serta tidak ditemukan hubungan dengan kedua anak kecil tersebut, yang ternyata keduanya adalah laki-laki.
- Arkeolog Temukan Dua Kerangka Perempuan dan Seorang Anak di Pompeii, Bersembunyi di Dalam Toko Kue Saat Gunung Meletus 1.945 Tahun Lalu
- Harta Dibawa Mati, Dua Kerangka Pompeii Ditemukan Sedang Memegang Koin dan Perhiasan Berharga, Begini Saat-Saat Terakhir Mereka
- Arkeolog Temukan Makam Pejabat Militer Romawi Abad 1 Masehi, Jadi Petunjuk tentang Sejarah Spanyol
- Arkeolog Temukan Jejak Korban Letusan Gunung Di Pompeii yang Selamat, Jadi Kaya Raya Setelah Bencana
Data tersebut menunjukkan bahwa nenek moyang ketiga korban ini berasal dari populasi Mediterania timur atau Afrika utara yang berbeda.
Sementera itu, beberapa ahli berspekulasi bahwa sosok tersebut kemungkinan adalah seorang budak dari Afrika, ada pula yang berpendapat bahwa orang tersebut adalah migran.
Phil Perkins, profesor arkeologi dari Universitas Terbuka, mengatakan penelitian menyiratkan korban yang ditemukan di bawah tangga itu keturunan migran di Italia.
“Penelitian menunjukkan analisis ilmiah dapat memberikan wawasan baru tentang kehidupan para korban Pompeii, dan memberikan bukti lebih lanjut tentang mobilitas manusia di sekitar Mediterania pada periode Romawi,” katanya.
“Orang-orang Pompeii bukanlah orang Romawi dari kota Roma, tetapi orang-orang Mediterania.”
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti