Menggali di Kota Kuno, Arkeolog Temukan Alun-Alun Berusia 2.200 Tahun dengan Pilar Bergambar Kepala Banteng dan Dewa Apollo
Kota kuno ini dulunya merupakan pusat perdagangan penting di Anatolia.
Arkeolog menemukan alun-alun kota atau disebut agora selama penggalian di kota kuno Aigai, barat Manisa, Turki.
Aigai adalah salah satu dari 12 kota Aeolian yang didirikan di Anatolia barat. Penggalian arkeologi dan penelitian yang dilakukan di kota kuno ini berlangsung sejak 2004, menunjukkan Aigai didirikan sekitar tahun 700 SM.
-
Siapa yang memimpin tim arkeolog yang menemukan artefak-artefak kuno di Turkistan? Pemimpin ekspedisi Aleksandr Podushkin, arkeolog di Universitas Ozbekali Zhanibekov, mengatakan negara bagian Kangju adalah sebuah federasi yang terdiri dari berbagai macam orang, termasuk, pada saat itu, kelompok-kelompok nomaden Sarmatian, Xiongnu, dan Saki (yang mungkin saja merupakan orang Skit).
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Turki? Arkeolog di Turki menemukan prasasti atau lempengan batu saat melakukan penggalian di kastil Silifke yang terletak di atas bukit di Provinsi Mersin.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di desa kuno Thorikos, Yunani? Arkeolog menemukan rumah Zaman Besi di desa kuno Thorikos, Yunani.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di kota kuno di Palaiokastro, Yunani? Arkeolog menemukan sebuah kota kuno di Palaiokastro, Serres, Yunani. Menurut laporan Greek Reporter, kota ini berdiri pada abad keenam SM dan eksis sampai abad keenam Masehi.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Mesir Kuno? Pada awal milenium pertama, banyak mumi di Mesir ditemukan dengan potret seperti aslinya yang memperliahatkan mata mumi yang cerah, gaya rambut, dan perhiasannya.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Turki? Arkeolog yang menggali di kawasan selatan Turki, tepatnya di Gundukan Accana atau dikenal sebagai Eski Alalah, menemukan sebuah prasasti huruf paku berusia 3.500 tahun yang berisi tulisan daftar belanjaan.
Berdasarkan catatan sejarah, kota ini merupakan pusat perdagangan penting selama zaman Helenistik, seperti dikutip dari Arkeonews, Selasa (20/8).
Selama penggalian, arkeolog menemukan relief kepala banteng dan prasasti untuk menghormati dewa Apollo di pilar alun-alun ini. Bangunan alun-alun ini berada tepat di dekat gedung parlemen.
Tim penggalian dipimpin Profesor Yusuf Sezgin, kepala Departemen Arkeologi Universiyas Manisa Celal Bayar.
Sezgin mengungkapkan pentingnya alun-alun ini, disebut sebagai jantung dan pusat kota Aigai.
"Area ini adalah di mana seluruh bangunan publik terpusat dan di mana orang-orang menghabiskan waktunya sehari-hari. Di sekitar alun-alun, ada serambi berbentuk kolom yang kami sebut ‘stoa’. Dalam hal ini, ini adalah area yang sangat penting. Salah satu simbol dari Aigai adalah bangunan agora yang ada di kawasan ini. Sebagai hasil dari pekerjaan ini, kami akan fokus terutama pada bagian-bagian bangunan yang memerlukan restorasi dan konservasi," jelas Sezgin.
- Arkeolog Temukan Kota Kuno 1.000 SM yang Tak Pernah Disangka Keberadaannya
- Arkeolog Temukan Kota yang Tenggelam di Sungai Nil Berusia 2.500 Tahun, Punya Peran Penting Zaman Mesir Kuno
- Misteri 2.000 Tahun Terpecahkan, Arkeolog Temukan Prasasti Atlet Gulat di Kota Kuno
- Arkeolog Temukan Kuburan Anak-Anak Berusia 2.700 Tahun, Isinya Patung Dewi yang Sedang Menari
Sezgin, yang mencatat bahwa kota kuno tersebut berusia 2.200 tahun, menekankan bahwa tanggal tersebut sesuai dengan pembangunan agora dan gedung parlemen kota tersebut, dan menyebutkan bahwa mereka memiliki beberapa bukti arkeologi yang mendukung hal tersebut.
Puluhan Ribu Artefak
“Kami menemukan relief berkepala banteng di bawah atap stoa (serambi berpilar), yang tidak begitu kita kenal di dunia kuno. Kami pikir mereka penting, karena kepala banteng ini biasanya dikaitkan dengan dewa. Kami telah menemukan contohnya di beberapa tempat di dunia kuno. Kemungkinan besar ini terkait dengan dewa Apollo karena kami juga menemukan prasasti yang terkait dengan dewa Apollo di dekat area yang sedang kami kerjakan," papar Sezgin.
"Jenis stoa ini biasanya memiliki struktur arsitektur yang sangat sederhana, tetapi jika dikaitkan dengan persembahan nazar, ada kemungkinan untuk berpikir bahwa kepala banteng yang timbul ini terkait dengan suatu ritual, dengan para dewa. Ini mungkin terkait dengan perang besar atau persembahan nazar yang diberikan kepada para dewa terkait dengan rekonstruksi kota,” tambah Sezgin.
Sejak dilakukan penggalian dari tahun 2004, puluhan ribu artefak dan benda keramik ditemukan di kota Aigai. Benda-benda ini diserahkan ke Museum Manisa untuk direstorasi.