Menyelam ke Dasar Laut Hitam, Arkeolog Temukan Kota Bersejarah Berusia 1.500 Tahun Yang Telah Lama Hilang
Menyelam ke Dasar Laut Hitam, Arkeolog Temukan Kota Bersejarah Berusia 1.500 Tahun Yang Telah Lama Hilang
Penelitian ini merupakan ekspedisi arkeologi pertama yang dilakukan di Laut Hitam.
-
Bagaimana para arkeolog memetakan kota kuno tersebut? Dengan waktu yang terbatas karena ketinggian air Sungai Tigris terus meningkat, para peneliti berhasil dengan cepat memetakan kota tersebut.
-
Mengapa arkeolog heran dengan penemuan kota kuno ini? Meskipun kota ini berasal dari masa lampau, penemuan mengagumkan ini menunjukkan apa yang dapat diraih oleh pencapaian luar biasa dari semangat manusia.
-
Di mana letak kota kuno yang ditemukan arkeolog? Reruntuhan kota kuno Sigiriya yang misterius dan luas membuat pengunjung dan arkeolog yang melihatnya kagum sekaligus bingung dengan teknik pembuatan dan desainnya.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di kota kuno Hattusha? Dalam penggalian yang telah berlangsung sejak tahun 1906, para arkeolog menemukan gergaji berusia 2.250 tahun, membawa aspek menarik tentang evolusi alat-alat kerja manusia.
-
Apa yang membuat arkeolog kagum tentang kota kuno ini? Reruntuhannya menawarkan wawasan tentang perencanaan dan rekayasa yang digunakan untuk membangunnya.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di kota kuno Perperikon? Arkeolog menemukan dua altar di kota kuno Perperikon di Thracia, Bulgaria. Altar ini digunakan untuk pembuatan anggur suci dan yang lainnya untuk penumbalan hewan.
Menyelam ke Dasar Laut Hitam, Arkeolog Temukan Kota Bersejarah Berusia 1.500 Tahun Yang Telah Lama Hilang
Hasil penyelaman arkeologi pada 2020 di Laut Hitam baru-baru ini ditampilkan dalam pameran museum baru. Penyelaman itu adalah yang pertama kali dilakukan di kawasan tersebut.
Dalam penyelaman itu arkeolog mengungkapkan artefak kuno dari kota pelabuhan yang sudah tenggelam. Kota itu dulunya merupakan pusat perdagangan, demikian dilaporkan Anatolian Archaeology.
Ekspedisi itu berhasil menemukan pemukiman Kerpe yang tenggelam ribuan tahun lalu, yang terletak di Kocaeli modern, sekitar 96 kilometer dari Istanbul.
- Arkeolog Temukan Prasasti Seukuran Telapak Tangan Berusia 3.300 Tahun, Isinya Tulisan Tentang Perang Dahsyat Zaman Kuno
- Arkeolog Takjub dan Penasaran, 330 Makam Berusia 4.000 Tahun Berisi Peti Mati Berbentuk Perahu yang Dikubur Terbalik
- Arkeolog Temukan Gambar Hewan Ternak di Batu Berusia 4.000 Tahun, Jadi Bukti Gurun Sahara Dulu Pernah Hijau Subur
- Arkeolog Temukan Makam Bangsawan Berusia 1.200 Tahun, Dikubur Bersama Korban Tumbal dan Harta Karun
Pada masanya, pemukiman Kerpe berfungsi sebagai pusat perdagangan selama periode Romawi, Bizantium, dan Genoa.
Kota ini dikenal sebagai pelabuhan yang aman bagi kapal-kapal dagang yang melintasi Laut Hitam, dan merupakan pemasok utama kayu, batu bara, bahan bangunan, dan bahan bakar ke Istanbul pada masa Utsmaniyah.
Kota ini dibangun sekitar 1.700 tahun lalu oleh para kolonis di pemukiman Megara dan sekitar 200 tahun kemudian habis ditelan air laut yang naik.
Sebagian besar peneliti ekspedisi arkeologi berasal dari Istanbul dan Turki. Mereka mempelajari kawasan sekitar 79 meter dari pantai dengan kedalaman sekitar 4 meter. Kawasan itu mencakup area seluas 1.997 meter persegi, termasuk bagian dari dermaga kuno Kerpe.
Penggalian kemudian dilanjutkan untuk mencari artefak yang lebih berharga, yang saat ini sementara dilakukan oleh Museum Arkeologi Kocaeli di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Warisan Budaya dan Museum Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
"Selama penggalian, kami telah mengidentifikasi banyak warisan budaya bawah laut, mulai dari sisa-sisa amfora komersial yang berasal dari abad ke-4 SM hingga abad ke-12 Masehi," jelas Serkan Gedük, direktur Museum Kocaeli.
Gedük menjelaskan, dari seluruh artefak yang ditemukan, beberapa di antaranya berusia 2.400 tahun, termasuk amphora, wadah yang biasa digunakan untuk transportasi pada zaman kuno.
Ditemukan juga "keramik berkaca merah, lampu, pecahan pipa, berbagai aset budaya dari zaman Ottoman, dan sisa-sisa kapal karam."
"Kami percaya ini sangat berharga dalam hal menekankan hubungan komersial antara Timur dan Barat, dari zaman kuno hingga periode Ottoman di Laut Hitam," kata Gedük.
"Oleh karena itu, kami mencoba memamerkan aset budaya yang digali selama penggalian bawah air secara kronologis di museum kami."
Pameran yang berjudul "Pelabuhan Sunyi di Laut Hitam" saat ini dipamerkan di Museum Arkeologi Kocaeli.