Pakai Teknologi Laser, Arkeolog Temukan Kota Bangsa Maya Berisi Banyak Piramida dan Bangunan Kuno Berusia 1.900 Tahun
Struktur kuno yang ditemukan berjumlah lebih dari 6.600.
Para arkeolog di Meksiko menemukan 6.674 struktur atau bangunan kuno bangsa Maya dan kota yang hilang di daerah Campeche. Ribuan struktur bawah tanah ini terungkap setelah para arkeolog menggunakan teknologi laser penembus tanah atau LiDAR.
LiDAR atau Deteksi dan Pengukur Cahaya adalah metode penginderaan jauh yang menggunakan cahaya dalam bentuk laser berdenyut untuk mengukur rentang (jarak variabel) ke Bumi. Perbedaan waktu kembalinya laser dan panjang gelombang dapat digunakan untuk menyusun peta lanskap digital 3-D.
-
Bagaimana para arkeolog mengetahui asal manik-manik di makam kuno? Arkeolog Moisés Valadez Moreno dari Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko (INAH) mengungkapkan bahwa sebagian besar manik-manik ini berasal dari 186 mil (300 kilometer), arah timur menuju Teluk Meksiko.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Mesir Kuno? Pada awal milenium pertama, banyak mumi di Mesir ditemukan dengan potret seperti aslinya yang memperliahatkan mata mumi yang cerah, gaya rambut, dan perhiasannya.
-
Mengapa arkeolog mempelajari panci kuno? Kasus ini telah lama menjadi topik pembahasan para ilmuan arkeologi mengenai kesimpulan bagaimana alat-alat kuno digunakan oleh manusia purba dalam membuat makanan berdasarkan catatan tertulis.
-
Mengapa para arkeolog mempelajari makam ini? Wali kota Corinaldo Gianni Aloisi mengatakan temuan tambahan di pekuburan Nevola semakin menunjukkan pentingnya area tersebut dan mungkin "memungkinkan kita untuk mengenal, dan mungkin menulis ulang, sejarah koleksi kita."
-
Bagaimana para arkeolog menyelidiki kerangka tersebut? Para arkeolog tengah menyelidiki kerangka ini dengan cermat di laboratorium untuk mencoba memecahkan teka-teki berusia 1.000 tahun ini.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di kota kuno Perperikon? Arkeolog menemukan dua altar di kota kuno Perperikon di Thracia, Bulgaria. Altar ini digunakan untuk pembuatan anggur suci dan yang lainnya untuk penumbalan hewan.
Temuan para arkeolog dari Universitas Tulano, Instituto Nacional de Antropología e Historia Meksiko, dan Universitas Houston ini dimuat dalam jurnal Antiquity. Dikutip dari Heritage Daily, Rabu (30/10), para arkeolog menganalisis data dari survei LiDAR sebelumnya yang dilakukan untuk memantau tingkat karbon di hutan Meksiko.
Analisis data mengungkapkan ada wilayah padat penduduk yang terdiri dari 6.674 bangunan Maya yang sebelumnya tidak diketahui tersembunyi di tengah hutan, termasuk piramida yang mirip dengan yang ada di Chichén Itzá dan Tikal.
Ditemukan juga daerah pedesaan dan pemukiman kecil, termasuk kompleks kota yang luas dengan piramida, terletak di punggung bukit dekat area pertanian aktif di sepanjang satu-satunya jalan raya di wilayah tersebut.
Lapangan Bola Sampai Bendungan
Di dalam kompleks tersebut terdapat inti struktur terkonsentrasi yang disebut sebagai E-Group. Dikelilingi oleh tempat tinggal domestik dan teras di lahan tinggi, lapangan bola, dan struktur bendungan.
"Dunia kuno penuh dengan contoh kota yang benar-benar berbeda dari kota-kota yang kita miliki saat ini," jelas pemimpin penelitian, Luke Auld-Thomas.
- Arkeolog Temukan Kota yang Tenggelam di Sungai Nil Berusia 2.500 Tahun, Punya Peran Penting Zaman Mesir Kuno
- Arkeolog Temukan Makam Raja Berusia 5.000 Tahun di Reruntuhan Kota Kuno, Berisi Rahang Babi Sampai Batu Giok
- Arkeolog Temukan Perkampungan Berusia 3.500 Tahun, Berisi Benteng Yunani Kuno
- Arkeolog Temukan Bangunan Misterius di Bawah Lapangan Bola, Dibangun 1.800 Tahun Lalu dengan Tembok Dicat
"Ada kota-kota yang memiliki lahan pertanian yang luas dan sangat padat; ada kota-kota yang sangat egaliter dan sangat tidak setara," pungkasnya.
Menurut penelitian, tata letak arsitektur Valeriana menunjukkan bahwa beberapa kota dibangun sebelum tahun 150 M. Kota ini berkembang selama era Klasik, yang kira-kira berlangsung pada tahun 250–900 M dan merupakan zaman keemasan Kekaisaran Maya, seperti dilaporkan Arkeonews.