Peneliti Temukan Fosil Ikan Berusia 360 Juta Tahun, Pernah Jadi Pemangsa Nenek Moyang Manusia
Ikan purba ini memiliki panjang sampai 2 meter dan mirip buaya modern.
Peneliti Afrika Selatan baru-baru ini menemukan fosil berumur 360 juta tahun milik spesies ikan yang sebelumnya tidak diketahui. Para peneliti mengungkapkan dalam temuannya di jurnal PLOS One, ikan purba ini merupakan predator rakus yang kemungkinan besar memangsa nenek moyang manusia.
Pada 1995, para peneliti menemukan tanda-tanda pertama keberadaan ikan purba. Mereka menemukan fosil sisik di Waterloo Farm di Afrika Selatan, dekat kota bernama Makhanda (sebelumnya dikenal sebagai Grahamstown).
-
Apa yang ditemukan para ahli paleontologi di Afrika Selatan? Para ahli paleontologi menemukan fosil bintang laut brittle atau biasa dikenal bintang rapuh, dari era Devonian di 'unit atas' Formasi Baviaanskloof di Afrika Selatan.
-
Di mana fosil-fosil ikan laut dalam ditemukan? Andrea Baucon, seorang peneliti di Universitas Genova (Italia) yang memimpin studi ini berhasil menemukan fosil-fosil ikan laut dalam di daerah NW Apennines, dekat Piacenza, Modena, dan Livorno (Italia).
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Afrika Selatan? Arkeolog menemukan patung ikan pari yang terbuat dari pasir berusia 130.000 tahun.
-
Di mana fosil hewan laut purba ini ditemukan? Penemuan ini bermula ketika pada 1983, anggota Royal Ontario Museum menjelajahi Canadian Rockies dan menemukan lapangan fosil yang sangat luas di Taman Nasional Yoho, menurut studi yang diterbitkan pada 21 Juni dalam Journal of Systematic Palaeontology.
-
Apa yang ditemukan oleh para ahli paleontologi? Para ahli paleontologi menemukan spesies cumi-cumi vampir yang sebelumnya tidak diketahui.
-
Bagaimana fosil-fosil ikan laut dalam ini memberikan bukti tentang kehidupan mereka di masa lalu? Fosil yang baru ditemukan ini langka dan tidak biasa. Mereka terdiri dari penggalian berbentuk mangkuk yang dihasilkan oleh ikan purba dalam mencari makanan, serta jejak berkelok-kelok yang dihasilkan oleh ekor ikan yang berenang, menggores lantai dasar laut yang berlumpur.
Namun kini para peneliti telah merekonstruksi kerangka spesies tristichopterid raksasa yang sebelumnya tidak diketahui tersebut. Ini adalah sejenis ikan bertulang purba, seperti dikutip dari Greek Reporter, Rabu (11/12).
Ahli paleontologi dan peneliti di Museum Albany dan Universitas Rhodes di Afrika Selatan, Robert Gess, menjelaskan kepada Live Science, diperlukan proses yang panjang untuk menentukan asal usul sisik yang ditemukan pada tahun 1995 tersebut.
Ikan ini panjangnya mencapai 2,7 meter dan diidentifikasi sebagai ikan bertulang terbesar dari periode Devonian Akhir. Makhluk predator ini diberi nama Hyneria udlezinye oleh para peneliti setelah ditemukan di wilayah Afrika Selatan tempat IsiXhosa digunakan.
IsiXhosa adalah bahasa Pribumi yang banyak digunakan di wilayah tersebut, yangb berarti “orang yang memangsa makhluk lain”. Nama ini mencerminkan reputasinya yang menakutkan sebagai pemburu dan pemangsa.
Buaya Modern
Penulis studi lainnya, Per Ahlberg mengatakan ikan ini mirip buaya modern, tapi memiliki muka yang lebih pendek.
- Ilmuwan Temukan Fosil Buaya Purba Pemakan Ikan di Gurun Tandus, Umurnya 12 Juta Tahun
- Peneliti Temukan Puluhan Fosil Tapak Kaki Berusia 1,5 Juta Tahun, Ternyata Milik Dua Spesies Manusia Purba
- Pendaki Perempuan Ini Temukan Fosil Jejak Kaki Prasejarah Ketika Salju Mencair di Pegunungan, Umurnya 280 Juta Tahun
- Pemburu Temukan Fosil Gading Mamut Berusia 20.000 Tahun di Sungai, Panjangnya 2 Meter dan Beratnya Hampir 300 Kilogram
“Mulutnya berisi deretan gigi kecil, tapi juga sepasang taring besar yang mungkin bisa mencapai panjang 5 sentimeter (2 inci) pada individu terbesar,” ujarnya.
Per Ahlberg mengatakan, ikan raksasa ini kemungkinan besar memangsa tetrapoda, makhluk berkaki empat yang mungkin merupakan bagian dari kelompok nenek moyang manusia.
"Tristichopterids berevolusi menjadi monster yang, kemungkinan besar, memakan (nenek moyang kita)," pungkasnya.