Intip Uniknya Randai, Pertunjukan Teater Tradisional Asal Minang Kaya Unsur Budaya
Salah satu budaya lokal Minangkabau yang memadukan seni tari, musikal, drama, dan beda diri ke dalam satu kesatuan yang harmonis.
Sumatra Barat memiliki beragam jenis tradisi dan budaya yang ikonik dan unik penuh dengan nilai sosial, budaya, dan spiritual yang mendalam. Sampai sekarang, beberapa jenis tradisi dan budaya Minang masih terus diwariskan dari generasi ke generasi.
Salah satu simbol kekayaan budaya Minang tertuang pada seni pertunjukan tradisional yang dikenal dengan nama Randai. Pertunjukan yang satu ini memadukan seni tari, musik, drama, dan bela diri yang membentuk gerakan harmonis.
-
Kapan Tradisi Mantu Kucing dimulai? Tradisi Mantu Kucing dilakukan oleh masyarakat di Dusun Njati, Pacitan, Jawa Timur sejak 1960-an.
-
Bagaimana cara melestarikan tari tradisional di Indonesia? Mendidik dan melatih generasi muda untuk mempelajari dan menguasai tari tradisional dari daerah asalnya. Hal ini dapat dilakukan melalui kurikulum sekolah, sanggar tari, komunitas tari, atau media daring.
-
Kapan Muhibah Budaya dalam rangkaian Banyuwangi Ethno Carnival digelar? Muhibah Budaya yang digelar Jumat malam (7/7/2023) tersebut menampilkan berbagai atraksi tari dari sejumlah daerah.
-
Apa yang dipelajari dari Tradisi Panah Kasumedangan? Belajar dari Tradisi Panah Kasumedangan, Olahraga Tradisional Khas Sumedang Sarat Makna Keunikan lain dari tradisi panahan ini adalah cara membidiknya yang tidak menggunakan mata, melainkan menggunakan hati. Kabupaten Sumedang memiliki julukan sebagai pusat budaya Sunda. Ini karena di kota kecil nan sejuk itu berbagai tradisi buhun atau lama lahir, salah satunya Panah Kasumedangan yang mengajarkan berbagai makna kehidupan.
-
Apa makna tradisi Sumando bagi masyarakat Tapanuli Tengah? Sumando dimaknai oleh masyarakat Tapanuli Tengah sebagai sebuah kesatuan, yakni pertambahan atau percampuran antara satu keluarga dengan keluarga lainnya yang diikat dengan tali pernikahan, menurut Islam dan disahkan dengan upacara pernikahan yang sah khas masyarakat pesisir.
-
Kapan tari tradisional mulai berkembang? Jenis tari tradisional telah berkembang dari masa ke masa yang telah melewati waktu cukup lama di suatu daerah, adat, atau etnik.
Dari segi sejarah, Randai memiliki periodik yang lumayan panjang. Konon tarian ini sempat dilakukan oleh masyarakat Pariangan, Tanah Datar ketika mereka berhasil menangkap seekor rusa yang keluar dari laut. Sama seperti kesenian lainnya, Randai memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri dalam setiap unsur pelaksanaannya.
Asal-usul Randai
Dirangkum dari berbagai sumber, Randai sudah berkembang sejak abad ke-19 yang terinspirasi dari bentuk pertunjukan silat, cerita rakyat, serta kegemaran orang Minang dalam bercerita atau disebut Bakaba. Dari konteks sosial, Randai ini menjadi media untuk menyampaikan kisah yang berisikan pelajaran hidup.
Cerita Randai umumnya diadaptasi dari kenyataan hidup yang dekat dengan masyarakat. Versi lainnya, Randai berkembang dari perguruan silat di Pesisir Padang, dalam perkembangannya Randai mulai berubah menjadi hiburan yang kemudian menyatu menjadi salah satu budaya Minang.
Tidak diketahui pasti terkait etimologi dari Randai. Tapi ada beberapa versi yang menyebut jika Randai diambil dari kata “Handai” yang berarti santai dalam bahasa Indonesia. Ada juga yang mengatakan bahwa Randai diambil dari bahasa Arab yaitu “Rayan-li-dai” yang tak jauh-jauh dari pendakwah.
Pertunjukan yang Unik
Randai ini dimainkan dengan cara yang cukup unik. Mereka membentuk sebuah kelompok lalu membuat bentuk lingkaran. Kemudian langkahkan kaki secara perlahan sambil menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian secara bergantian.
- Uniknya Wayang Ringkang Khas Pasundan, Pertunjukannya Mirip Teater Kolosal
- Mengenal Mendu, Teater Rakyat Melayu yang Identik dengan Acara Hajatan
- Kisah Hidup Adjim Arijadi, Nyebur di Dunia Kesenian hingga Dinobatkan jadi Bapak Teater Modern Kalsel
- Melihat Uniknya Buleng Khas Jakarta, Tradisi Campuran Budaya Betawi, Sunda dan Jawa
Para pemain Randai, yang biasanya terdiri dari laki-laki, bergerak secara terkoordinasi dalam formasi lingkaran, sambil memukul celana panjang mereka, yang disebut sarawa galembong, untuk menciptakan suara ritmis. Musik-musik ini berfungsi sebagai pengiring tetapi juga bagian penting narasi.
Keunikan lainnya adalah durasi pertunjukan yang cukup panjang mulai dari 1 sampai 5 jam dan bahkan bisa lebih. Kemudian musik pengiring dalam pertunjukan Randai diiringi dengan alat musik tradisional seperti talempong, saluang, dan gendang.
Unsur Teatrikal yang Kental
Setiap pertunjukan Randai biasanya mengangkat cerita rakyat atau legenda. Mengutip situs jadesta.kemenparekraf.go.id, perwatakan tokoh dalam Randai ini tidak diungkapkan dalam bentuk kostum atau apapun, melainkan dari gurindam atau dendangan mereka.
Pertunjukan Randai dipimpin oleh satu orang yang disebut Panggoreh. Ia turut ikut bergerak dan memiliki tugas untuk meneriakkan yang khas, seperti hep tah tih, tujuannya untuk menentukan cepat atau lambat tempo.
Para pemain Randai yang biasanya terdiri dari laki-laki, bergerak secara terkoordinasi dalam formasi lingkaran, sambil memukul celana panjang mereka yang disebut sarawa galembong, untuk menciptakan suara ritmis.
Dialog dalam randai dilakukan dalam bahasa minang, biasanya memakai prosa dan lirik dalam pantun yang biasanya mengandung kiasan. Kesenian randai tidak kalah hebat dan mengagumkan dari tarian lainnya yang ada di Indonesia. Tak heran jika Randai sampai sekarang menjadi salah satu tradisi hiburan di ranah Minang yang diwariskan secara turun-temurun.