Ilmuwan Yakin Meniru Cara Kerja Tong Setan Bantu Astronot Jaga Kebugaran saat di Bulan
Ilmuwan sudah melakukan uji coba dan hasilnya mampu menjaga kebugaran astronot.
Ilmuwan sudah melakukan uji coba dan hasilnya mampu menjaga kebugaran astronot.
Ilmuwan Yakin Meniru Cara Kerja Tong Setan Bantu Astronot Jaga Kebugaran saat di Bulan
-
Siapa astronot yang hampir terjatuh di Bulan? Seperti yang hampir terjadi pada astronot Charlie Duke yang pergi ke Bulan pada tahun 1972 dalam misi Apollo 16.
-
Apa yang membuat astronot bisa terjatuh di Bulan? Menit-menit terakhir di Bulan digunakannya untuk sedikit bermain-main, tetapi karena distribusi dari pakaian luar angkasanya yang berat, akhirnya dia jatuh dengan keras setelah melompat.
-
Mengapa gua di Bulan penting bagi para astronot? Menurut tim peneliti, lubang atau gua ini bisa menjadi tempat berlindung alami bagi para astronot, melindungi mereka dari pancaran sinar kosmik dan radiasi matahari juga dari hantaman mikrometeorit.
-
Kenapa astronot sulit berjalan di Bulan? Gravitasi yang rendah menyebabkan para astronot lebih mudah terjatuh dan kehilangan keseimbangan di Bulan. Selain itu, baju luar angkasa yang berat juga tidak mempermudah pekerjaan para astronot.
-
Kenapa astronot Apollo membuang kantong kotoran di Bulan? Pesawat luar angkasa seperti Apollo tidak dilengkapi dengan toilet yang memadai. Sebagai akibatnya, para astronot terpaksa menggunakan kantong khusus untuk buang air besar dan kecil. Di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), astronot dapat membuang kotoran mereka ke Bumi dan membiarkannya terbakar di atmosfer. Namun, astronot Apollo tidak memiliki opsi tersebut dan harus menyimpan kantong kotoran di dalam pesawat. Mereka akhirnya membuang kantong-kantong tersebut di permukaan Bulan.
-
Kenapa kepulangan astronot tertunda? Serangkaian masalah dengan pesawat luar angkasa Boeing CST-100 Starliner menunda kepulangan dua astronot dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Kebugaran tubuh di luar angkasa merupakan salah satu hal paling penting sekaligus hal yang sulit untuk dijaga bagi astronot.
Sebuah tim peneliti telah menemukan sebuah cara baru untuk mengatasi sulitnya menjaga kebugaran di luar angkasa, yaitu dengan berolahraga pada “tong setan”.
Melansir Indy100 dan The Guardian, Rabu (8/5), astronot yang berada di Bulan memiliki risiko tinggi untuk mengalami masalah otot karena mereka membawa berat badan yang 83 persen lebih ringan daripada berat badan mereka di Bumi.
Dengan bekerja dan berolahraga tanpa gravitasi normal, astronot akan kehilangan massa tulang dan otot serta kontrol sistem saraf yang diperlukan untuk melakukan gerakan yang terkoordinasi.
Oleh karena itu, “pendekondisian”, yaitu adaptasi terhadap lingkungan yang lebih tidak menantang, menjadi perlu dilakukan.
- Ini Sosok Astronot Kulit Hitam Pertama yang ke Luar Angkasa, Usianya 90 Tahun
- 5 Hal Ini Masih Misterius di Alam Semesta, Ilmuwan Angkat Tangan Tak Bisa Menjawab
- Hampir Semua Astronot Mengalami Sakit Kepala saat di Luar Angkasa, Ini Penyebabnya
- Matahari Terbit dan Terbenam 16 Kali Setiap Hari, Ini Cara Astronot Tidur di Luar Angkasa
Tong Setan
Melihat masalah tersebut, para ahli dari Universitas Milan menciptakan sebuah solusi baru yang bisa diterapkan oleh para astronot.
Mereka menyarankan astronot untuk berolahraga lari. Akan tetapi, lari yang dianjurkan bukanlah lari biasa, melainkan lari selama beberapa kali dalam sehari mengelilingi “Tong Setan Bulan”.
Tim peneliti menggunakan tong setan—tabung kayu raksasa yang digunakan oleh pemain akrobat dengan menggunakan sepada motor yang bisa ditemui di pasar malam—yang disewa, sebuah derek telekospik setinggi 36 meter, dan beberapa tali terjun lenting/bungee, untuk melakukan simulasi lari di Bulan.
Dua peneliti berlari mengitari tong setan selebar 10 meter sambil terikat tali lenting yang digantung di derek.
Pengaturan tersebut meniru gravitasi di Bulan yang menghilangkan 83% berat badan dari para peneliti yang berlari.
Gravitasi Bulan juga menyebabkan orang biasa, tanpa menggunakan sepeda motor, bisa mengelilingi tong setan tanpa terjatuh.
Hasilnya, uji coba tersebut menunjukkan bahwa manusia bisa berlari dengan cukup cepat di Bulan. Dengan berlari selama beberapa menit di awal dan akhir hari, para astronot bisa menghasilkan kekuatan lateral yang cukup untuk melawan penyusutan tulang dan otot serta mempertahankan kontrol saraf.
“Saya kagum karena belum ada orang yang mempunyai ide ini sebelumnya,” ujar Alberto Minetti, profesor fisiologi dari Universitas Milan, yang menjalankan studi ini.
“Secara teori, tidak akan ada listrik tambahan, tidak ada ruang lebih, dan hal tersebut tidak akan terlalu mengganggu dengan pekerjaan dan aktivitas lain dari para astronot,” jelasnya.