Keyakinan Stephen Hawking Mengenai Tuhan Akhirnya Terkuak
Hawking banyak ditanyai mengenai pandangannya mengenai keberadaan Tuhan dan kepercayaan yang ia anut.
Hawking banyak ditanyai mengenai pandangannya mengenai keberadaan Tuhan dan kepercayaan yang ia anut.
Keyakinan Stephen Hawking Mengenai Tuhan Akhirnya Terkuak
Stephen Hawking merupakan salah satu ilmuwan fisika yang paling terkenal di seluruh dunia.
Ia dikenal dengan berbagai penemuannya mengenai lubang hitam, seperti bahwa lubang hitam memancarkan energi yang akhirnya dinamakan sebagai radiasi Hawking.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Mengapa Stupa Sumberawan penting? Stupa melambangkan nirbana (kebebasan) yang merupakan dasar utama dari seluruh rasa dharma yang diajarkan Guru Agung Buddha Gautama. Nirbana juga menjadi tujuan setiap umat Buddha.
-
Kapan Patung Shigir ditemukan? Patung Shigir ditemukan pada Januari 1890 di wilayah Sverdlovsk, di pinggiran barat Siberia, Rusia.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Di mana Ki Ageng Tirta tinggal? Tempat tinggal Ki Ageng Tirta di Desa Kanoman, Grobogan sendiri sebuah wilayah yang tidak pernah mengalami kekeringan di musim kemarau.
Sebagai seseorang yang sangat lekat dengan ilmu pengetahuan, semasa hidupnya, Hawking banyak ditanyai mengenai pandangannya mengenai keberadaan Tuhan dan kepercayaan yang ia anut.
Mengutip Indy100 dan Majalah Time, Kamis (30/5), Hawking menyatakan bahwa dirinya merupakan seorang ateis, yaitu seseorang yang tidak percaya akan keberadaan Tuhan.
“Sebelum kita memahami ilmu pengetahuan/sains, wajar untuk percaya bahwa Tuhan menciptakan alam semesta. Akan tetapi, sekarang ilmu pengetahuan menawarkan penjelasan yang lebih menyakinkan,”
Hawking kepada surat kabar El Mundo.
Dalam salah satu bukunya yang terkenal, A Brief History of Time, Hawking menulis bahwa jika para fisikawan bisa menemukan “teori segala sesuatu”, yaitu penjelasan yang padu mengenai bagaimana alam semesta bekerja, mereka akan bisa melihat secara sekilas “pikiran Tuhan”.
“Yang saya maksud dengan ‘kita akan mengetahui pikiran Tuhan’ adalah bahwa kita akan mengetahui semua yang akan diketahui Tuhan, jika memang ada Tuhan, padahal tidak ada. Saya adalah seorang ateis,” jelas Hawking.
Hawking telah didiagnosis dengan kondisi neurodegeneratif yang tidak dapat disembuhkan, yaitu sklerosis lateral amiotrofik (ALS), pada usia ke-21. Seiring berjalannya waktu, Hawking menjadi lumpuh dan kehilangan kemampuan berbicaranya.
“Selama berabad-abad, diyakini bahwa orang-orang penyandang disabilitas seperti saya hidup di bawah kutukan yang ditimpakan oleh Tuhan,” tulis Hawking dalam bukunya, The Theory of Everything: The Origin and Fate of the Universe.
Hawking mengatakan bahwa jika orang percaya pada sains, mereka “akan percaya bahwa ada hukum-hukum tertentu yang selalu dipatuhi.”
Ia menambahkan bawah hukum-hukum tersebut bisa saja merupakan karya Tuhan. Meskipun begitu, hal-hal itu “lebih merupakan definisi dari Tuhan daripada bukti keberadaan-Nya.”
Hawking juga tidak percaya bahwa ada kehidupan setelah kematian. Ia mengumpamakan otak sebagai komputer yang akan berhenti bekerja ketika komponen-komponennya rusak.
“Tidak ada surga atau akhirat untuk komputer yang rusak; itu adalah cerita dongeng untuk orang-orang yang takut akan kegelapan,” ucap Hawking kepada The Guardian.
Stephen Hawking meninggal pada 14 Maret 2018 di Cambridge, Inggris.
- Ada Kucing Satu Kepala Dua Wajah, Bisa Hidup 15 Tahun, Begini Wujudnya
- Matahari Terbit dan Terbenam 16 Kali Setiap Hari, Ini Cara Astronot Tidur di Luar Angkasa
- Sebelum Meninggal, Stephen Hawking Beri Peringatan Keras Fenomena ini ke Umat Manusia
- Ilmuwan Ini Bandingkan Kecerdasan Albert Einsten dan Stephen Hawking, Begini Katanya