Lempengan Tektonik Kuno Berusia 120 Juta Tahun Ditemukan di Kalimantan
Ahli geologi menemukan lempeng tektonik Pontus berusia 120 juta tahun di Kalimantan, membuka misteri sejarah Bumi yang hilang.
Sisa-sisa kuno bagian bumi yang telah lama hilang ditemukan di Kalimantan. Penemuan lempeng Bumi yang diyakini berusia 120 juta tahun.
Mengutip Indy100, Senin (23/9), harus diakui penemuan baru tentang planet ini terus dilakukan oleh para ahli, mulai dari penemuan benua yang telah hilang selama ratusan tahun hingga penemuan lautan luas yang tersembunyi di bawah kerak bumi. Lempeng tektonik yang ditemukan di Kalimantan itu dinamakan Pontus.
-
Mengapa arkeolog mengambil sampel tanah di kuburan kuno? Selama penggalian, arkeolog juga mengambil sampel tanah untuk dikirim dan dianalisis lebih lanjut untuk mendapatkan data tentang lingkungan dan flora, selain analisis antropologi tulang-tulang.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di kota kuno Perperikon? Arkeolog menemukan dua altar di kota kuno Perperikon di Thracia, Bulgaria. Altar ini digunakan untuk pembuatan anggur suci dan yang lainnya untuk penumbalan hewan.
-
Mengapa arkeolog heran dengan penemuan kota kuno ini? Meskipun kota ini berasal dari masa lampau, penemuan mengagumkan ini menunjukkan apa yang dapat diraih oleh pencapaian luar biasa dari semangat manusia.
-
Bagaimana para arkeolog mengetahui asal manik-manik di makam kuno? Arkeolog Moisés Valadez Moreno dari Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko (INAH) mengungkapkan bahwa sebagian besar manik-manik ini berasal dari 186 mil (300 kilometer), arah timur menuju Teluk Meksiko.
-
Apa yang ditemukan oleh para ahli geologi di Bulan? Ahli geologi menemukan batuan granit dengan ukuran besar di Bulan.
-
Bagaimana para arkeolog memetakan kota kuno tersebut? Dengan waktu yang terbatas karena ketinggian air Sungai Tigris terus meningkat, para peneliti berhasil dengan cepat memetakan kota tersebut.
Prediksi keberadaan kerak Bumi ini muncul ketika Suzanna van de Lagemaat, ahli geologi lulusan Universitas Utrecht di Belanda, dan supervisornya, Douwe van Hinsbergen, menganalisis data geologi dari pegunungan di kawasan Asia-Pasifik.
Mereka mendapati bahwa formasi batuan di Kalimantan Utara menunjukkan tanda-tanda jelas dari lempeng Pontus. Pontus, yang sebelumnya berada di bawah lautan luas yang memisahkan Eurasia dan Australia, diyakini telah ditelan oleh lempeng-lempeng lain seiring pergerakan benua.
Van de Lagemaat menggunakan data ini untuk merekonstruksi gerakan lempeng tektonik sejak zaman dinosaurus hingga hari ini.
“Kami pikir kami sedang berhadapan dengan peninggalan lempeng yang hilang yang sudah kami ketahui. Tetapi penelitian laboratorium magnetik kami pada batuan tersebut menunjukkan bahwa temuan kami berasal dari jauh di utara, dan pasti merupakan sisa-sisa dari lempeng lain yang sebelumnya tidak diketahui,” jelas dia.
Para peneliti memperkirakan bahwa lempeng Pontus, yang merupakan bagian dari kerak bumi sebelum pecahnya benua super Pangaea, berukuran sekitar seperempat dari luas Samudra Pasifik, berdasarkan rekonstruksi 160 juta tahun yang lalu.Saat Pangaeo terpisah, diyakini lempeng tersebut ditelan oleh lempeng lain yang membawa negara-negara seperti Filipina dan Kalimantan ke lokasinya saat ini.
- Misteri 2.000 Tahun Terpecahkan, Arkeolog Temukan Prasasti Atlet Gulat di Kota Kuno
- Ilmuwan Takjub Seorang Prajurit Yunani Kuno Kuat Bertahan Hidup Meski Anak Panah Tertancap di Bagian Tubuhnya Selama Bertahun-Tahun
- Teknologi Ini Bantu Arkeolog Temukan Sebab Kematian Mumi Wanita Mesir Kuno yang Mulutnya Terbuka Mengerikan
- Temuan Batu Kuno Ungkap Nenek Moyang Kita Sudah Mengarungi Lautan Jauh Lebih Lama dari Dugaan Sebelumnya
Penelitian Van de Lagemaat berfokus pada wilayah kompleks aktivitas lempeng tektonik yang dikenal sebagai Wilayah Persimpangan. Membentang antara Jepang, Kalimantan, Filipina, Papua Nugini, dan hingga ke Selandia Baru.Melalui penelitiannya, ia dapat menggunakan data tersebut untuk membuat klip yang merekonstruksi pergerakan lempeng tektonik yang terjadi sejak zaman dinosaurus hingga saat ini.