Penglihatan Seekor Monyet Pulih Gara-gara Dimasukan Sel Manusia
Ilmuwan di Jepang berhasil menggunakan sel punca manusia untuk memperbaiki retina monyet.
Para ilmuwan telah berhasil menggunakan sel punca manusia untuk memperbaiki lubang di retina monyet. Langkah ini memulihkan penglihatan primata tersebut.
Dalam sebuah studi yang diterbitkan bulan ini di jurnal Stem Cell Reports, tim yang dipimpin oleh Michiko Mandai dari Kobe City Eye Hospital di Jepang berfokus pada perbaikan yang disebut lubang makula, kondisi mata yang sering dikaitkan dengan penuaan.
-
Kenapa manajemen suara manusia penting? Selain untuk orang yang bekerja dengan menggunakan kemampuan vokal atau berbicara, manajemen suara manusia juga penting untuk diterapkan semua orang. Ini tidak lain untuk menjaga kesehatan tenggorokan dengan baik, sehingga Anda bisa berkomunikasi dengan baik dan lancar.
-
Apa yang dilakukan terapi lintah? Penggunaan lintah untuk pengobatan penyumbatan vena telah ada sejak zaman kuno. Lintah dapat mengeluarkan darah dari area yang terkena penyumbatan, membantu memperbaiki sirkulasi dan mencegah pembekuan darah.
-
Apa jenis penyiksaan yang dialami rangka manusia tersebut? Para arkeolog menduga bahwa pria tersebut dipukuli secara brutal di atas roda hukuman dan kepalanya juga dicoba untuk dipenggal.
-
Bagaimana cara kerja terapi Leuhang? Cara kerjanya sama seperti sauna pada umumnya yang ada di salon, yakni memanfaatkan uap dari rebusan tanaman herbal. Dimana warga cukup duduk di ruangan yang disediakan selama 10 menit bahkan ada yang lebih, ini sebagai salah satu penyembuhan holistik
-
Kenapa KWT Mina Lestari membuat terapi Leuhang? Keunggulan dari KWT Mina Lestari adalah banyak memiliki tanaman obat. Berawal dari situ, kami memutuskan untuk membuat sauna terapi Leuhang karena bisa memanfaatkan tanaman herbal yang kami tanam
-
Siapa yang sering menemani Tukul saat terapi pemulihan? Anak-anaknya, terutama putra sulungnya, sering menemani Tukul saat menjalani terapi pemulihan.
Seiring bertambahnya usia, vitreous—cairan seperti gel yang mengisi bola mata manusia dan menjaga bentuknya—menyusut dari retina, yang kadang menyebabkan robekan pada makula. Makula merupakan bagian paling aktif dari mata yang bertanggung jawab atas penglihatan sentral dan pemrosesan cahaya.
Oleh karena itu, lubang makula menyebabkan penglihatan kabur dan memburuk seiring waktu. Perawatan saat ini, meskipun efektif dalam 90% kasus, memiliki kelemahan, yaitu hilangnya penglihatan periferal karena dokter harus memindahkan sel dari pinggiran retina untuk memperbaiki lubang makula.
Untuk mengatasi kelemahan ini, para peneliti tertarik menggunakan sel punca yang dapat memperkenalkan sel baru ke mata, bukan hanya mengandalkan sel yang sudah ada. Dalam penelitian ini, para ilmuwan menumbuhkan lembaran prekursor sel retina yang berasal dari embrio manusia. Sel tersebut kemudian ditransplantasikan ke retina sisi kanan monyet yang menderita lubang makula.
Mengutip Futurism, Kamis (17/10), enam bulan setelah transplantasi, monyet diuji kembali dan menunjukkan peningkatan penglihatan. Sebelum transplantasi, monyet hanya mampu memfokuskan pandangannya pada 1,5% titik pada serangkaian tes. Namun, setelah transplantasi, monyet tersebut mampu memfokuskan pandangannya pada 11 hingga 26% titik.
Walau begitu, ada dilema etis dalam penelitian ini: untuk memeriksa efektivitas pengobatan, para ilmuwan harus mengangkat mata monyet tersebut. Meski demikian, mereka menemukan bahwa retina telah tumbuh sel visual baru. Akan tetapi, mereka belum bisa memastikan apakah sel tersebut berasal dari sel punca yang diimplantasikan atau dari sel asli retina monyet.
- Ilmuwan Ciptakan Spageti Tertipis di Dunia Tapi Tak Bisa Dimakan, 200 Kali Lebih Tipis dari Rambut Manusia
- Ilmuwan 'Ciptakan' Seekor Tikus Menggunakan Genetik Purba Berusia Ratusan Juta Tahun, Begini Caranya
- Sebelum Dilantik Jadi Menteri, Potret Meutya Hafid Ziarah Kubur Ortu 'Tetap Sehat, Lancar Rezeki dan Pekerjaannya'
- Ilmuwan Sembuhkan Mata Seekor Monyet yang Buta dengan Sel dari Manusia
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui apakah pengobatan ini cocok untuk diterapkan pada manusia. Meskipun masih banyak pertanyaan yang belum terjawab, penelitian ini kembali menegaskan potensi terapi sel punca sebagai pengobatan masa depan untuk berbagai gangguan mata, termasuk penurunan penglihatan terkait usia.