Sekujur Badan Fosil 450 Juta Tahun Lalu ini Berlapis ‘Emas’
Makhluk ini menjalani gaya hidup yang sangat berbeda dari kerabatnya yang lebih purba pada Periode Kambrium.
Ahli paleontologi menemukan fosil bernama Lomankus edgecombei yang terawetkan dengan emas palsu, atau biasanya disebut pirit besi. Dalam penelitian yang diterbitkan pada jurnal Current Biology, makhluk ini telah hidup sekitar 450 juta tahun yang lalu.
Mahluk prasejarah ini masuk dalam kelompok yang disebut megacheiran, kelompok artropoda yang memiliki kaki besar juga termodifikasi di bagian depan tubuhnya yang digunakan untuk menangkap mangsa.
-
Di mana fosil bintang laut berusia 410 juta tahun ditemukan? Para ahli paleontologi menemukan fosil bintang laut brittle atau biasa dikenal bintang rapuh, dari era Devonian di 'unit atas' Formasi Baviaanskloof di Afrika Selatan.
-
Di mana fosil laba-laba berusia 300 juta tahun itu ditemukan? Beberapa tahun lalu, fosil arachnid yang tidak teridentifikasi ditemukan dari lapisan Strata Kapur Akhir (Moscovian) di Piesberg dekat Osnabrück, di Lower Saxony, Jerman.
-
Siapa yang menemukan fosil laba-laba berusia 300 juta tahun itu? Spesimen misterius ini kemudian diserahkan kepada ahli fosil arachnid, Dr. Jason Dunlop, dari Museum für Naturkunde di Berlin.
-
Bagaimana fosil laba-laba berusia 300 juta tahun itu dapat bertahan hingga saat ini? Meskipun usianya yang luar biasa tua, fosil laba-laba ini hampir sempurna sebagai spesimen yang hampir lengkap.
-
Bagaimana fosil dinosaurus hamil itu ditemukan? Sisa-sisa fosil Ichthyosaurus sepanjang hampir empat meter ditemukan oleh para arkeolog di Chile pada sebuah gletser yang meleleh.
-
Bagaimana fosil dinosaurus ini ditemukan? Fosil lebih mungkin muncul setelah hujan, karena air mengungkap material dengan menghilangkan sedimen yang menutupinya, dalam fenomena yang dikenal sebagai pelapukan.
Para ahli berpendapat bahwa teka-teki lama tentang bagaimana artropoda yang mengembangkan anggota badannya di kepala mereka terungkap. Anggota badan tersebut seperti antena serangga dan krustasea, serta capit dan taring laba-laba dan kalajengking.
Tim penelitian yang dipimpin oleh Professor Luke Parry dari Departemen Ilmu Bumi, Universitas Oxford, mengatakan, “Fosil-fosil ini tidak hanya memiliki warna emas yang indah dan mencolok, tetapi juga terawetkan dengan sangat menakjubkan. Mereka seolah bisa bangkit dan melarikan diri.”
Mengutip Independent, Selasa (5/11), Megacheiran seperti Lomankus ini sangat beragam selama Periode Kambrium (538-485 juta tahun lalu), tetapi sebagian besar dari mereka punah di Periode Ordovisium (485-443 juta tahun lalu).
Rambut lentur yang ada di bagian depan Lomankus menunjukkan bahwa hewan itu menggunakan bagian depannya untuk merasakan lingkungan, bukan menangkap mangsa.
Hal ini juga menunjukkan bahwa makhluk ini menjalani gaya hidup yang sangat berbeda dari kerabatnya yang lebih purba pada Periode Kambrium.
- Fosil Kera Terkecil Berusia Sekitar 11 Juta Tahun ditemukan, Beratnya Hanya 10 Kilogram
- Berkat Fosil Batang Kayu Berusia 30 Juta Tahun, Ilmuwan Temukan Hutan Purba Tersembunyi di Pulau Tanpa Pohon
- Arkeolog Temukan Fosil Badak Berbulu Berusia 32.400 Tahun Terkubur di Lapisan Es, di Punggungnya Ada Punuk
- Sedang Gali Saluran Pipa, Arkeolog Temukan Bejana Berusia 6.000 Tahun dari Gading Gajah
“Saat ini, terdapat lebih banyak spesies artropoda daripada kelompok hewan lainnya di Bumi. Salah satu kunci keberhasilannya adalah kepala mereka yang sangat beradaptasi dan bagian yang lainnya, yang juga telah beradaptasi dengan berbagai tantangan seperti pisau Swiss Army biologis,” kata Parry.
Menurut jurnal Current Biology, Lomankus tidak memiliki mata seperti yang lainnya, yang mengartikan bahwa ia mengandalkan apendiks frontalnya untuk merasakan dan mencari makanan di lingkungan gelap dan rendah oksigen.
Profesor Yu Liu dari Universitas Yunnan, juga mengatakan, “Fosil-fosil yang cantik ini memperlihatkan lempengan-lempengan yang sangat jelas di bagian bawah kepala, yang berhubungan dengan mulut dan diapit oleh pelengkap yang besar.”
Dengan ciri-ciri yang dijelaskan itu mirip dengan artropoda yang masih hidup, yang menunjukkan bahwa anggota tubuh bagian atasnya yang besar setara dengan antena serangga dan mulut laba-laba dan kalajengking, kata para peneliti.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia