10 September 1977 Guillotine Terakhir Digunakan, Ketahui Kisah Alat Hukuman Mati Asal Prancis Ini
Guillotine adalah instrumen pemenggalan kepala yang umum digunakan selama Revolusi Prancis.
Guillotine adalah instrumen pemenggalan kepala yang umum digunakan selama Revolusi Prancis.
10 September 1977 Guillotine Terakhir Digunakan, Ketahui Kisah Alat Hukuman Mati Asal Prancis Ini
Selama tahun 1700-an, eksekusi mati di Prancis merupakan acara publik di mana seluruh kota berkumpul untuk menontonnya. Metode eksekusi yang umum dilakukan terhadap penjahat rendahan adalah quartering, di mana anggota badan narapidana diikat pada empat ekor sapi, kemudian hewan-hewan tersebut digiring ke empat arah berbeda untuk mencabik-cabik orang tersebut.
Sementara itu, penjahat kelas atas bisa mendapatkan hukuman mati dengan cara yang tidak terlalu menyakitkan, yakni dengan digantung atau dipenggal kepalanya.
Guillotine adalah instrumen untuk menjatuhkan hukuman mati dengan cara pemenggalan kepala yang mulai umum digunakan di Prancis setelah tahun 1792 (selama Revolusi Prancis). Guillotine pertama kali diusulkan pada tahun 1789 oleh seorang dokter Prancis, yang menyarankan agar semua penjahat dieksekusi dengan “mesin yang memenggal kepala tanpa rasa sakit”.
Gullotine terus digunakan hingga tahun 1977, sebelum digunakan untuk terakhir kalinya pada acara eksekusi mati Hamida Djandoubi pada 10 September 1977. Seperti apa kisah awal mula alat ini? Berikut ulasannya.
-
Kapan pelat nomor pertama kali digunakan di Prancis? Salah satu negara Eropa ini menjadi pencetus pertama penggunaan pelat nomor di dunia pada tahun 1893.
-
Apa yang ditemukan di Prancis? Peneliti menemukan koleksi fosil laba-laba laut yang usianya mencapai 160 juta tahun.
-
Apa yang ditemukan di makam Prancis? Sebuah penelitian terhadap genom individu yang dikuburkan di makam kolektif berusia 4.500 tahun di Bréviandes-les-Pointes, dekat kota Troyes, Prancis, berhasil mengungkap hasil yang mengejutkan.
-
Kenapa orang Prancis menggiling tulang manusia? Pengepungan tersebut bertujuan membuat warga kota kelaparan agar mereka akhirnya menyerah. Kondisi ini kemudian memicu tindakan putus asa dari warga kota.
-
Kapan peti mati itu dibuat? Peti mati ini dibuat dengan satu batang kayu utuh. Di gua-gua yang tersebar di dataran tinggi Thailand barat laut, ditemukan kuburan misterius dari masa lampau.
-
Kapan Prancis mengembargo senjata Israel? Tahun 1968, Prancis mengembargo senjata yang dibeli Israel.
Mengenal Apa Itu Guillotine
Guillotine adalah alat yang dirancang untuk melaksanakan eksekusi mati dengan cara pemenggalan kepala secara efisien.
Perangkat ini terdiri dari bingkai tinggi dan tegak dengan bilah berbobot dan bersudut yang digantung di bagian atas. Terpidana diamankan dengan tiang penyangga di bagian bawah rangka, dengan posisi leher tepat di bawah mata pisau.
Bilahnya kemudian dilepaskan, dengan cepat dan kuat memenggal kepala korban dengan sekali tebasan; kepala nantinya akan jatuh ke dalam keranjang atau wadah yang diletakkan di bawahnya.
Rancangan guillotine dimaksudkan agar hukuman mati dapat dilakukan secara lebih cepat, tepat, dan tidak terlalu menyakitkan sesuai dengan ide-ide Pencerahan baru tentang hak asasi manusia saat itu.
Sebelum penggunaan guillotine, Prancis telah melakukan hukuman pemenggalan kepala secara manual dan berbagai metode eksekusi, banyak di antaranya lebih mengerikan dan membutuhkan tingkat ketelitian dan keterampilan yang tinggi agar dapat dilakukan dengan sukses.
Setelah diadopsi, metode pemenggalan kepala dengan guillotine tetap menjadi metode standar eksekusi peradilan di Prancis hingga penghapusan hukuman mati pada tahun 1981. Orang terakhir yang dieksekusi dengan menggunakan guillotine adalah pembunuh bernama Hamida Djandoubi pada 10 September 1977 di Marseilles, Prancis.
Sang Pengusul, Dokter Joseph Ignace Guillotin
Dokter Joseph Ignace Guillotin lahir di Saintes, Prancis pada tahun 1738 dan terpilih menjadi anggota Majelis Nasional Prancis pada tahun 1789.
Ia termasuk dalam gerakan reformasi politik kecil yang ingin menghapuskan hukuman mati sepenuhnya. Guillotin menganjurkan metode hukuman mati yang tidak menimbulkan rasa sakit dan privat yang setara untuk semua kelas, sebagai langkah sementara menuju pelarangan hukuman mati sepenuhnya.
Sebenarnya, penggunaan mesin pemenggal kepala di Eropa sudah lama dilakukan. Contoh awal dari prinsip ini dapat ditemukan dalam manuskrip High History of the Holy Grail, yang dibuat sekitar tahun 1210. Dalam jangka waktu itu, guillotine disebut louisette.
Baru pada tahun 1789-lah alat pemenggal kepala ini diberi nama Guillotine, menyadur nama dokter Joseph-Ignace Guilloti. Meskipun bukan penemu perangkat tersebut, nama Guillotin akhirnya menjadi eponim untuk perangkat tersebut.
Ahli bedah dan ahli fisiologi Prancis Antoine Louis, bersama dengan insinyur Jerman Tobias Schmidt pun membuat prototipe guillotine. Menurut memoar algojo Prancis Charles-Henri Sanson, Louis XVI adalah orang yang menyarankan penggunaan pisau lurus dan bersudut.
Sejarah Penggunaan Guillotine
Mengutip Britannica, alat pemenggal kepala sebenarnya telah digunakan di Jerman, Italia, Skotlandia, dan Persia untuk penjahat bangsawan.
Namun, perangkat seperti ini belum pernah diadopsi dalam skala institusional yang besar. Masyarakat Prancis kala itu menamai guillotine dengan nama Dokter Guillotin.
Tambahan 'e' di akhir kata "guillotine" dibubuhkan oleh seorang penyair Inggris tak dikenal yang menganggap guillotine lebih mudah untuk berima.
Dokter Guillotin bersama dengan insinyur Jerman dan pembuat harpsichord Tobias Schmidt, membangun prototipe mesin guillotine yang ideal. Schmidt menyarankan untuk menggunakan pisau diagonal daripada pisau bundar.
Leon Berger
Perbaikan yang tercatat pada mesin guillotine dilakukan pada tahun 1870 oleh asisten algojo dan tukang kayu Leon Berger.
Berger menambahkan sistem pegas, yang menghentikan mouton di dasar rumpun. Dia menambahkan perangkat pengunci/pemblokiran di lunette dan mekanisme pelepasan baru untuk bilahnya. Semua guillotine yang dibuat setelah tahun 1870 dibuat menurut konstruksi Leon Berger.
Revolusi Prancis dimulai pada tahun 1789, tahun penyerbuan Bastille yang terkenal. Pada tanggal 14 Juli tahun yang sama, Raja Louis XVI dari Prancis diusir dari tahta Prancis dan dikirim ke pengasingan. Majelis sipil yang baru menulis ulang hukum pidana dengan mengatakan, "Setiap orang yang dijatuhi hukuman mati harus dipenggal kepalanya." Semua golongan masyarakat kini dieksekusi secara setara.
Proses eksekusi dengan Guillotine pertama terjadi pada tanggal 25 April 1792, ketika Nicolas Jacques Pelletie dipenggal di Place de Grève di Tepi Kanan. Ironisnya, Louis XVI dipenggal kepalanya sendiri pada tanggal 21 Januari 1793. Ribuan orang pun berlanjut dipenggal di depan umum selama Revolusi Prancis. berlangsung.
Dalam upaya ilmiah untuk menentukan apakah masih ada kesadaran setelah pemenggalan kepala dengan guillotine, tiga dokter Prancis menghadiri eksekusi Monsieur Theotime Prunier pada tahun 1879, setelah memperoleh persetujuan sebelumnya untuk menjadi subjek eksperimen mereka.
Segera setelah pedang itu menimpa orang yang dihukum, ketiganya mengambil kepalanya dan berusaha untuk mendapatkan beberapa tanda respons dengan berteriak di depan wajahnya, menusukkan peniti, mengoleskan amonia di bawah hidungnya, perak nitrat, dan nyala lilin ke bola matanya.
Sebagai tanggapan, mereka hanya dapat mencatat bahwa wajah M Prunier "memiliki ekspresi keheranan" setelah dieksekusi dengan guillotine.
Pada tanggal 10 September 1977, eksekusi terakhir dengan menggunakan guillotine terjadi di Marseilles, Prancis, ketika pembunuh Hamida Djandoubi dipenggal. kepalanya. Eksekusi itu menjadi akhir dari penggunaan guillotine, sebab Prancis telah menghapuskan metode ini dari hukumnya.
Beberapa fakta tentang guillotine yang menarik diketahui antara lain:
- Berat total guillotine adalah sekitar 1278 lbs.
- Bilah logam guillotine memiliki berat sekitar 88,2 lbs.
- Ketinggian tiang guillotine rata-rata sekitar 14 kaki.
- Bilah yang jatuh memiliki kecepatan sekitar 21 kaki/detik.
- Pemenggalan kepala sebenarnya membutuhkan waktu 2/100 detik.
- Waktu bagi pisau guillotine untuk jatuh hingga berhenti membutuhkan waktu 70 detik.