Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sejarah Cilacap yang terpendam dalam makam

Sejarah Cilacap yang terpendam dalam makam Pemakaman Kerkhof Tjilatjap. ©2017 Merdeka.com/Abdul Aziz Rasjid

Merdeka.com - Angka-angka tahun yang tertera di dinding Benteng Pendem Kabupaten Cilacap, melontarkan Karsiyah pada rasa penasaran tentang sejarah Cilacap di masa kolonial. Tak pernah ia sangka, informasi yang ia gali lewat sejumlah buku, justru mengantarkannya ke pemakaman Kerkhof Tjilatjap.

Di pemakaman itu, di Jalan Karang sebelah selatan kelurahan Cilacap, kurang lebih terdapat 109 makam yang tak bisa dikatakan terawat betul. JWF Scott, si pengawas pembangunan Benteng Pendem adalah salah satu serdadu Belanda yang terbaring di dalamnya sejak 24 Juni 1870. Karena satu makam itu, rasa ingin tahu Karsiyah makin menjadi, ia ingin mendalami identitas masing-masing warga Belanda yang dimakamkan di areal pemakaman tersebut.

"Saya merasa dengan mengetahui dan meneliti lebih jauh, saya bisa melengkapi serpihan sejarah yang hilang di Cilacap. Menurut saya, epitaph (tulisan pada nisan) merupakan jejak eksistensi seseorang, yang bisa menggambarkan bagaimana situasi Cilacap di masa kolonial," ujar Karsiyah yang merupakan lulusan Fakultas Peternakan Unsoed ini.

Pengusul revitalisasi Kerkhof Cilacap itu lalu membangun jaringan dengan beberapa orang Belanda untuk mengetahui latar belakang identitas yang tertera di tiap epitaph. Pada tahun 2004-2014, informasi ia kumpulkan dari berbagai pihak dan kerabat yang berkaitan dengan keturunan komunitas Eropa yang dimakamkan di Kerkhof Cilacap. Dari informasi yang ia himpun, salah satunya ia lantas mengetahui wabah malaria pernah menjadi momok di Cilacap sampai-sampai seorang dokter bedah asal Denmark, Oscar Kuhr, meninggal di tahun 1886.

"Pemakaman ini mendokumentasikan sejarah panjang Kabupaten Cilacap. Salah satunya terkait kisah ganasnya malaria terbesar di Jawa Tengah yang menewaskan puluhan orang-orang asing di masa silam. Sedang terkait prasasti nisan yang masih ada, tertera makam tertua atas nama Therese Von Lutzow tahun 1852 dan terakhir Egbert De Jong tahun 1952," ujarnya hafal di luar kepala.

Karsiyah pada merdeka.com, menunjukkan makam-makam yang telah ditelitinya hampir 15 tahun. Ia menenteng map merah berisi kliping-kliping koran dari Belanda, identitas dan denah pemakaman. Ia bercerita, sangat bersyukur ketika ada upaya menjadikan kerkhof dan bangunan-bangunan tua di Cilacap lainnya sebagai cagar budaya.

"Saya kira, baik kerkhof atau bangunan peningalan kolonial lainnya tak hanya berkaitan dengan nilai sejarah. Tapi juga bisa menjadi media diplomasi antar negara. Hal ini juga penting bagi kita untuk melawan lupa. karena tanpa pelestarian maka sama saja kita membiarkan beberapa rangkaian sejarah hilang," ujarnya.

Kesabaran Karsiyah mengumpulkan serpihan-serpihan sejarah Cilacap itulah yang kini diupayakan oleh keikutsertaan Pemerintah Kabupaten Cilacap. Dari informasi-informasi yang dihimpun Karsiyah, Pemkab Cilacap mulai bergerak untuk melakukan revitalisasi kawasan Pemakaman Kerkhof Tjilatjap. Rencananya kawasan ini akan dipugar, diperindah dengan dilengkapi diorama sejarah kolonial di Cilacap. Tujuan besarnya agar dapat menjadi salah satu magnet pelestarian pusaka (heritage) sebagai strategi utama pengembangan kota.

Tindakan Karsiyah menunjukkan bahwa posisi sejarah sejatinya begitu penting, meski sering disepelekan dalam zaman yang lebih mengutamakan pembangunan-pembangunan lahan ekonomi. Kerja Karsiyah mengingatkan kita, bahwa yang lampau tetaplah bagian penting dari proses yang berlangsung sampai waktu kini.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Intip Kompleks Makam Belanda di Majalengka Peninggalan Tahun 1830, Megah Tertulis Pesan Kematian Berbahasa Latin
Intip Kompleks Makam Belanda di Majalengka Peninggalan Tahun 1830, Megah Tertulis Pesan Kematian Berbahasa Latin

Pesan kematian itu sebagai pengingat kepada siapapun yang datang mengunjungi kerkhof Cicurug

Baca Selengkapnya
Terdapat Makam Pejabat Penting Era Hindu-Buddha, Begini Kisah Makam Ledek di Kota Salatiga
Terdapat Makam Pejabat Penting Era Hindu-Buddha, Begini Kisah Makam Ledek di Kota Salatiga

Tak banyak orang yang tahu keberadaan makam tua itu.

Baca Selengkapnya
Jejak Makam Mewah Bersejarah di Blitar, Banyak Batu Marmer Hilang Kini Lokasinya Jadi Sawah
Jejak Makam Mewah Bersejarah di Blitar, Banyak Batu Marmer Hilang Kini Lokasinya Jadi Sawah

Makam di Wlingi Kabupaten Blitar ini dulunya adalah kompleks makam mewah. Kini lokasinya dijadikan areal persawahan.

Baca Selengkapnya
Kerkhof Peucut, Bukti Nyata Ketangguhan Rakyat Aceh Melawan Kolonialisme
Kerkhof Peucut, Bukti Nyata Ketangguhan Rakyat Aceh Melawan Kolonialisme

Kompleks makam yang disebut dengan Kerkhof Peucut ini menjadi daya tarik wisata yang ada di Provinsi Aceh.

Baca Selengkapnya
Cerita Unik dari Makam Para Tokoh Pribumi di Bergota Semarang, Ada Batu Misterius Bertuliskan Huruf Tionghoa
Cerita Unik dari Makam Para Tokoh Pribumi di Bergota Semarang, Ada Batu Misterius Bertuliskan Huruf Tionghoa

Tak hanya sebagai pemakaman umum, di makam Bergota Semarang terdapat beberapa makam tokoh pribumi penting pada masanya.

Baca Selengkapnya
Pilunya Wabah Malaria di Cirebon, Terjadi Selama 27 Tahun dan Sebabkan 2.000 Orang Meninggal
Pilunya Wabah Malaria di Cirebon, Terjadi Selama 27 Tahun dan Sebabkan 2.000 Orang Meninggal

Warga Eropa dan pribumi banyak yang menjadi korban keganasan nyamuk malaria.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Makam Ereveld Candi di Semarang, Ribuan Prajurit Korban Perang Dunia II Dimakamkan di Sini
Mengunjungi Makam Ereveld Candi di Semarang, Ribuan Prajurit Korban Perang Dunia II Dimakamkan di Sini

Di sana dimakamkan para pejuang KNIL yang tewas selama Perang Dunia II

Baca Selengkapnya
Melihat Kompleks Makam Inggris Jitra Bengkulu, Dikabarkan Ada Sejak Tahun 1714
Melihat Kompleks Makam Inggris Jitra Bengkulu, Dikabarkan Ada Sejak Tahun 1714

Kompleks pemakaman yang tak jauh dari benteng Marlborough peninggalan jajahan Inggris ini konon menjadi tempat istirahat terakhir buah hatinya Raffles.

Baca Selengkapnya
Menelusuri Kota Mati “Alas Roban”, Saksi Bisu Kejayaan Industri Era Hindia Belanda
Menelusuri Kota Mati “Alas Roban”, Saksi Bisu Kejayaan Industri Era Hindia Belanda

Setiap tahunnya, warga harus memberi tumbal kepala kerbau ke tempat itu

Baca Selengkapnya
Potret Kampung Puncak Manik Sumedang yang Dulu Dibakar DI/TII, Kini Tersisa 10 Bangunan
Potret Kampung Puncak Manik Sumedang yang Dulu Dibakar DI/TII, Kini Tersisa 10 Bangunan

Di balik keasriannya, ada cerita kelam ketika puluhan rumah dibakar paksa oleh pemberontak. Dari 80 rumah yang ditinggali warga, kini tersisa hanya 10 bangunan.

Baca Selengkapnya
Menelusuri Jejak Peninggalan Belanda di Kampung Recosari Boyolali, Ini Potretnya
Menelusuri Jejak Peninggalan Belanda di Kampung Recosari Boyolali, Ini Potretnya

Saat ini jejak keberadaan makam Belanda di Kampung Recosari hampir hilang tak bersisa

Baca Selengkapnya
Menguak Misteri Kampung Gantungan Sirah di Kebumen, Dulu Diduga Jadi Tempat Eksekusi Mati
Menguak Misteri Kampung Gantungan Sirah di Kebumen, Dulu Diduga Jadi Tempat Eksekusi Mati

Saat masa penjajahan Belanda, lokasi kampung itu digunakan sebagai tempat para tentara Belanda melakukan kekerasan terhadap warga pribumi.

Baca Selengkapnya