Arkeolog Pecahkan Misteri Sosok Dalam Peti Mati yang Ditemukan di Bawah Katedral Notre-Dame, Ternyata Berisi Jasad Dua Tokoh Penting
Misteri ini terpecahkan setelah para arkeolog melakukan penelitian selama dua tahun.
Setelah dua tahun penelitian sejak ditemukannya dua peti mati di Katedral Notre-Dame, para peneliti akhirnya menemukan titik terang siapa sosok yang dikubur di dalam peti tersebut.
Sarkofagus yang ditemukan pada awal tahun 2022 itu menjadi penting bagi para arkeolog karena bahan timbal logam yang ada di dalam peti mati tersebut. Timbal biasanya digunakan pada peti mati untuk para kaum elit seperti milik Ratu Elizabeth II dari Inggris karena dapat menahan kelembaban dan mencegah pembusukan.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di desa kuno Marais de Saint-Gond? Arkeolog menemukan bekas permukiman permanen yang memberikan wawasan langka tentang struktur sosial masa lalu. Keberhasilan ini datang setelah 150 tahun sejak penemuan pertama batu serpih di area tersebut.
-
Di mana letak desa kuno Marais de Saint-Gond yang ditemukan para arkeolog? Marais de Saint-Gond, sebuah situs Neolitikum yang luas di timur laut Prancis, akhirnya mengungkap misteri jauh di dalam tanah.
-
Bagaimana para arkeolog menyelidiki sarkofagus ini? Melalui analisis awal, para arkeolog mula-mula melakukan rontgen pada sarkofagus tersebut kemudian menggunakan kamera endoskopi. Di dalam sarkofagus tersebut, mereka menemukan kerangka seorang wanita bersama sejumlah benda lain termasuk cermin.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di saluran pembuangan kuno Romawi? Arkeolog menemukan patung dewa Yunani, Hermes, dengan panjang 2 meter, di Bulgaria tenggara yang berdekatan dengan perbatasan Yunani.
-
Mengapa sarkofagus Romawi kuno di Iznik menarik perhatian arkeolog? Meric menambahkan, dua sarkofagus ini dibuat pada masa Kekaisaran Romawi, pada abad kedua Masehi. Keduanya diletakkan berdampingan. Sarkofagus ini dihias dengan relief Eros di ketiga sisinya.
-
Bagaimana para arkeolog memetakan kota kuno tersebut? Dengan waktu yang terbatas karena ketinggian air Sungai Tigris terus meningkat, para peneliti berhasil dengan cepat memetakan kota tersebut.
Karena kedua orang yang dimakamkan di Notre-Dame dikubur dengan peti mati yang sangat mahal, maka para ahli menyimpulkan bahwa mereka tentunya berasal dari kalangan elit. Namun, siapakah mereka?
Dikutip dari laman Smithsonian, Jumat (20/9), para tim peneliti menggunakan prasasti di salah satu peti mati dan mengidentifikasi sosok yang dikubur di dalam peti tersebut adalah Antoine de la Porte, seorang pendeta yang wafat pada tahun 1710.
Sementara itu, peti mati “si penunggang kuda” hanyalah sebuah julukan karena ditemukan kelainan pada tulang rangka yang menunjukan bahwa ia menghabiskan sebagian besar hidupnya dengan berkuda.
Ternyata kerangka “si penunggang kuda” adalah milik seorang penyair Renaisans Prancis bernama Joachim du Bellay yang meninggal pada tahun 1560.
Menderita Penyakit Kronis
Tim peneliti menghubungkan beberapa petunjuk dengan kisah hidup penyair ini yang terdokumentasikan dengan baik.
- Arkeolog Temukan Artefak Peninggalan Kota Pertama di Dunia dari Abad ke-4 SM, Ada Bejana dan Sisa Daging Lezat
- Di Dasar Kolam Suci Arkeolog Temukan Rahasia Kota yang Hilang 2.000 Tahun Lalu, Ada Nama Dewa Petir
- Arkeolog Temukan Artefak Langka Berusia 1.500 Tahun, Ada Kisah Nabi Musa dan 10 Perintah Tuhan
- Arkeolog Akhirnya Pecahkan Misteri Tangga Aneh di dalam Piramida Mesir Berusia 4.500 Tahun, Begini Temuannya
“Ia pernah berkuda dari Paris ke Roma, itu bukan hal yang mudah jika Anda menderita TBC seperti yang dialaminya," kata Eric Crubézy, seorang antropolog biologi di Universitas Toulouse III Prancis.
Menurut catatan Sejarah, Du Bellay menderita masalah kesehatan yang buruk di sepanjang hidupnya, sementara itu berdasarkan kerangkanya, du Bellay menunjukan tanda-tanda menderita meningitis kronis yang disebabkan oleh TB (tuberkolosis) tulang.
"Ia cocok dengan semua kriteria potret tersebut. Ia adalah seorang penunggang kuda yang ulung, menderita kedua kondisi yang disebutkan dalam beberapa puisinya, seperti dalam ‘The Complaint of the Despairing'," kata Crubézy.
Kerabat Kardinal
Catatan resmi menyatakanm du Bellay merupakan kerabat dari kardinal Prancis, Jean du Bellay, yang juga dimakamkan di tempat yang sama dengan du Bellay di kapel Saint-Crépin Notre-Dame.
Sayangnya pada saat penggalian makam Jean du Bellay pada tahun 1758, peneliti gagal menemukan tulang-tulang milik si penyair hingga harus tertunda dua abad setelahnya.
Kendati demikian, tidak semua orang yakin bahwa kerangka itu adalah milik du Bellay.
Christophe Besnier, seorang arkeolog dari Institut Nasional Prancis untuk Penelitian Arkeologi Preventif (INRAP) menyatakan hasil analisis isotop pada gigi “si penunggang kuda” menunjukan bahwa ia tumbuh di wilayah Paris atau Lyon, sedangkan du Bellay lahir di Anjou.
Menanggapi hal tersebut, Crubézy berpendapat bahwa du Bellay dibesarkan oleh kerabatnya yang lebih tua, Jean du Bellay yang pernah menjabat sebagai uskup Paris karena itu ia menghabiskan sebagian besar waktunya di ibu kota Prancis.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti