Arkeolog Temukan Dua Bangkai Kapal di Laut China Selatan, Berisi Harta Karun dari Era Dinasti Ming
Arkeolog mencatat ada 10.000 benda dari lokasi penemuan.
Arkeolog mencatat ada 10.000 benda dari lokasi penemuan.
-
Siapa yang memimpin tim arkeolog yang menemukan artefak-artefak kuno di Turkistan? Pemimpin ekspedisi Aleksandr Podushkin, arkeolog di Universitas Ozbekali Zhanibekov, mengatakan negara bagian Kangju adalah sebuah federasi yang terdiri dari berbagai macam orang, termasuk, pada saat itu, kelompok-kelompok nomaden Sarmatian, Xiongnu, dan Saki (yang mungkin saja merupakan orang Skit).
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di makam kuno Wuwangdun? Penggalian situs makam Wuwangdun di Provinsi Anhui, China timur, mengungkap temuan yang luar biasa—tumpukan daun dengan uratnya yang masih terlihat jelas.
-
Bagaimana para arkeolog meneliti artefak yang ditemukan di makam Wuwangdun? Peneliti melakukan studi terhadap artefak yang digali, memperkuat dan mengekstraksi benda-benda yang sudah rapuh seperti papan kamar, tikar bambu, dan peralatan pernis.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Reruntuhan Kerajaan Kuno Sanxingdui? Arkeolog China menemukan bengkel kerja kerajinan batu giok berasal dari 3.400 tahun lalu.Ini merupakan pertama kalinya bengkel kerja kerajingan tangan ditemukan di Sanxingdui, China barat daya, menurut Direktur Stasiun Kerja Situs Sanxingdui dari Institut Peninggalan Budaya dan Arkeologi Provinsi Sichuan, Ran Honglin kepada media pemerintah China, Xinhua.
-
Bagaimana para ilmuwan mengungkap rahasia Tembok Besar China? Para peneliti menggunakan kombinasi teknik kromatografi dan analisis isotop.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di China? Ilmuwan menemukan fosil larva cacing yang hidup sekitar 500 juta tahun lalu.
Arkeolog Temukan Dua Bangkai Kapal di Laut China Selatan, Berisi Harta Karun dari Era Dinasti Ming
Dua bangkai kapal kuno dari Dinasti Ming ditemukan para arkeolog di Laut China Selatan, ungkap Badan Warisan Budaya China (NCHA), pada Kamis. Bangkai kapal kuno ini berisi ratusan artefak yang terdiri dari tumpukan porselen, tembikar, potongan tembaga, kayu eboni dan bagian-bagian hewan yang menjadi bukti perdagangan maritim luas yang diawasi oleh Dinasti Ming.
Dilansir Good News Network, Kamis (20/6), penelitian di lokasi tersebut dilakukan sejak tahun 2023 hingga 2024, merupakan kerjasama antara lembaga penelitian dan museum lokal di Pulau Hainan dan melibatkan pengiriman kapal selam berawak dan tak berawak untuk mengumpulkan peninggalan dan mendokumentasikan bangkai kapal.
Para arkeolog meyakini bangkai kedua kapal ini berasal dari periode yang berbeda dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1368-1664. Dalam sejarah panjang China, dinasti-dinasti yang paling penting selalu terganggu oleh periode penaklukan dan pertikaian dari pihak asing. Dinasti Ming muncul dari pertikaian dan pemberontakan, dan ketika dinasti ini memusatkan kekuasaannya, ia membawa peradaban China ke puncak-puncak kejayaannya yang paling dikenal.
Pada masa tersebut, porselen Dinasti Ming yang ikonik berwarna biru dan putih menjadi incaran di seluruh dunia, penemuan kapal-kapal karam yang berisi ratusan artefak ini menjadi bukti aktivitas perdagangan masa itu.
Menurut para peneliti, tembikar-tembikar yang ditemukan di dalam kapal tersebut bernilai jual tinggi dan merupakan tembikar yang paling sulit dibuat. Proses pembuatan tembikar ini memerlukan keterampilan tinggi dan menggunakan tanah liat khusus seperti kaolinit, pualam, atau feldspar, dicat dengan pigmen mineral, dilapisi kaca dan melalui proses pemanasan pada suhu tinggi sehingga menciptakan tembikar yang berkualitas tinggi.
- Arkeolog Temukan Penutup Peti Mati Bergambar Salib dari Abad ke-13, Diangkat dari Kapal yang Tenggelam 800 Tahun Lalu
- Arkeolog Temukan Tiga Makam Keluarga Kaya Raya China Berusia 1.800 Tahun, Dua di Antaranya Dirampok Pemburu Harta Karun
- Menyelam ke Dasar Laut Hitam, Arkeolog Temukan Kota Bersejarah Berusia 1.500 Tahun Yang Telah Lama Hilang
- Arkeolog Temukan 174 Makam dari Zaman Peperangan China Kuno, Berisi Kereta Kencana dan Kerangka Kuda
Para peneliti berhasil mendokumentasikan 10.000 item dari lokasi penemuan, dan membawa sepersepuluhnya ke permukaan. Peneliti juga menggunakan alat ekskavator untuk memindai bangkai kapal dengan pemindai laser 3D untuk memungkinkan penelitian lebih lanjut di darat.
Kedua kapal tersebut ditemukan pada lokasi yang berbeda, terpisah sekitar 19 km, dengan jarak sekitar 145 km dari lepas pantai Hainan. Para peneliti meyakini kapal tersebut dimuat di wilayah Jingdezhen dan berfungsi sebagai kapal ekspor, mengingat pada abad ke-14, Jingdezhen menjadi pusat produksi porselen terbesar di China.
Pengalian ini menjadi upaya penting dalam program arkeologi maritim negara tersebut, ungkap NCHA.