DNA Berusia 2.900 Tahun Ditemukan Pada Bata Tanah Liat, Ternyata dari Makhluk Ini
Para peneliti dari Universitas Oxford mendapatkan DNA Kuno dari bata tanah liat yang berusia 2.900 Tahun di Kota Kuno Kalhu.
Para peneliti dari Universitas Oxford mendapatkan DNA Kuno dari bata tanah liat yang berusia 2.900 Tahun di Kota Kuno Kalhu.
DNA Berusia 2.900 Tahun Ditemukan Pada Bata Tanah Liat, Ternyata dari Makhluk Ini
Pada akhir zaman perunggu sekitar abad pertengahan ke-11 hingga abad pertengahan ke-10, Ashurnasirpal II membangun istana besar dan banyak kuil.
Terdapat banyak prasasti yang ditemukan di kota ini yang memberikan pemahaman kepada para peneliti tentang kebangkitan kota Kalhu.
Salah satu prasasti tersebut menggambarkan istana milik Ashurnasirpal II.
"Istana dari kayu cedar, cemara, juniper, kayu kotak, murbei, kayu pistachio, dan tamarisk, untuk tempat kediaman kerajaanku dan untuk kesenanganku yang agung sepanjang masa, saya dirikan di dalamnya. Binatang-binatang dari pegunungan dan laut, dari batu kapur putih dan alabaster, saya bentuk dan pasang di pintunya."
-
Apa yang dimaksud dengan batuan? Batuan merupakan kumpulan mineral. Mineral adalah kristal tunggal yang terdiri dari unsur-unsur seperti silikon, oksigen dan karbon.
-
Apa itu Surat Batak? Aksara Batak ini biasa disebut dengan Surat Batak atau Surat na Sampulu Sia yang artinya kesembilan belas huruf atau bisa juga disebut Si Sia-sia.
-
Kapan batu itu ditemukan? Batu berwarna cokelat kemerah-merahan yang agak gelap ini ditemukan di Maroko pada 2018 lalu.
-
Apa yang akan diuji dari batu bata itu? Proses ini bertujuan untuk menguji kekuatan dan ketahanan batu bata dalam lingkungan yang ekstrem serta kemampuannya bertahan di ruang hampa.
-
Apa itu Batu Bybon? Museum Sejarah Olimpiade Purbakala di Olympia, Yunani memamerkan sebuah batu besar yang berasal dari abad ke-6 SM seberat 143,5 kilogram dengan julukan Batu Bybon. Batu Bybon merupakan balok batupasir merah yang pada masa Yunani Kuno digunakan sebagai objek olahraga angkat beban.
-
Apa itu Kentrung Bate? Kentrung Bate adalah seni pertunjukan yang lahir di Desa Bate, Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Sekitar 2.900 tahun lalu, pembuat bata tanah liat sudah mempersiapkan bata untuk pembangunan istana. Para peneliti dari Universitas Oxford berhasil mengambil dan menganalisis DNA kuno dari bata tanah liat ini.
Mereka berhasil mengidentifikasi 34 kelompok tanaman yang berbeda dari analisis tersebut.
Keluarga tanaman seperti Brassicaceae (kol) dan Ericaceae (jenis blueberry) menjadi yang paling dominan. Selain itu juga ada keluarga tanaman lain seperti Betulaceae (betula), Lauraceae (laurel), Selineae (umbellifer), dan Triticeae (rumput budidaya).
Sumber: Ancient Pages
Para peneliti dari berbagai bidang, seperti ahli bahasa Assyria, arkeolog, ahli biologi, dan ahli genetika, bekerja sama untuk menghubungkan temuan mereka dengan data botani kontemporer dari Irak dan pengetahuan sejarah Assyria tentang tanaman.
Bata-bata ini dibuat dengan menggunakan lumpur dari Sungai Tigris yang dicampur dengan sekam, jerami, atau kotoran hewan.
Setelah dibentuk, bata-bata ini diukir dengan tulisan kuneiform dan dikeringkan di bawah sinar matahari, bukan dengan cara dibakar. Hal ini menjaga keberadaan materi genetik dalam bata tersebut.
Sumber: Ancient Pages
- Hiasan Gading Berusia 2.800 Tahun Ditemukan di Reruntuhan Kota Kuno, Detail Ukirannya Menakjubkan
- Pohon Zaitun Ini Diyakini Berusia 2.000 Tahun, Tapi Ilmuwan Berhasil Ungkap Usia Sebenarnya
- Seorang Petani Temukan Gua Berusia 2,5 Juta Tahun di Lahan Pribadinya, Begini Kisahnya
- Dua Rumah Berusia 1500 Tahun Ditemukan di Tengah Hutan, Salah Satunya Seperti Istana Megah
merdeka.com
Kapsul waktu
Dr. Troels Arbøll dari Universitas Oxford mengatakan, "Karena adanya prasasti pada bata tersebut, kami dapat mengaitkan tanah liat tersebut dengan periode waktu yang relatif spesifik di suatu wilayah tertentu, yang berarti bata tersebut berfungsi sebagai kapsul waktu biodiversitas yang berisi informasi tentang situs tunggal dan sekitarnya. Dalam kasus ini, ini memberikan para peneliti akses unik ke zaman kuno Assyria."