Dua Abad Menggali Isi Piramida Giza Mesir, Arkeolog Hanya Temukan 3 Benda Ini dan Fungsinya Masih Misterius Hingga Kini
Dua Abad Menggali Isi Piramida Giza Mesir, Arkeolog Hanya Temukan 3 Benda Ini dan Fungsinya Masih Misterius
Ketiga artefak itu ditemukan pada 1872 dan hingga kini arkeolog masih belum mengetahui apa kegunaan benda tersebut.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di dekat lokasi piramida Mesir? Jalur air yang kini telah mengering di Giza kemungkinan besar dimanfaatkan sebagai jalur transportasi untuk mengangkut bahan-bahan yang diperlukan dalam pembangunan piramida Mesir.
-
Apa yang ditemukan oleh peneliti di dekat Piramida Mesir? Para peneliti telah lama menduga banyak piramida dibangun di samping saluran Sungai Nil yang mengering. Piramida Giza, piramida terbesar di Mesir, berada di tengah gurun dan sangat jauh dari tepian Sungai Nil. Namun penelitian baru menunjukkan dulunya piramida ini berada di samping cabang utama Sungai Nil yang dipenuhi oleh perahu.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan baru-baru ini tentang piramida Mesir? Sebuah penemuan saluran air kuno baru-baru ini memberikan jawaban atas misteri bagaimana piramida-piramida di Mesir dibangun.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di dalam Piramida Djedefre? Penelitian terbaru mengungkapkan, itu adalah sumur tangga Romawi, tempat orang Romawi menggali batuan dasar batu kapur untuk mencapai permukaan air dan sumber air.
-
Bagaimana bentuk piramida itu? "Piramida stepa dibangun dengan sangat presisi, berbentuk heksagonal. Ada tiga belas meter dan delapan baris batu di antara setiap sisi. Ini adalah struktur kompleks yang sangat canggih dengan beberapa lingkaran di tengahnya. Dinding luar struktur kompleks ini didominasi oleh gambar berbagai binatang, terutama kuda."
-
Bagaimana bentuk piramida Karazhartas? Dalam serangkaian penggalian yang dilakukan Tim Arkeologi Sary Arka dari Universitas Karaganda, para peneliti menemukan struktur ini berupa mausoleum dengan bentuk piramida persegi yang terdiri dari lapisan-lapisan seperti tangga.
Dua Abad Menggali Isi Piramida Giza Mesir, Arkeolog Hanya Temukan 3 Benda Ini dan Fungsinya Masih Misterius Hingga Kini
Meski sudah dua abad lebih penggalian dan penyelidikan arkeologi dilakukan di Piramida Giza Mesir, hanya ada tiga benda yang ditemukan di dalam piramida terkenal itu.
Ketiga artefak itu ditemukan pada 1872 oleh Waynman Dixon dan James Grant dan dikenal dengan nama Relik Dixon.
Keduanya menemukan ketiga barang antik itu saat menjelajahi ruang ventilasi udara yang mengarah dari Kamar Ratu, yang terletak di dalam Piramida Agung - juga dikenal sebagai Piramida Khufu.
Laporan surat kabar dari waktu penemuan menyiratkan ketiga artefak itu adalah alat yang digunakan dalam pembangunan piramida Giza, namun fungsi tepat dari benda kuno tersebut masih menjadi topik perdebatan hingga hari ini.
- Arkeolog Temukan Pedang 'Firaun Ramses II', ini Penampakannya Tersimpan di Barak Militer Mesir Berusia 3200 Tahun
- Arkeolog Bingung, Kamar Rahasia Ditemukan di Bawah Piramida Giza, Fungsinya Masih Misterius
- Arkeolog Temukan Struktur Misterius Dekat Piramida Terbesar Mesir, Berada 6,5 Meter di Bawah Tanah
- Arkeolog Akhirnya Pecahkan Misteri Tangga Aneh di dalam Piramida Mesir Berusia 4.500 Tahun, Begini Temuannya
Setelah meninggalkan Mesir, Dixon sendiri menyimpan dua benda itu, yang keduanya sekarang disimpan di British Museum di London.
Dua artefak itu adalah bola batu kecil dan benda tembaga berkait yang berbentuk seperti ekor merpati.
Menurut museum, benda-benda itu tampaknya adalah alat yang mungkin digunakan oleh pekerja konstruksi, meskipun mereka juga bisa ditempatkan di piramida untuk memungkinkan roh Raja Khufu yang pergi keluar dari kamar dan melakukan perjalanan ke alam baka.
Sementara itu, Grant menyimpan relik ketiga - sepotong kayu cedar sepanjang 13 sentimeter yang pernah menjadi bagian dari benda kayu yang lebih besar di dalam piramida.
Dilansir IFL Science, pada 1940-an, putri Grant menyumbangkan benda itu ke Universitas Aberdeen, namun benda tersebut tampaknya tidak diklasifikasikan dengan benar dan segera hilang.
Baru pada 2019 para peneliti menemukan benda tersebut, yang bersembunyi di dalam kaleng cerutu di dalam koleksi benda-benda Asia di universitas.
Lebih dari tujuh dasawrsa setelah mengambil alih benda kuno itu, para Egyptolog akhirnya memiliki kesempatan untuk mempelajarinya.
Dengan penanggalan radiokarbon mengungkapkan artefak itu pertama kali dibuat antara 3341 dan 3094 SM, lebih dari 500 tahun sebelum Piramida Agung dibangun.
Meskipun sudah mengetahui umurnya, arkeolog masih tidak bisa memastikan benda apa itu.
Sejumlah ahli mengusulkan benda tersebut mungkin merupakan bagian dari alat pengukur yang digunakan selama pembangunan Piramida Giza.
Lazimnya akan membantu jika peneliti dapat mengakses benda yang lebih besar dari mana artefak ini berasal, meskipun saat ini benda tersebut terjebak di dalam rongga yang tidak dapat diakses di dalam piramida dan terakhir kali terlihat menggunakan kamera robot pada 1993.