Fosil Hutan Purba Berusia 40.000 Tahun Muncul Usai Badai Menerjang, Bentuknya Seperti Gurita
Temuan ini memberikan informasi berharga pentingnya keberadaan hutan ini bagi suku Aborigin.
Sebuah hutan purba baru saja muncul akibat badai di tepi Pantai Badger di Taman Nasional Narawntapu, Tasmania, Australia. Kemunculan hutan purba itu diabadikan dalam unggahan foto di Facebook dan Instagram milik Dinas Taman dan Satwa Liar Tasmania (PWS).
Kemunculan hutan purba ini memicu banyak perdebatan tentang asal usul pohon, jenis pohon, bahkan kelas fosil apa yang pohon itu miliki.
-
Apa yang ditemukan ahli paleontologi di Victoria, Australia? Ahli paleontologi baru-baru ini berhasil mengidentifikasi bagian atas tengkorak kiri spesies dinosaurus megaraptorid yang masih terpelihara dan hampir lengkap di Victoria, Australia.
-
Di mana fosil manusia purba ditemukan? Fosil ini ditemukan di gua Heaning Wook Bone di Cumbria, Inggris.
-
Di mana fosil hewan purba ditemukan di Sumedang? Dua fosil hewan purba yakni gading gajah dan tempurung kura-kura belum lama ini ditemukan di Desa Jembarwangi, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
-
Bagaimana fosil manusia purba di Sangiran ditemukan? Fosil ini pertama kali ditemukan oleh Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald pada tahun 1934 dengan bantuan penduduk setempat.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di Australia? Ilmuwan di Australia menemukan fosil dinosaurus jenis pterosaurus berusia 100 juta tahun.
-
Bagaimana arkeolog mengetahui tanda "like" purba itu? Gambar-gambar gua ini sudah ada sebelum munculnya media sosial sekitar 17.000 tahun yang lalu. Para arkeolog menyebutnya sebagai penemuan “sekali seumur hidup”. Mereka menyebut temuan ini bukti paling awal dari “like” di bagian gua yang belum dijelajahi sebelumnya.
Dikutip dari laman Interesting Engineering mengutip ABC Australia, gugusan pohon purba yang mirip ganggang menggumpal itu sebenarnya adalah kulit pohon yang menembus pasir waktu. Beberapa pengunjung Pantai Badger bahkan menggambarkannya seperti "gurita yang terjebak di lumpur.
Menurut unggahan media sosial Parks and Wildlife, kulit kayu yang terawetkan dan menyatu dengan batu tersebut merupakan bagian dari hutan yang berasal dari zaman glasial. Hal itu menunjukkan, pohon-pohon kuno ini berusia puluhan ribu tahun, sehingga orang-orang menduga kumpulan pohon tersebut mungkin merupakan "hutan yang membatu."
Parks and Wildlife menduga hutan yang membatu tersebut kemungkinan berusia 40.000 tahun
Pohon Teh Kuno
Menurut salah seorang pengajar budaya Aborigin, Jye Crosswell, hutan purba tersebut kemungkinan besar adalah hutan melaleuca atau pohon teh kuno.
Dia menambahkan, pantai utara Tasmania sangat kaya akan sejarah Aborigin. Orang Aborigin menyebut pohon-pohon itu sebagai "tetua" karena pohon tersebut memberikan struktur dan bimbingan kepada pohon-pohon lain yang tumbuh di area tersebut.
- Berkat Fosil Batang Kayu Berusia 30 Juta Tahun, Ilmuwan Temukan Hutan Purba Tersembunyi di Pulau Tanpa Pohon
- Ilmuwan Temukan Banyak Fosil Tanaman Purba di Hutan Berusia 53 Juta Tahun, Ada Pohon Pinus Super Langka
- Arkeolog Temukan Hutan Purba Berusia 23 Juta Tahun, Dipenuhi Pohon yang Sudah Membatu
- Bukan Sembarang Batu, Pemandu Turis Temukan Fosil Buah Pinus Berusia 115 Juta Tahun di Pinggir Pantai
Crosswell mengungkap bagaimana suku aborigin memanfaatkan pohon-pohon ini.
“Bola akar pohon teh yang lebih muda digunakan untuk membuat tongkat untuk berburu kanguru dan anjing laut, di samping pohon-pohon asli lainnya yang digunakan untuk membuat bangunan termasuk gubuk perlindungan,” jelasnya.
Namun, ia mengingatkan kepada Dinas PWS untuk menghormati pentingnya situs tersebut dengan prinsip "tidak meninggalkan jejak".
"Ini adalah situs yang penting secara ilmiah dan budaya. Kita harus memberikan perhatian yang sangat besar saat mengamatinya.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti