Ilmuwan Temukan Sayatan Pada Fosil Mamut Berusia 39.000 Tahun, Ungkap Jejak Manusia Pertama di Kutub Utara
Para ilmuwan meneliti fosil yang ditemukan pada 2010 ini dan menemukan ada sayatan.
Sebuah studi terbaru yang dilakukan para peneliti pada salah satu bangkai mamut muda berbulu berusia 39.000 tahun yang diberi nama “Yuka” berhasil mengungkap bukti paling awal tentang keberadaan manusia di Kutub Utara.
Mamut Yuka ini ditemukan pertama kali pada tahun 2010 di Siberia Utara. Setelah diamati, tubuh Yuka ternyata punya tanda-tanda sayatan di beberapa bagian tubuhnya.
-
Apa yang ditemukan oleh para ahli paleontologi? Para ahli paleontologi menemukan spesies cumi-cumi vampir yang sebelumnya tidak diketahui.
-
Bagaimana para ahli paleontologi meneliti pertumbuhan dan perkembangan spesies paus purba ini? Melalui analisis detail gigi dan tulang Tutcetus menggunakan pemindaian CT (CT-Scan), tim merekonstruksi pertumbuhan dan perkembangan pola spesies ini.
-
Siapa yang menemukan fosil-fosil hewan purba tersebut? Ekspedisi untuk mengumpulkan fosil-fosil ini dilakukan pada tahun 2011 dan 2014 oleh para ilmuwan dari Zoological Society of London (ZSL).
-
Apa yang ditemukan para ahli paleontologi di Afrika Selatan? Para ahli paleontologi menemukan fosil bintang laut brittle atau biasa dikenal bintang rapuh, dari era Devonian di 'unit atas' Formasi Baviaanskloof di Afrika Selatan.
-
Apa yang ditemukan oleh para ahli paleontologi di wilayah tenggara Tiongkok? Saat ini, para ahli paleontologi di wilayah tenggara Tiongkok telah menemukan dinosaurus yang bahkan lebih besar dari versi velociraptor yang ditampilkan dalam film.
-
Apa yang ditemukan oleh para ahli paleontologi di Maroko? Para ahli paleontologi di Maroko telah menemukan sisa-sisa fosil spesies kadal laut yang sangat besar dan belum pernah dilihat sebelumnya dengan gigi "seperti belati".
Dilansir Interesting Engineering, sebuah jurnal ilmu arkeologi yang menerbitkan studi tentang mamut Yuka, menunjukan adanya sayatan pada tulang belakang dan di sekitar rongga mata yang dikaitkan dengan aktivitas mamut ini pada 39.000 tahun yang lalu.
Studi lain yang diterbitkan pada tahun 2016 menyebut adanya kemungkinan bahwa keberadaan manusia sudah ada sejak 45.000 tahun yang lalu berdasarkan tangkapan serigala.
Namun, catatan arkeologi menunjukan bukti lain yaitu keberadaan manusia di Kutub Utara memudar setelah 35.000 tahun, karena itu temuan sayatan ini menjadi sangat penting.
Bilah Batu Kuno
Mengutip IFL Science, para peneliti melakukan analisis jejak pada sampel kulit sapi dan mammoth untuk mengidentifikasi asal-usul tanda-tanda ini.
“Hasil kerja eksperimental menunjukkan bahwa mereka memiliki karakteristik traceologi tertentu yang membedakannya dengan jelas dari cedera yang disebabkan oleh hewan,” ungkap para peneliti.
- Pemburu Temukan Fosil Gading Mamut Berusia 20.000 Tahun di Sungai, Panjangnya 2 Meter dan Beratnya Hampir 300 Kilogram
- Temuan Fosil Berusia 86.000 Tahun di Gua Ini Ungkap Bagaimana Awalnya Manusia Tiba di Asia Tenggara
- Ilmuwan Ungkap Hewan Berusia 500 Juta Tahun Punya 30 Pasang Kaki Berduri, Masih Keluarga dengan Kepiting dan Monyet Laut
- Ilmuwan Pertama Kali Temukan Fosil Kromosom Purba, Masih Utuh dan Tersusun Rapi dalam Kulit Mamut Berbulu Berusia 52.000 Tahun
Para peneliti menggunakan bilah batu kuno berupa “bilah batu api” dengan pisau logam untuk mengetahui perbedaan sayatan. Melalui metode ini mereka menemukan bahwa sayatan pada mamut Yuka ini mirip dengan potongan yang dibuat dari bilah batu api.
Para peneliti juga menegaskan bahwa hasil analisis ini mengkonfirmasi keberadaan manusia yang sempat punah pada 35.000 tahun yang lalu di Kutub Utara ternyata tetap terjaga sampai ditemukannya Yuka pada 39.000 tahun yang lalu.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti