Ilmuwan Ungkap Fakta Menarik Soal Icarus, Bintang Terjauh dan Paling Menakjubkan Dalam Sejarah Astronomi
Icarus merupakan bintang terjauh yang pernah teramati oleh manusia.
Bintang merupakan objek luar angkasa yang memancarkan cahaya serta panas akibat reaksi nuklir yang terjadi di dalam intinya. Sejak zaman dahulu, manusia telah mengamati langit malam, dan bintang-bintang selalu menjadi objek yang penuh misteri.
Salah satu bintang yang paling menarik dalam sejarah astronomi adalah Icarus. Bintang ini, yang secara resmi dikenal sebagai MACS J1149+2223 Lensed Star 1 (LS1), menjadi bintang terjauh yang pernah terdeteksi oleh manusia. Menurut laman Science Alert pada Rabu (8/1), penemuan Icarus adalah langkah penting dalam penelitian kosmologi, karena bintang ini hanya dapat diidentifikasi melalui fenomena luar biasa yang dikenal sebagai lensa gravitasi.
-
Bagaimana para astronom mempelajari atmosfer planet di luar tata surya? Para astronom sekarang dapat menganalisis atmosfer planet yang mengorbit bintang jauh, mencari bahan kimia yang hanya dapat dihasilkan oleh organisme hidup, seperti yang terjadi di Bumi.
-
Apa yang ditemukan oleh para astronom di luar angkasa? Para astronom telah mendeteksi partikel langka dan berenergi sangat besar yang jatuh ke Bumi dari luar angkasa.
-
Apa yang diyakini oleh sejumlah ilmuwan tentang tata surya kita? Sejumlah Ilmuwan Meyakini Ada Planet Tersembunyi di Tata Surya Ini Ilmuwan ingin menggali potensi keberadaan planet lain di dalam tata surya.
-
Kenapa ilmuwan terkejut dengan penemuan di Saturnus? Tidak ada seorang pun di tim Cassini-Huygens yang membayangkan bahwa bulan-bulan kecil Saturnus bisa aktif secara kimiawi dan menghasilkan molekul-molekul berat. Ini adalah kejutan terbesar dan mungkin merupakan penemuan Cassini yang paling penting,” tambah Blanc.
-
Siapa yang menentang teori Copernicus tentang tata surya? Ia menentang teori Ptolemeus yang didukung Gereja bahwa Bumi berada di pusat alam semesta, dengan matahari dan bintang-bintang berputar mengelilinginya.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan di luar Tata Surya? Teleskop luar angkasa, James Webb milik NASA menemukan sebuah planet di luar Tata Surya.
Lensa gravitasi adalah efek pembengkokan cahaya yang dihasilkan oleh tarikan gravitasi objek besar, seperti gugus galaksi, yang berada di antara sumber cahaya dan pengamat. Fenomena ini berfungsi seperti kaca pembesar kosmis yang memperbesar cahaya dari objek yang jauh, sehingga memungkinkan para astronom untuk mengamati bintang atau galaksi yang seharusnya terlalu redup untuk terlihat.
Tanpa bantuan lensa gravitasi, teleskop canggih seperti Hubble tidak akan mampu mendeteksi keberadaan bintang seperti Icarus. Penemuan Icarus dilaporkan dalam jurnal Nature Astronomy pada tahun 2018 oleh tim astronom yang dipimpin Patrick Kelly dari University of California, Berkeley. Mereka menggunakan Teleskop Luar Angkasa Hubble untuk mengamati gugus galaksi besar bernama MACS J1149+2223, yang berfungsi sebagai lensa gravitasi raksasa.
Masa Lalu Alam Semesta
Cahaya yang berasal dari Icarus menjadi lebih terang berkat efek gravitasi dari gugus galaksi tersebut, sehingga memungkinkan pengamatan langsung meskipun jaraknya sangat jauh dari Bumi. Icarus terletak sekitar 9 miliar tahun cahaya dari Bumi.
Cahaya yang kita lihat dari bintang ini mulai meninggalkan sumbernya ketika alam semesta berusia sekitar 4,4 miliar tahun, yang berarti kurang dari sepertiga dari usia alam semesta saat ini yang diperkirakan mencapai 13,8 miliar tahun. Dengan kata lain, mengamati Icarus sama halnya dengan melihat ke masa lalu alam semesta, memberikan wawasan kepada para ilmuwan mengenai kondisi galaksi dan bintang pada periode awal.
Nama "Icarus" diambil dari mitologi Yunani, merujuk pada tokoh Icarus yang terbang terlalu dekat dengan matahari dengan menggunakan sayap dari lilin, yang akhirnya mencair dan menyebabkan Icarus jatuh. Nama ini dipilih karena posisi bintang yang jauh dan tampak tinggi di langit berkat "sayap" yang dihasilkan oleh lensa gravitasi.
- Ilmuwan Temukan Planet yang Mirip Bumi, Bisakah Manusia Pindah ke Sana?
- Ahli Astronomi Ungkap 'Sosok' Raksasa Merah Berusia 7 Miliar Tahun, Berada Dekat dengan Matahari
- Peneliti: Ilmu Astronomi Sudah Dipahami Masyarakat Sunda Sejak Zaman Dulu
- Ilmuwan Ungkap Bumi Pernah Miliki Cincin Seperti Planet Saturnus 466 Juta Tahun Lalu
Lebih Besar dari Matahari
Dari analisis cahaya dan spektrum yang dipancarkan, para ilmuwan menduga Icarus adalah bintang biru supergiant, yang jauh lebih besar dan lebih panas dibandingkan dengan Matahari. Bintang biru supergiant dapat memiliki massa yang mencapai puluhan kali lipat dari massa Matahari dan bersinar ribuan kali lebih terang. Namun, umur bintang seperti ini jauh lebih singkat dibandingkan dengan bintang yang lebih kecil.
Sifat dari bintang biru supergiant menjadikannya laboratorium alami yang penting untuk mempelajari proses fisika ekstrem di alam semesta. Bintang Icarus hanya dapat terlihat dalam jangka waktu tertentu.
Efek lensa gravitasi yang membuatnya tampak terang sangat tergantung pada konfigurasi posisi gugus galaksi dan bintang itu sendiri. Perubahan kecil dalam distribusi massa di gugus galaksi, atau pergeseran posisi bintang, dapat menyebabkan cahaya yang diperbesar mulai memudar. Oleh karena itu, bintang seperti Icarus mungkin kembali menjadi terlalu redup untuk diamati.