Manusia Purba 3,2 Juta Tahun Lalu Berlari Sangat Lambat, Ilmuwan Ungkap Penyebabnya
Ilmuwan menyebut nenek moyang manusia awal ini sebagai "pelari yang buruk".
Kemampuan manusia untuk berjalan dan berlari dengan dua kaki secara efisien muncul sekitar 2 juta tahun yang lalu pada nenek moyang Homo erectus. Namun, tampaknya Australopithecus afarensis atau dikenal dengan “Lucy” yang hidup 3,2 juta tahun yang lalu sudah bisa berlari meski tidak sangat cepat, menurut sebuah sebuah studi terbaru.
Dalam studi yang diterbitkan jurnal Current Biology tersebut, peneliti melakukan pemodelan anatomi rangka dan otot Lucy dengan model muskuloskeletal untuk menentukan kecepatan lari maksimal, biaya energi yang terkait dengan berlari, dan daya tahan larinya.
-
Bagaimana fosil manusia purba di Sangiran ditemukan? Fosil ini pertama kali ditemukan oleh Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald pada tahun 1934 dengan bantuan penduduk setempat.
-
Bagaimana para ahli paleontologi meneliti pertumbuhan dan perkembangan spesies paus purba ini? Melalui analisis detail gigi dan tulang Tutcetus menggunakan pemindaian CT (CT-Scan), tim merekonstruksi pertumbuhan dan perkembangan pola spesies ini.
-
Di mana fosil manusia purba ditemukan? Fosil ini ditemukan di gua Heaning Wook Bone di Cumbria, Inggris.
-
Di mana tim arkeolog menemukan perkakas batu dan kerangka manusia purba? Saat menjelajahi gua di Jerman, tim arkeolog menemukan koleksi langka artefak dan kerangka manusia purba, termasuk beruang gua.
-
Apa yang ditemukan oleh para ahli paleontologi? Para ahli paleontologi menemukan spesies cumi-cumi vampir yang sebelumnya tidak diketahui.
-
Kapan para arkeolog menemukan fosil manusia purba spesies baru ini? Dilansir Ancient Origins, arkeolog pertama kali menemukan fosil ini di Hualongdong, China Timur pada 2019 lalu.
Melalui serangkaian simulasi gaya berjalan, para peneliti mengungkapkan "kecepatan lari maksimum Lucy jauh lebih rendah daripada model manusia kita, yaitu sekitar 18 km/jam,” tulis peneliti seperti dikutip dari laman Live Science pada Jumat (27/12).
Lucy juga menggunakan energi antara 1,7 hingga 2,9 kali lebih banyak daripada manusia modern untuk berlari secepat itu, hal ini menunjukkan bahwa Lucy membutuhkan lebih banyak energi daripada manusia modern.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh bentuk tubuh Australopithecus seperti Lucy yang memiliki tubuh bagian atas yang besar, lengan yang panjang, dan kaki yang pendek.
Struktur Tendon Achilles
Para peneliti juga mengaitkan dengan struktur tendon Achilles dan triceps surae yang berbeda dari manusia modern. Manusia modern memiliki tendon Achilles yang panjang seperti pegas, yang memungkinkan pergelangan kaki yang kuat dan efisien untuk performa lari yang tinggi.
Ketika para peneliti memodelkan pergerakan Lucy dengan otot Achilles dan betis seperti manusia, ternyata Lucy masih lebih lambat, tetapi perbedaan dalam kemampuan berlari sebagian besar disebabkan oleh ukuran tubuhnya yang lebih kecil.
- 5 Hewan Purba yang Patut Disyukuri Karena Punah, Ini Alasannya
- Ilmuwan Ungkap Manusia Purba Sudah Pakai Sempak Sejak 40.000 Tahun Lalu, Begini Cara Mereka Membuatnya
- Menilik Sejarah Gunungkidul, Dulunya Tempat Pelarian Manusia Purba dari Banjir
- Manusia Purba Berwisata ke Gua Ini Sejak 41.000 Tahun Lalu, Ilmuwan Temukan Bukti Sisa Jelaga
Lebih lanjut, para peneliti mengungkapkan bahwa tendon Achilles dan struktur triceps surae dalam evolusi energi lari hominin memiliki peran penting dalam kecepatan lari manusia modern.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti