Menyelam di Bawah Sungai Nil, Arkeolog Temukan Jejak Firaun Mesir dalam Bentuk Prasasti dan Lukisan
Misi arkeologi di Sungai Nil dekat Awan, Mesir, mengungkap sejumlah artefak yang sudah lama hilang.
Sebuah tim penyelam arkeologi menemukan potongan-potongan artefak Mesir kuno yang berada di dasar Sungai Nil sejak daerah itu dilanda banjir pada 1960-an dan 1970-an.
Dilansir Popular Mechanics, selama proyek survei arkeologi bawah air di sungai utama Mesir, tim menemukan ukiran batu kuno yang menampilkan berbagai prasasti dan penggambaran firaun Mesir.
-
Apa saja yang ditemukan oleh para arkeolog di Sungai Nil? Tim arkeolog Prancis-Mesir menemukan koleksi pahatan batu kuno dan prasasti hieroglif saat melakukan ekspedisi penyelaman di Sungai Nil.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Delta Sungai Nil? Arkeolog Mesir menemukan 110 kuburan di Delta Sungai Nil, berasal dari zaman sebelum kerajaan firaun.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Mesir? Arkeolog di Mesir menemukan situs yang berisi lebih dari 300 makam mumi.Situs yang ditemukan oleh tim yang bekerja di kota kuno Aswan ini dijuluki 'Kota Orang Mati,' berisi 36 makam yang masing-masing berisi 30 hingga 40 mumi.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Mesir? Saat menggali sebuah kuburan kuno di Mesir, para arkeolog membuat penemuan langka. Penemuan langka ini benar-benar mengejutkan ahli yang melakukan penggalian. Lantas, apa yang mengejutkan?Sebuah tumor ovarium yang tersemat di panggul seorang wanita yang meninggal lebih dari 3000 tahun.
-
Apa yang ditemukan oleh tim arkeolog di Mesir? Tim arkeolog gabungan Mesir-Amerika menemukan potongan tubuh bagian atas dari patung firaun Ramses II ketika menggali di wilayah Minya, Mesir.
-
Apa yang ditemukan oleh tim arkeolog di bawah laut Mesir? Tim arkeolog menemukan reruntuhan kuil yang didedikasikan untuk dewi Yunani, Aphrodite, serta sebuah kuil untuk dewa Mesir, Amun, di bawah permukaan laut di Heracleion, kota kuno yang terletak di pantai Mediterania Mesir.
Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir meyakini lokasi ukiran ini "menunjukkan kemungkinan ditemukannya ukiran baru dan informasi sejarah."
Ini adalah misi pertama untuk mempelajari formasi batuan di bawah air Sungai Nil antara Waduk Aswan dan Bendungan Tinggi.
Ketika Bendungan Tinggi dibangun pada 1960-an, bendungan itu membanjiri daerah itu, menghancurkan daerah itu dan, selain menggusur penduduknya, juga menyapu bersih kekayaan sejarahnya.
Aswan, yang terletak di sepanjang Sungai Nil di perbatasan selatan Mesir, merupakan pemasok utama granit ke seluruh negeri untuk digunakan di kuil dan piramida.
Tempat itu juga merupakan pos militer utama selama berabad-abad karena posisi geografisnya.
- Arkeolog Temukan Barak Militer Mesir Kuno Berusia 3.200 Tahun, Berisi Pedang Bertuliskan Nama Firaun
- Hilang Selama 3000 Tahun, Arkeolog Akhirnya Temukan Peti Mati Firaun yang Dulu Kejar Nabi Musa Seperti Kisah dalam Alquran
- Menyelam di Sungai Nil, Arkeolog Temukan Pahatan Batu Bergambar Firaun Mesir
- Arkeolog Temukan Kuil Berusia 4.000 Tahun Bersama Kerangka Manusia, Terkubur di Bawah Gurun Pasir
Ketika bendungan itu banjir selama pembangunan, UNESCO mencoba menemukan dan menyelamatkan artefak kuno, waktunya terbatas dan UNESCO tidak dapat menemukan semua yang telah tersapu banjir.
Miniatur Raja Amenhotep III
Tim peneliti, yang merupakan upaya bersama antara Departemen Arkeologi Tenggelam Mesir dari Dewan Tertinggi Purbakala dan Universitas Paul Valery Montpellier, menggunakan pemindaian arkeologi, fotografi, video bawah air dan fotogrametri, serta gambar arkeologi untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan lukisan, ukiran, dan miniatur raja Amenhotep III, Thutmose IV, Psamtik II, dan Apries.
Menurut Museum Mesir Rosicrucian, Amenhotep III berkuasa selama hampir empat dasawarsa dan meninggal sekitar tahun 1352 SM.
Putranya, Thutmose IV, kemudian berkuasa hingga kematiannya sekitar tahun 1390 SM. Psamtik berkuasa dari tahun 595 hingga 589 SM dan Apries menyusul, dari tahun 589 hingga 570 SM. Kuil Amenhotep III terletak di dekat lokasi banjir Aswan.
Mohamed Ismail Khaled, sekretaris jenderal Dewan Tertinggi Purbakala, mengatakan dalam sebuah pernyataan, karena patung-patung tersebut dalam kondisi baik, tim dapat mendokumentasikan sepenuhnya teks-teks yang terkait dengan ukiran itu.
Meskipun pernyataan tersebut tidak menyebutkan apa yang tertulis pada prasasti, tim tersebut berencana membuat model 3D dari ukiran yang ditemukan untuk dipelajari.
Penemuan itu dapat membuka pemahaman yang sama sekali baru tentang wilayah tersebut dan kemungkinan adanya penemuan bawah air tambahan.