Arkeolog Temukan Fosil Laba-laba Raksasa yang Bikin Merinding
Fosil laba-laba raksasa dari periode Miosen ditemukan di New South Wales, Australia, mengungkapkan kehidupan hutan hujan kuno.
Para arkeolog atau ilmuwan menemukan fosil laba-laba raksasa di New South Wales, Australia. Fosil laba-laba ini menjadi yang keempat dari jenisnya dan pernah ditemukan di benua tersebut.
Makhluk ini diperkirakan berkeliaran dan berburu di daerah sekitarnya, yang dulu merupakan hutan hujan lebat. Seperti dikutip Indy100, Jumat (11/10), tahun lalu, para ilmuwan menemukan fosil-fosil dari wilayah hutan hujan tersebut yang berusia jutaan tahun, termasuk tanaman, laba-laba, jangkrik raksasa, dan tawon.
-
Di mana fosil rahang raksasa itu ditemukan? Di aliran sungai Florida, tepatnya Sungai Peace dekat kota Arcadia, seorang pemburu fosil, John Kreatsoulas mengungkapkan penemuan yang mengejutkan selama menyelam.
-
Bagaimana fosil kepiting raksasa ini ditemukan? Setelah diamati lebih dekat, ia menyadari bahwa pada cakar tersebut terdapat seekor kepiting besar yang diawetkan dengan sempurna.
-
Siapa yang menemukan fosil lumba-lumba tersebut? Peneliti utama Shane Meekin mengatakan fosil tersebut ditemukan bertahun-tahun yang lalu, namun baru-baru ini diidentifikasi dan diberi nama setelah dipelajari oleh para peneliti.
-
Siapa yang menemukan fosil kodok raksasa tersebut? Kerangka makhluk mirip kadal raksasa tersebut awalnya ditemukan oleh seorang peternak ayam di sebuah tambang, kemudian disumbangkan ke Museum Australia di Sydney.
-
Di mana fosil kera raksasa ditemukan di Indonesia? Selain itu, salah satu fosilnya ternyata juga ditemukan di Indonesia, tepatnya di Situs Semedo, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal.
-
Di mana fosil kepiting raksasa itu ditemukan? Pada tahun 2008, seorang pemburu fosil amatir, Karl Raubenheimer, sedang berjalan-jalan di dekat rumahnya di Taranaki, Selandia Baru dan ia melihat sebuah capit besar yang menyembul dari sebuah batu.
Kini, daerah itu dikenal sebagai padang rumput yang disebut McGraths Flat. Para peneliti menamai fosil laba-laba ini ‘Megamonodontium mccluskyi’, yang diperkirakan hidup pada periode Miosen, sekitar 11 hingga 16 juta tahun lalu.
“Hanya ada empat fosil laba-laba yang pernah ditemukan di seluruh benua, sehingga sulit bagi ilmuwan untuk memahami sejarah evolusi mereka. Itulah mengapa penemuan ini sangat signifikan. Ini mengungkapkan informasi baru tentang kepunahan laba-laba dan mengisi celah dalam pemahaman kita tentang masa lalu,” kata ahli paleontologi Matthew McCurry dari University of New South Wales dan Australian Museum.
Kerabat terdekat laba-laba ini saat ini hidup di hutan basah di Singapura hingga Papua Nugini, menunjukkan bahwa kelompok ini dulunya menghuni lingkungan serupa di daratan Australia, tetapi kemudian punah ketika Australia menjadi lebih kering. Laba-laba ini ditemukan bersama fosil-fosil lain dari periode Miosen. Beberapa di antaranya begitu terawetkan dengan baik sehingga struktur subseluler dapat dilihat.
“Mikroskop elektron pemindai memungkinkan kami mempelajari detail-detail kecil dari cakar dan setae pada pedipalp, kaki, dan tubuh utama laba-laba,” kata ahli virologi Michael Frese dari University of Canberra.
Detail ini memungkinkan para ilmuwan menempatkan fosil ini di dekat laba-laba Monodontium modern, atau laba-laba jebakan. Namun, ukuran laba-laba ini lima kali lebih besar dibandingkan kerabat modernnya. Tubuh Megamonodontium mccluskyi memiliki panjang 23,31 milimeter, atau sedikit lebih dari satu inci.
- Arkeolog Temukan Fosil Kecebong Tertua dari Zaman Dinosaurus
- Arkeolog Temukan Fosil Bayi Bermata Biru Berusia 17.000 Tahun, Kulitnya Gelap Berambut Keriting
- Arkeolog Temukan Fosil Badak Berbulu Berusia 32.400 Tahun Terkubur di Lapisan Es, di Punggungnya Ada Punuk
- Arkeolog Temukan Fosil Manusia Purba Berusia 6.000 Tahun Saat Menggali 9 Kuburan, Ada Kalung Berhiaskan Ribuan Manik-Manik
Penemuan spesies ini juga memberi petunjuk tentang iklim masa lalu Australia. Fakta bahwa fosil ditemukan di lapisan sedimen hutan hujan menunjukkan bahwa wilayah ini dulunya jauh lebih basah daripada sekarang. Hal ini dapat membantu ilmuwan memahami bagaimana perubahan iklim telah memengaruhi kehidupan di Australia dan bagaimana hal itu dapat berubah lagi di masa depan.
“Tidak hanya ini fosil laba-laba terbesar yang pernah ditemukan di Australia, tetapi ini juga fosil pertama dari keluarga Barychelidae yang ditemukan di seluruh dunia,” kata ahli arakhnologi Robert Raven dari Queensland Museum.
"Ada sekitar 300 spesies laba-laba jebakan berkaki sikat yang hidup saat ini, tetapi mereka tampaknya jarang menjadi fosil. Ini mungkin karena mereka menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam lubang, sehingga tidak berada di lingkungan yang tepat untuk menjadi fosil,” tambah dia.