Arkeolog Temukan Sidik Jari Bocah di Bejana Tanah Liat Berusia 4.500 Tahun, Ungkap Praktik Eksploitasi Tenaga Kerja Zaman Purba
Anak-anak ini diduga dimanfaatkan kerajaan menjadi tenaga kerja.
Arkeolog menemukan sidik jari seorang bocah berusia sekitar 7 atau 8 tahun di bejana tanah liat kuno. Bejana ini diperkirakan berusia 4.500 tahun, ditemukan di situs arkeologi di Tel Hama, Suriah.
Para arkeolog menganalisis 450 bejana tembikar yang dibuat di Tel Hama, sebuah kota di tepi Kerajaan Ebla, salah satu kerajaan terpenting di Suriah pada Zaman Perunggu Awal. Hasilnya, dua pertiga dari bejana tembikar tersebut dibuat oleh anak-anak – berusia sekitar tujuh dan delapan tahun.
-
Dimana artefak tanah liat anak-anak zaman Paleolitik ditemukan? Hal tersebut dibuktikan dari penemuan sekitar 500 artefak keramik di lima situs arkeologi di Republik Ceko.
-
Siapa yang menemukan fosil bayi manusia purba? Di antara kerangka manusia Neanderthal yang ditemukan di sebuah gua di Prancis, peneliti menemukan fosil atau tulang panggul bayi manusia modern.
-
Dimana penemuan perkakas manusia purba ini? Penemuan ini merupakan contoh tertua dari jenis perekat di Eropa dan menjadi bukti kecerdasan Neanderthal.
-
Mengapa arkeolog menemukan kerangka bayi di dekat perapian? 'Sebenarnya kami sudah menduga-duga adanya kuburan ini karena kami menemukan sisa-sisa perapian di sisi timur. Itu sudah menjadi aturan dalam arkeologi. Dari Zaman Batu hingga akhir zaman, jika menemukan perapian dugaan akan adanya kuburan bayi atau anak di dalam atau di luar rumah semakin meningkat. Saat kami sudah menduga-duga, kami menemukan kuburan itu,' Katanya.
-
Bagaimana perkakas batu manusia purba digunakan? Perkakas dari batu flint umumnya digunakan untuk menggali tanah atau menguliti hewan.
-
Siapa yang meneliti aktivitas manusia purba? Penelitian ini merupakan bagian dari disertasi doktor oleh Grzegorz Wysiadecki, menyelidiki berbagai aktivitas yang mungkin dilakukan manusia purba yang kemudian berkontribusi pada pengetahuan anatomi.
Anak-anak ini diduga dieksploitasi untuk keperluan kerajaan, seperti dikutip dari Arkeonews, Rabu (16/10).
Ketua tim penelitian, Akiva Sanders dari Universitas Tel Aviv mengatakan, penelitian ini membuka wawasan baru terkait kehidupan anak-anak yang hidup di era Kerajaan Elba, salah satu kerajaan tertua di dunia.
“Kami menemukan, pada puncak kejayaannya, sekitar tahun 2400 hingga 2000 SM, kota-kota yang terkait dengan kerajaan tersebut mulai bergantung pada pekerja anak untuk produksi industri tembikar. Anak-anak tersebut bekerja di bengkel-bengkel kerja yang dimulai pada usia tujuh tahun, dan dilatih secara khusus untuk membuat cangkir-cangkir yang seragam – yang digunakan di kerajaan dalam kehidupan sehari-hari dan pada jamuan makan kerajaan,” jelas Sanders.
Seperti diketahui, sidik jari seseorang tidak berubah sepanjang hidupnya. Oleh karena itu, ukuran telapak tangan dapat diperkirakan secara kasar dengan mengukur kepadatan tepi sidik jari – dan dari ukuran telapak tangan, usia dan jenis kelamin orang tersebut dapat diperkirakan.
Produksi Gelas
"Kami ingin menggunakan sidik jari pada tembikar tersebut untuk memahami bagaimana proses seperti urbanisasi dan sentralisasi fungsi pemerintahan mempengaruhi demografi industri keramik. Di kota Hama, yang merupakan pusat produksi keramik kuno, kita awalnya melihat pembuat tembikar berusia sekitar 12 dan 13 tahun, dengan separuh pembuat tembikar berusia di bawah 18 tahun, dan jumlah anak laki-laki dan perempuan sama banyaknya," jelas Sanders.
“Statistik ini berubah seiring terbentuknya Kerajaan Ebla ketika kita melihat para pembuat tembikar mulai memproduksi lebih banyak gelas untuk jamuan makan. Dan karena semakin banyak pesta berbahan bakar alkohol yang diadakan, cangkir-cangkir tersebut sering kali pecah – dan oleh karena itu cangkir-cangkir tersebut perlu dibuat lebih banyak lagi," paparnya.
“Kerajaan tidak hanya semakin bergantung pada pekerja anak, namun anak-anak juga dilatih untuk membuat cangkir-cangkir tersebut semirip mungkin satu sama lain. Ini adalah fenomena yang juga kita lihat dalam revolusi industri di Eropa dan Amerika: sangat mudah untuk mengontrol anak-anak dan mengajari mereka gerakan-gerakan khusus untuk menciptakan standardisasi dalam kerajinan tangan.”
Bikin Patung
Peneliti juga menemukan, anak-anak tersebut membuat patung-patung kecil dan miniatur wadah untuk diri mereka sendiri.
“Anak-anak ini saling mengajari cara membuat patung dan bejana mini, tanpa keterlibatan orang dewasa,” kata Sanders.
“Dapat dikatakan bahwa cangkir-cangkir tersebut diciptakan oleh anak-anak – dan mungkin termasuk anak-anak terampil dari bengkel pembuatan cangkir. Tampaknya dalam patung-patung ini anak-anak mengekspresikan kreativitas dan imajinasinya.”
Temuan para arkeolog ini dipublikasikan dalam jurnal Childhood in the Past.