Kisah Leendert Miero, Satpam Kediaman Gubernur VOC di Batavia yang Mampu Beli Rumah Mewah
Ada motif balas dendam antara penjaga rumah, Leendert Miero dengan sang gubernur VOC, Reinier de Klerk. Berikut kisahnya
Ada motif balas dendam antara penjaga rumah, Leendert Miero dengan sang gubernur VOC, Reinier de Klerk. Berikut kisahnya
Kisah Leendert Miero, Satpam Kediaman Gubernur VOC di Batavia yang Mampu Beli Rumah Mewah
Ada kisah menarik di balik megahnya gedung Arsip Nasional Indonesia, Jalan Gajah Mada, Krukut, Tamansari, Kota Jakarta Barat.
Dahulu, bangunan ini merupakan rumah Gubernur VOC di Batavia Reinier de Klerk yang dikudeta secara halus oleh satpamnya bernama Leendert Miero.
-
Di mana VOC mendirikan kantor? Memasuki abad ke-17, seluruh wilayah Pariaman berada di bawah kedaulatan Kesultanan Aceh. Sampai akhirnya pada tahun 1663 kongsi dagang Belanda yaitu VOC tiba dan mendirikan kantor di Kota Padang.
-
Siapa pemilik Rumah Bersejarah itu? Saat itu pemilik rumah tersebut adalah Raden Mas Ari Sumarmo Sastro Dimulyo.
-
Dimana gedung Loji Vrijmetselaarsloge berada? Gedung tersebut dahulu berada di kawasan Weltevreden, atau saat ini masuk kawasan Jalan Budi Utomo, Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat.
-
Dimana VOC membangun loji perdagangan di Sumatera Barat? Pulau Sumatera merupakan salah satu wilayah yang menjadi basis besar perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Tak heran jika Belanda serta Portugis banyak mendirikan sebuah loji yang difungsikan sebagai pendukung perdagangan rempah serta emas.
-
Kapan gedung Loji Vrijmetselaarsloge didirikan? Sejak didirikan pada 27 Juni 1830, tempat ini kerap dianggap kontroversial.
-
Siapa yang diduga menghuni rumah Belanda? Menurut warga sekitar, rumah tersebut posisinya menghadap ke arah Situ Patenggang. Dulunya rumah ini ditinggali oleh keluarga Lugten.
Kejadian ini sempat menyita perhatian publik, lantaran sosoknya yang hanya berprofesi sebagai penjaga keamanan.
Menariknya, Leendert Miero menguasai rumah ini setelah mendapat hukuman cambuk dari Reinier de Klerk karena melakukan kesalahan saat bertugas.
Dari sisi arsitektural, desainnya megah dan memiliki bentuk mirip istana Eropa di abad pertengahan.
Masih banyak kisah menarik lainnya dari bangunan yang genap berusia 263 tahun ini. Yuk ikuti kisah selengkapnya berikut ini.
Reinier de Klerk dan Mimpi Rumah Abadi
Berdirinya bangunan Arsip Nasional Indonesia ini diawali sebagai rumah tinggal dari Gubernur VOC era 1700 an, Reinier de Klerk.
Ketika itu ia yang mendapat tugas di VOC ingin turut mempercantik wilayah tersebut sehingga dibangunlah rumah tinggal dengan gaya yang modern di masanya.
Dalam akun @majalah.jakita yang dikelola Pemprov DKI Jakarta disebutkan jika Reinier de Klerk berambisi membangun tempat tinggal yang berumur panjang dan abadi, sehingga bisa dikenang di masa mendatang.
Berhiaskan Cerita Perjalanan Al Kitab
Jika dilihat dari interiornya yang banyak memakai keramik, Reinier de Klerk merupakan sosok yang religious. Ini karena deretan keramik di ruang utamanya menceritakan perjalanan kita suci Al Kitab.
Suasana ini juga mencerminkan kepribadian Reinier yang personal sehingga mampu membuat nyaman siapapun yang datang.
Sebab, rumah yang juga dikenal sebagai Molenvliet ini kerap dijadikan tempat untuk acara kenegaraan, resepsi dan pesta keluarga.
Perabotannya Berhiaskan Kayu
Serupa dengan rumah peninggalan zaman dulu, Villa Molenvliet juga memiliki perabotan indah berhiaskan kayu. Walau berusia ratusan tahun, bentuknya masih terjaga dan tetap indah.
Terdapat ranjang besar berkelambu, kursi, sofa, meja sampai pegangan tangga di tiap lantai.
Pintu dan juga fasadnya turut dibuat dari kayu jati kokoh, yang masih awet sampai sekarang. Karena sebagian besar bentuknya masih dipertahankan, pemerintah setempat menjadikan rumah tersebut sebagai cagar budaya.
Kisah Leendert Miero yang Dihukum Cambuk 50 Kali
Suatu ketika Leendert Miero tidak terlihat bekerja di rumah tersebut. Reinier de Klerk kemudian mencarinya di area rumah. Ia lantas mendapati Leendert Miero tengah tertidur di salah satu ruangan.
Mendapati kondisi ini, ia murka dan berupaya memberi hukuman kepada Leendert Miero agar jera dan kembali bekerja dengan disiplin. Leendert dicambuk sampai 50 kali.
Setelah mendapat cambukan tersebut, Leendert bersumpah akan membeli rumah itu ketika dirinya kaya raya.
30 tahun berselang, mimpi itu terjadi dan ia membelinya cash dari Reinier de Klerk.
Dimiliki Leendert Miero
Kala itu tahun 1818, Leendert Miero yang sebelumnya hanya petugas pengamanan rendahan mampu mengubah nasibnya menjadi pandai emas yang terkemuka di Batavia.
Merujuk laman Explore Jakarta, Ia banyak mendapat pesanan, hingga ekonominya perlahan membaik. Leendert lantas menemui Reinier de Klerk untuk membeli rumah megahnya sebagai bentuk balas dendam.
Seketika, Leendert Miero menjadi crazy rich yang disegani se wilayah Batavia dan sekitarnya.