3 Fakta Prasasti Mantyasih, Menguak Nama-Nama Raja Mataram Kuno
Merdeka.com - Prasasti Mantyasih, disebut juga dengan nama Prasasti Balitung atau Prasasti Tembaga Kedu, merupakan sebuah prasasti peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang ditemukan di Kampung Mateseh, Magelang Utara.
Temuan Prasasti Mantyasih terbilang penting, karena prasasti tersebut memuat daftar silsilah raja-raja Kerajaan Mataram Kuno. Prasasti Mantyasih dibuat sebagai legitimasi atas Raja Balitungsebagai pewaris tahta yang sah atas Kerajaan Mataram Kuno. Sehingga dalam prasasti itu disebutkan pula raja-raja yang sebelumnya berdaulat di wilayah tersebut.
Bentuk Legitimasi
-
Mengapa prasasti itu penting bagi sejarah? Apries, yang juga dikenal dengan nama Wahibre Hibre, merupakan penguasa dinasti ke-26 di Mesir pada periode 688 SM hingga 525 SM. Pada masa pemerintahannya, Mesir merdeka, dan ibu kota kerajaannya sering kali berada di Sais, Mesir utara. Menurut Mostafa Wajiri, sekretaris jenderal Dewan Tertinggi Purbakala Mesir, prasasti ini tampaknya berkaitan dengan aktivitas militer Apries di wilayah timur Mesir.
-
Di mana prasasti itu ditemukan? Prasasti seberat setengah ton yang berisi 13 baris tulisan itu ditemukan tim penggali di kawasan Mersin setelah proyek penggalian dilakukan selama 12 bulan.
-
Dimana prasasti itu ditemukan? Prasasti ini ditemukan di dekat Danau Bashplemi, di wilayah Dmanisi.
-
Kenapa penemuan prasasti ini penting? Penemuan ini penting bukan hanya karena kelangkaan material yang ditemukan, tetapi juga karena dapat mengungkap aspek-aspek yang tidak diketahui dari peradaban kuno yang mendiami Kaukasus.
©magelangkota.go.id
Dalam prasasti itu pula disebutkan bahwa Desa Mantyasih ditetapkan Raja Balitung sebagai desa sima atau desa bebas pajak. Saat ini, di desa tersebut masih terdapat sebuah lumpang batu yang diyakini sebagai tempat penetapan upacara penetapan sima atau desa perdikan.
Selain itu, disebutkan pula tentang keberadaan Gunung Susundara dan Wukirsumbing yang sekarang diyakini sebagai Gunung Sundoro dan Gunung Sumbing.
Menurut Teori Bosch, pada masanya Kerajaan Medang atau Mataram Kuno terdiri dari dua dinasti yaitu Wangsa Sanjaya dan Wangsa Sailendra. Wangsa Sanjaya berkuasa di daerah utara sementara Wangsa Sailendra berkuasa di daerah selatan.
Namun kemudian Putri Maharaja Samaratungga dari Wangsa Sailendra bernama Pramodawardhani menikah dengan Rakai Pikatan dari Wangsa Sanjaya. Berikut ini adalah silsilah raja-raja Mataram Kuno dari Wangsa Sanjaya berdasarkan Prasasti Mantyasih:- Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya- Sri Maharaja Rakai Panangkaran- Sri Maharaja Rakai Panunggalan- Sri Maharaja Rakai Warak- Sri Maharaja Rakai Garung- Sri Maharaja Rakai Pikatan- Sri Maharaja Rakai Kayuwangi- Sri Maharaja Rakai Watuhumalang- Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Dharmmodaya Mahasambhu.
Penafsiran Berbeda
©kemdikbud.go.id
Terkait penafsiran prasasti itu, filolog Slamet Muljana memiliki penafsirannya sendiri. Menurutnya daftar nama raja tersebut bukanlah silsilah Wangsa Sanjaya, melainkan daftar raja-raja yang pernah berkuasa di era Mataram Kuno.
Menurutnya, gelar “rakai” sendiri diartikan sebagai penguasa atau pejabat di daerah atau raja bawahan yang masih mempunyai hubungan keluarga dengan maharaja yang masih bertahta.
Dalam hal ini, ia membandingkan isi prasasti Mantyasih dengan prasasti Kelurak, prasasti Kayumwungan, prasasti Siwagraha, dan prasasti Nalanda. Dari perbandingan itu, ia berpendapat bahwa Rakai Panangkaran, Rakai Panunggalan, Rakai Warak, dan Rakai Garung berasal dari Wangsa Sailendra. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prasasti Wanua Tengah ditemukan pertama kali pada tahun 1890. Keberadaannya menjadi penting karena memuat 12 nama raja yang pernah bertahta di Mataram Kuno
Baca SelengkapnyaKerajaan Mataram Islam adalah salah satu kerajaan terbesar yang pernah berdiri di Pulau Jawa, Indonesia.
Baca SelengkapnyaDi dalam petilasan ini terdapat sebuah batu besar yang digunakan sebagai tempat bertapa Panembahan Senopati
Baca SelengkapnyaTak hanya sebagai pemakaman umum, di makam Bergota Semarang terdapat beberapa makam tokoh pribumi penting pada masanya.
Baca SelengkapnyaSejak puluhan abad silam, daerah ini sudah jadi wilayah penting bagi kehidupan masyarakat.
Baca SelengkapnyaPrasasti yang saat ini berada di Skotlandia ini berisi banyak rangkuman catatan sejarah.
Baca SelengkapnyaBukti pertama kali mengenai keberadaan Kerajaan Mataram Kuno berasal dari Prasasti Canggal.
Baca SelengkapnyaMenhir-menhir itu merupakan mahakarya kesenian leluhir orang Minangkabau yang diperkirakan hidup di tahun 1550 sebelum masehi.
Baca SelengkapnyaJawa Timur termasuk provinsi yang menyimpan bukti sejarah kerajaan-kerajaan besar di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaDi Museum Galunggung pengunjung bisa melihat perubahan Tasikmalaya sejak zaman kerajaan.
Baca SelengkapnyaDi candi itulah ditemukan Prasasti Canggal yang menceritakan masa emas pemerintahan Raja Sanjaya
Baca SelengkapnyaPenemuan candi ini begitu misterius karena tidak ada bukti mengenai siapa yang membangun dan kapan dibangun.
Baca Selengkapnya