Dulunya Sentra Pemotongan Kambing, Begini Kisah Kampung Jagal di Semarang
Merdeka.com - Saat sebagian orang masih tertidur lelap, masyarakat di Kampung Bustaman, Kota Semarang, sudah disibukkan dengan hewan ternak kambing. Selama ini, kampung itu memang dikenal sebagai kampung jagal kambing.
Dilansir dari Liputan6.com, nama Kampung Bustaman berasal dari nama Kiai Kertoboso Bustam. Dia adalah kakek buyut dari pelukis terkenal Indonesia, Raden Saleh.
Di Kota Semarang, letak Kampung Bustaman berada di posisi yang strategis. Lokasinya berada di antara situs penting kota tersebut yaitu kawasan pecinan, Kota Lama, dan Pasar Johar. Kampung itupun hanya memiliki dua RT.
-
Kenapa Kampung Batik Kauman terkenal? Semua batik di Kampung Batik Kauman ini dibuat dengan tangan sendiri alias homemade.
-
Siapa saja seniman terkenal Kota Batu? Mengutip situs PPID Kota Batu, beberapa seniman terkenal dari Kota Batu yakni Sudjopo Sumarah Purbo (Penari), Agus Triwahyudi (Seniman Reog), Miftah Abdul Hadi (Seniman Seni Rupa), Sukisno (Seniman Ludruk), Sindhunata (Satrawan dan Budayawan), dan lain sebagainya.
-
Siapa juragan batik di Kampung Laweyan? Pada suatu masa di Kampung Batik Laweyan, Solo, hiduplah seorang juragan batik bernama Mbok Mase.
-
Siapa yang mendirikan Rumah Batik Palbatu? Pendirinya bernama Budi Hary.
-
Dimana letak Kampung Kemasan? Kampung Kemasan berlokasi di Jalan Nyai Ageng Arem-Arem, Kelurahan Pakelingan, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
-
Apa yang membuat Kampung Bubakan terkenal? Desa Bubakan merupakan desa yang berada di sebelah utara Kabupaten Wonogiri dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Karanganyar. Desa itu letaknya berada di lereng Gunung Lawu. Rumah-rumah mewah yang berada di Desa Bubakan merupakan simbol dari kesuksesan warga Bubakan yang sebanyak 90 persen merupakan perantau yang membuka usaha kuliner bakso dan jamu.
Walaupun memiliki beberapa pintu, kampung ini senantiasa aman. Hal ini membuat orang-orang sering memelesetkan nama “Bustaman” sebagai akronim “Tembus Tapi Aman”. Berikut adalah sepenggal kisah dari Kampung Bustaman.
Sejarah Berdirinya Kampung Bustaman
©Indosiar
Dulunya, Kiai Kertoboso Bustam memulai pembangunan Kampung Bustaman dengan membuat sebuah sumur. Tanah kampung itu ia dapatkan dari pemerintah Belanda atas jasanya menghentikan pemberontakan orang Jawa dan Cina.
Selain itu, dia juga menjadi seorang penerjemah Bahasa Belanda. Hal inilah yang membuatnya begitu disayang pemerintah kolonial Belanda pada saat itu.
Selain Kyai Bustam, kampung ini juga memiliki warisan lain yaitu tradisi berdagang kambing. Tradisi ini telah tumbuh subur sejak berpuluh tahun lalu. Dilansir dari Rujak.org, pamor Bustaman sebagai tempat jagal dan berdagang kambing membuat warung-warung gule di seantero Kota Semarang memakai nama kampung itu untuk berjualan walaupun yang berjualan bukan orang Bustaman.
Aktivitas di Kampung Bustaman
©Indosiar
Sejak tengah malam hingga menjelang sore, kegiatan yang berkaitan dengan pemotongan dan pendistribusian daging kambing terjadi di Kampung Bustaman. Mulai dari datangnya kambing hidup, disembelih, dibersihkan, dipotong menjadi bagian kecil-kecil, sampai diambil oleh pedagang gule dan tengkleng.
Selain memasok daging, beberapa warga Bustaman juga membuat bumbu gule dan tengkleng. Uniknya, tak ada satupun warga di sana yang berjualan masakan kambing siap makan.
Terus Berkurang
©Indosiar
Dulunya, ada 13 juragan di Bustaman yang meramaikan transaksi jual beli dan pengolahan kambing yang didatangkan ke Kampung Bustaman dari seluruh daerah di Jawa Tengah. Namun kini hanya tinggal 3 orang yang masih mempertahankan profesi ini, salah satunya Muhamad Toni.
Toni sudah menjalankan profesi pengolah kambing sejak tahun 1981. Dalam sehari, ia bisa memotong hingga 40 ekor kambing untuk dijual kepada pengepul.
Namun, tak hanya pengepul, warga di sana juga bekerja sebagai tukang potong, tukang kerok, dan pengepul kulit serta pembuat bumbu dapur. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hingga kini, makamnya selalu bersih dan rapi karena banyak diziarahi warga lokal
Baca SelengkapnyaIa merupakan tokoh penting dalam sejarah Kota Surabaya.
Baca SelengkapnyaKini rumah ini menjadi sebuah museum yang bisa dikunjungi wisatawan secara gratis
Baca SelengkapnyaPelukis kelahiran Semarang ini adalah salah satu pioner lukisan yang beraliran romantisme.
Baca SelengkapnyaDi Dusun Banger sebenarnya masih banyak rumah tidak layak huni. Bahkan beberapa penghuninya tidak pernah mendapat bantuan sama sekali.
Baca SelengkapnyaDahulu nama Gondangdia konon berasal dari seorang kakek.
Baca SelengkapnyaMakam yang berada di Desa Simpang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi ini lokasinya sangat dekat dengan aliran Sungai Batanghari.
Baca SelengkapnyaDi balik hingar bingarnya, Cakung menyimpan banyak kisah unik yang jarang diketahui.
Baca SelengkapnyaMbah Kiai Jangkrik merupakan seorang pendekar yang sakti. Kesaktiannya antara lain suara siulannya yang mirip suara jangkrik sehingga bisa mengecoh lawan
Baca SelengkapnyaLukisan itu menggambarkan tradisi masyarakat di Ibu Kota Mataram pada masa itu
Baca SelengkapnyaKelurahan Josenan di Kota Madiun memiliki ciri khas unik, yakni keberadaan patung harimau di area masuk wilayahnya.
Baca SelengkapnyaNamanya unik, begini asal usul nama Kampung Kurus di Jakarta Utara.
Baca Selengkapnya