Jadi Cikal Bakal Kerajaan Mataram Islam, Ini 3 Fakta Unik Petilasan Kembang Lampir
Merdeka.com - Di Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, Gunung Kidul, ada sebuah petilasan yang cukup dikenal oleh warga sekitar. Namanya Petilasan Kembang Lampir.
Dulunya, petilasan ini merupakan bekas tempat bersemedi Ki Ageng Pemanahan. Dia merupakan keturunan Brawijaya V yang juga murid dari Sunan Kalijaga.
Tempat ini pula yang kemudian dijadikan lokasi bersemedi dari Panembahan Senopati yang merupakan anak Ki Ageng Pemanahan. Kelak, Panembahan Senopati inilah yang kemudian mendirikan Kerajaan Mataran Islam.
-
Dimana Makam Kembang Kuning berada? Ereveld (makam untuk orang Belanda) Kembang Kuning adalah salah satu kompleks pemakaman termegah di Kota Surabaya, Jawa Timur.
-
Dimana letak Masjid Agung Palembang? Secara geografis, masjid ini berdiri tepat di belakang Benteng Kuto Besak yang dekat dengan aliran Sungai Musi.
-
Dimana lokasi penemuan makam? Awal tahun ini, sejumlah artefak yang mencakup potongan kayu dan beragam item lainnya ditemukan di sebuah makam di distrik Wulong, yang terletak sekitar 870 mil (1.400 kilometer) barat daya Beijing.
-
Dimana letak makam kuno itu? Di Kota Salatiga, Jawa Tengah, terdapat sebuah makam kuno yang letaknya cukup tersembunyi.
-
Dimana makam kuno tersebut berada? 1. Tempat Empat Kelompok Makam Kerajaan Makedonia Penelitian terbaru membawa kita ke dalam misteri pemimpin ini, dengan fokus pada sisa-sisa kerangka yang ditemukan di 'Tumulus Besar' di pekuburan Aegae di Yunani utara.
-
Siapa pemilik makam kuno? Berdasarkan artefak yang ditemukan, arkeolog menduga makam ini adalah makam dari seorang bangsawan yang memiliki kekuasaan.
Di sini pula terdapat benda-benda peninggalan Ki Ageng Pemanahan seperti mahkota rumah yang pecah dan berbagai benda pusaka lainnya.
Lantas bagaimana sejarah petilasan ini hingga banyak dikunjungi oleh peziarah di masa kini? Berikut selengkapnya:
Cikal Bakal Kerajaan Mataram Islam
©2020 liputan6.com
Melansir dari Etnis.id, dalam sejarahnya petilasan Kembang Lampir merupakan awal mula Kerajaan Mataram Islam berdiri. Waktu itu, Ki Ageng Pemanahan diminta oleh Sunan Kalijaga untuk bertirakat di tempat itu guna memperoleh petunjuk mengenai siapa sosok yang tepat untuk memimpin kerajaan setelah era Majapahit.
Saat Ki Ageng Pemanahan hendak bertapa, di sana sudah ada bunga semampir yang bertengger di sebuah pohon besar. Atas perintah Sunan Kalijaga, Ki Ageng Pemanahan mengambil bunga semampir itu.
Tempat itu pula yang kemudian dijadikan Panembahan Senopati sebagai lokasi semedi sebelum menjadi Raja Mataram Islam. Oleh Panembahan Senopati, tempat itu dinamakan “Mbang Lanpir” yang artinya membangun ketajaman berpikir.
Pemugaran Kembang Lampir
©jogjasiana.net
Pada tahun 1975, Sri Sultan HB IX menginisiasi pemugaran petilasan Kembang Lampir. Setelah jadi, petilasan itu dinamakan Gunung Mahenka karena letaknya yang berada di atas perbukitan.
Tempat itupun menjadi petilasan bersejarah bagi Keraton Yogyakarta. Tak hanya direnovasi, di petilasan itu juga dibuatkan monumen berupa patung Ki Ageng Pemanahan dan Panembahan Senopati.
Tak hanya sebagai petilasan, pada bangunan induk di sana tersimpan benda pusaka Wuwung Gubug Mataram dan Songsong Ageng Tunggul Naga.
Pantangan di Kembang Lampir
©2021 Brilio.net
Seperti tempat-tempat keramat lainnya, ada pantangan yang harus dihindari pengunjung yang ingin berziarah ke petilasan Kembang Lampir. Dalam seminggu, petilasan itu hanya dibuka pada hari Senin dan Kamis. Selain itu, pengunjung juga tidak boleh mengenakan pakaian berwarna ungu terong dan hijau lumut.
Sutrisno, seorang warga sekitar yang dipercaya Keraton Yogyakarta mengurus petilasan itu mengatakan, kedua warna itu terlarang bagi pengunjung karena keberadaan Nyi Roro Kidul yang konon sering datang ke petilasan itu. Jika pengunjung mengenakan baju warna itu, ia akan disukai Nyi Roro Kidul dan kemudian dijadikan budaknya.
Tak hanya sebatas pakaian, melansir dari Brilio.net, pengunjung juga tidak boleh memotret bangunan dalam, tidak boleh memakai sandal, dan khusus pengunjung wanita harus dalam keadaan suci. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di dalam petilasan ini terdapat sebuah batu besar yang digunakan sebagai tempat bertapa Panembahan Senopati
Baca SelengkapnyaBukit ini memiliki pertautan erat dengan sejumlah tokoh pada era Kerajaan Kadiri.
Baca SelengkapnyaTak hanya berdiri sebagai sebuah bangunan lawas, lokasi ini juga menjadi pusat penyebaran Islam di wilayah barat Pulau Jawa itu.
Baca SelengkapnyaOrang-orang pertama yang berjasa mengubah hutan jadi permukiman penduduk merupakan para pendakwah Islam
Baca SelengkapnyaTak hanya sebagai pemakaman umum, di makam Bergota Semarang terdapat beberapa makam tokoh pribumi penting pada masanya.
Baca SelengkapnyaTak hanya soal keindahan alamnya, ternyata Karimunjawa juga punya berbagai peninggalan sejarah.
Baca SelengkapnyaKi Ageng Wonoboyo merupakan sosok yang disegani pada masanya.
Baca SelengkapnyaSisi modern Banten terbentuk dari kota kuno Banten Girang
Baca SelengkapnyaPenemuan candi ini begitu misterius karena tidak ada bukti mengenai siapa yang membangun dan kapan dibangun.
Baca SelengkapnyaTempat ini biasa digunakan untuk wisata ziarah serta bagian dari belajar sejarah kerajaan.
Baca SelengkapnyaMakam itu merupakan persemayaman Raja Amangkurat I yang merupakan anak dari Sultan Agung Hanyokrokusumo
Baca SelengkapnyaDi Desa Tempuran, Kabupaten Blora, ada sebuah makam keramat milik Mbah Lembu Peteng. Konon dulunya ia adalah seorang prajurit.
Baca Selengkapnya