Mappalette Bola, Prosesi Gotong Royong Memindahkan Rumah Ala Masyarakat Suku Bugis
Berbeda dari orang-orang ketika proses pindah tempat tinggal, Suku Bugis di Sulawesi Selatan ini membuktikan cara memindahkan rumah yang sesungguhnya.
Berbicara soal pindah rumah tentu pada umumnya akan membawa seluruh barang-barang menuju tempat tinggal yang baru. Akan tetapi, cara tersebut sepertinya biasa saja dan Suku Bugis di Sulawesi Selatan pun melakukan cara pindah rumah yang berbeda.
Dalam Suku Bugis, prosesi pindah rumah tersebut dikenal dengan sebutan Mappalette Bola. Memindahkan rumah ini dilakukan dengan cara mengangkat bangunan rumah secara gotong royong dan melibatkan banyak orang.
-
Apa tradisi unik pindah rumah di Jawa? Dari banyaknya tradisi yang ada, slup-slupan jadi salah satu yang masih dilakukan sampai sekarang. Prosesi pindahan ala masyarakat Jawa ini menjadi tradisi khas dan sakral di Desa Sangiran, Sragen, Jawa Tengah. Punya makna sebagai awal yang baru sekaligus harapan biar para penghuni rumah diberikan keselamatan.
-
Bagaimana cara warga memindahkan rumah? Secara kompak, warga memindahkan rumah dari Kampung Wates ke kampung lain dan akan berkumpul untuk memakan makanan tradisional secara bersama-sama di lokasi pemindahan.
-
Bagaimana sistem adat Suku Piliang? Diketahui sistem ini dibentuk langsung oleh Datuk Ketumanggungan.
-
Apa itu Tradisi Ngabungbang? Ngabungbang adalah ritual nyari sapeupeuting yang secara makna dalam bahasa Indonesia yaitu bergabung semalaman.
-
Kenapa pindah rumah di Indonesia unik? Percaya Nggak Percaya Pindah rumah di Indonesia nggak bisa dilakukan dengan sembarangan karena banyak hal unik yang masih dijalankan. Tujuannya adalah buat mendatangkan keberuntungan dan hal baik untuk si pemilik rumah selama menempati rumah baru tersebut.
-
Apa tradisi unik di Sumatera Selatan? Salah satunya adalah tradisi unik yang ada di Sumatra Selatan yakni saling bertukar takjil dengan tetangga di sekitar kampung tempat tinggal.
Bagi masyarakat Suku Bugis, kegiatan ini akan dilakukan jika salah satu pemilik rumah ingin pindah dan menjual rumahnya tapi tidak dengan tanahnya. Rumah yang dijual pun ternyata adalah rumah adat panggung yang terbuat dari kayu khas Sulawesi Selatan.
Penasaran dengan proses Mappalette Bola dari Suku Bugis? Simak rangkuman informasinya yang dihimpun merdeka.com dari berbagai sumber berikut ini.
Dilakukan Kaum Laki-laki
Dalam prosesi Mappalette Bola ini tentu ada tahap-tahap serta aturan yang harus diperhatikan. Salah satunya, prosesi ini hanya boleh dilakukan oleh kaum laki-laki. Sementara perempuan bertugas memasak untuk dihidangkan pada warga yang mengangkat rumah tersebut.
Berbagai jenis makanan pun hadir, kurang lebih seperti kerja bakti yang sering kita lihat sehari-hari di kampung halaman. Ada jajanan Suku Bugis, seperti Kue Bandang, Baronggo, Suwella, beserta teh hangat dan kopi untuk menemani hidangan-hidangan lainnya.
Proses pertama sebelum melakukan Mappalette Bola yaitu doa serta menentukan irama langkah kaki.
Sebelum Mappalette Bola, langkah pertama adalah berdoa dan menentukan irama langkah kaki yang dipimpin oleh Ketua Adat. Langkah ini krusial karena ketepatan irama langkah kaki menentukan keberhasilan mengangkat rumah secara bersama-sama.
Proses Pemindahan
Menurut indonesia.go.id, sebelum melakukan Mappalette Bola, semua perabotan harus dikeluarkan dari rumah untuk mencegah kerusakan. Rumah panggung juga dipasangi bambu pada tiang-tiangnya untuk memudahkan proses pengangkatan.
Perlu diketahui, kerangka rumah ini biasanya menggunakan tiang dan balok yang dirangkai tanpa menggunakan paku. Serta bentuk bangunan persegi empat yang dibuat memanjang ke arah belakang.
Mappalette Bola melibatkan hampir ratusan warga. Mappalette Bola ini memiliki beberapa tipe pemindahan rumah. Apabila lokasi pindahnya tidak jauh, maka rumah tersebut hanya di dorong saja dengan memasan roda di bawah rumah. Namun jika lokasinya jauh, maka seluruh warga akan bergotong royong mengangkat rumah tersebut.
Setelah setahun menempati lokasi rumah baru, suku Bugis akan melakukan upacara Maccera Bola yakni kegiatan untuk menolak bala dengan cara menyapukan darah ayam pada tiang-tiang rumah.
Tradisi Penuh Makna
Dilansir dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, fungsi dari tradisi Mappalette Bola atau bisa disebut Marakka' ini untuk memperkuat rasa solidaritas khususnya dalam kehidupan bermasyarakat. Lalu menumbuhkan rasa gotong royong sekaligus semangat untuk melestarikan budaya warisan nenek moyang tersebut.