Arkeolog Temukan Prasasti Seukuran Telapak Tangan Berusia 3.300 Tahun, Isinya Tulisan Tentang Perang Dahsyat Zaman Kuno
Arkeolog Temukan Prasasti Seukuran Telapak Tangan Berusia 3.300 Tahun, Isinya Tulisan Tentang Perang Dahsyat Zaman Kuno
Sebuah prasasti seukuran telapak tangan ditemukan pada Mei 2023 oleh Kimiyoshi Matsumura, seorang arkeolog di Institut Arkeologi Anatolia Jepang.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di kota kuno Perperikon? Arkeolog menemukan dua altar di kota kuno Perperikon di Thracia, Bulgaria. Altar ini digunakan untuk pembuatan anggur suci dan yang lainnya untuk penumbalan hewan.
-
Di mana letak Kota Zaman Perunggu yang ditemukan oleh para arkeolog tersebut? Cekungan Pannonia merupakan wilayah yang berpusat di Hungaria modern dan beberapa negara Eropa Tengah.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Desa Zaman Perunggu Must Farm? Para arkeolog juga menemukan berbagai artefak serta sisa makanan. Arkeolog Temukan Desa Zaman Perunggu Berusia 3.000 Tahun, Dibangun Terapung di Atas Sungai Arkeolog Inggris menemukan desa Zaman Perunggu yang masih lengkap dengan permukiman warga. Dulunya ini adalah desa yang kecil dan nyaman.Ada lima rumah berbentuk bulat berbentuk panggung, dibangun di atas tiang setinggi sekitar 2 meter, berada di atas sungai yang berkelok-kelok di timur Inggris.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di desa Zaman Perunggu, Must Farm? Arkeolog di Inggris menemukan meja makan di desa Zaman Perunggu, Must Farm di dekat daerah Peterborough. Must Farm juga dikenal sebagai "Pompeii-nya Inggris".Desa yang hancur karena kebakaran ini menyimpan sejumlah artefak penting seperti tekstil, perkakas kayu, dan bahkan sisa makanan.
-
Mengapa arkeolog heran dengan penemuan kota kuno ini? Meskipun kota ini berasal dari masa lampau, penemuan mengagumkan ini menunjukkan apa yang dapat diraih oleh pencapaian luar biasa dari semangat manusia.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di kota kuno di Palaiokastro, Yunani? Arkeolog menemukan sebuah kota kuno di Palaiokastro, Serres, Yunani. Menurut laporan Greek Reporter, kota ini berdiri pada abad keenam SM dan eksis sampai abad keenam Masehi.
Arkeolog Temukan Prasasti Seukuran Telapak Tangan Berusia 3.300 Tahun, Isinya Tulisan Tentang Perang Dahsyat Zaman Kuno
Prasasti mungil itu ditemukan di tengah reruntuhan Het di Büklükale, sekitar 60 kilometer di sebelah tenggara Ibu Kota Ankara, Turki.
Matsumura dan rekan-rekannya menggali reruntuhan di Büklükale selama sekitar 15 tahun. Mereka hanya menemukan prasasti tanah liat yang rusak sebelumnya, tetapi yang satu ini dalam kondisi yang nyaris sempurna.
Prasasti tanah liat berusia 3.300 tahun dari Turki tengah menggambarkan invasi asing yang dahsyat ke Kekaisaran Het, sebuah negara Zaman Perunggu yang misterius.
Invasi tersebut terjadi selama perang saudara Het, tampaknya dalam upaya untuk membantu salah satu faksi yang bertikai, menurut terjemahan teks paku pada prasasti itu.
Menurut sebuah terjemahan oleh Mark Weeden, seorang profesor
bahasa-bahasa Timur Tengah kuno di University College London, enam baris pertama dari teks paku-paku pada prasasti itu mengatakan, dalam bahasa Het, "empat kota, termasuk ibu kota, Hattusa, berada dalam bencana," sementara 64 baris sisanya adalah doa dalam bahasa Hurria yang memohon kemenangan.
- Arkeolog Temukan Kuburan Massal Prajurit Berusia 5.000 Tahun, Jadi Bukti Ganasnya Perangnya Zaman Batu
- Arkeolog Temukan Bukti Kapan Orang Yunani Mulai Minum Bir, Ternyata Sejak 2100 SM
- Arkeolog Takjub dan Penasaran, 330 Makam Berusia 4.000 Tahun Berisi Peti Mati Berbentuk Perahu yang Dikubur Terbalik
- Arkeolog Temukan Makam Bangsawan Berusia 1.200 Tahun, Dikubur Bersama Korban Tumbal dan Harta Karun
Prasasti tersebut merupakan catatan ritual suci yang dilakukan oleh raja Het hal ini karena orang Het menggunakan bahasa Hurria untuk upacara keagamaan, kata Matsumura kepada Live Science.
"Penemuan prasasti Hurrian berarti ritual keagamaan di Büklükale dilakukan oleh raja Het. Ini menyiratkan, paling tidak, raja Het datang ke Büklükale dan melakukan ritual tersebut," katanya melalui surel.
Arkeolog menduga Büklükale merupakan kota besar bangsa Het. Penemuan baru ini menunjukkan kota ini juga merupakan kediaman kerajaan, mungkin setara dengan kediaman kerajaan di Ibu Kota Het, Hattuša, sekitar 112 km ke arah timur laut.
Arkeolog menduga kerajaan Het pertama kali terbentuk di Anatolia tengah, sekarang Turki, pada sekitar 2100 SM dan bangsa Het telah menjadi kekuatan regional utama pada 1450 SM.
Bangsa Het muncul dalam Alkitab Ibrani, dan prasasti Mesir kuno mencatat Kekaisaran Het memerangi mereka pada 1274 SM pada Pertempuran Kadesh, sebuah kota kuno dekat Homs modern, Suriah, dalam salah satu pertempuran paling awal dalam sejarah.
Bahasa Hurrian pada awalnya adalah bahasa kerajaan Mitanni di wilayah tersebut, yang akhirnya menjadi negara bawahan Het.
Bahasa ini masih kurang dipahami, dan para ahli telah menghabiskan beberapa bulan untuk mencoba mempelajari makna prasasti tersebut, kata Matsumura.
Tulisan Hurria ternyata adalah sebuah doa yang ditujukan kepada Teššob, nama dewa badai dalam bahasa Hurria yang merupakan kepala dewa Het dan Hurria.
Kekaisaran Het lenyap dari sejarah pada awal abad ke-12 SM, Ini bertepatan dengan keruntuhan Zaman Perunggu Akhir, ketika banyak peradaban kuno di sekitar Mediterania diguncang oleh kerusuhan.
Seperti yang dijelaskan oleh sejarawan Eric Clein dalam "1177 SM: The Year Civilization Collapsed" (Princeton University Press, 2014), penyebab keruntuhannya tidak diketahui, tetapi mungkin termasuk kelaparan yang disebabkan oleh perubahan iklim.
Namun, invasi yang dirujuk oleh prasasti yang baru ditemukan itu tampaknya tidak terkait. Matsumura mengatakan prasasti itu berasal dari masa pemerintahan raja Het, Tudhaliya II, antara tahun 1380 hingga 1370 SM, sekitar 200 tahun sebelum keruntuhan Zaman Perunggu Akhir.
Prasasti ini "tampaknya berasal dari periode perang saudara yang kita ketahui dari teks-teks (Het) lainnya," katanya. "Selama masa ini, pusat kota Het diserang dari berbagai arah sekaligus dan banyak kota yang hancur pada waktu itu."