Bukan Dilempar, Arkeolog Ungkap Cara Manusia Purba Berburu Mamut dan Mastodon dengan Tombak
Temuan ini berbeda dari perkiraan sebelumnya, yang menyebut tombak digunakan sebagai senjata lempar.
Penelitian baru mengungkapkan bagaimana manusia purba di Amerika Utara memburu gajah purba atau mamut hingga hampir punah dengan menggunakan tombak. Tombak tidak dilempar ke sasaran, melainkan tombak ditanam di tanah.
Temuan ini berbeda dari perkiraan sebelumnya, yang menyebut tombak digunakan sebagai senjata lempar, demikian dikutip dari The Independent, Kamis (22/8).
-
Di mana tim arkeolog menemukan perkakas batu dan kerangka manusia purba? Saat menjelajahi gua di Jerman, tim arkeolog menemukan koleksi langka artefak dan kerangka manusia purba, termasuk beruang gua.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan yang dapat mengubah pemahaman kita tentang manusia purba? Para ilmuwan menemukan artefak berusia 500.000 tahun yang dapat mengubah pemahaman tentang kehidupan manusia purba. Penelitian yang diterbitkan di Nature Journal mengungkap penemuan alat kayu di Air Terjun Kalambo, Zambia.
-
Bagaimana arkeolog mengetahui tanda "like" purba itu? Gambar-gambar gua ini sudah ada sebelum munculnya media sosial sekitar 17.000 tahun yang lalu. Para arkeolog menyebutnya sebagai penemuan “sekali seumur hidup”. Mereka menyebut temuan ini bukti paling awal dari “like” di bagian gua yang belum dijelajahi sebelumnya.
-
Kenapa para arkeolog tertarik untuk mencari tahu bagaimana manusia purba membuat perekat? Mencari tahu bagaimana manusia purba membuat dan menggunakan perekat adalah hal yang penting karena memberikan kita bukti kuat tentang bagaimana budaya dan kemampuan berpikir mereka berkembang seiring berjalannya waktu.
-
Bagaimana cara para arkeolog meneliti isi gua purba tersebut? Arkeolog di Spanyol menerbangkan drone untuk meneliti isi gua purba yang letaknya sulit dijangkau.
-
Bagaimana para ahli paleontologi meneliti pertumbuhan dan perkembangan spesies paus purba ini? Melalui analisis detail gigi dan tulang Tutcetus menggunakan pemindaian CT (CT-Scan), tim merekonstruksi pertumbuhan dan perkembangan pola spesies ini.
Di antara artefak yang paling sering digali dari situs arkeologi di Amerika Utara sejak 13.000 tahun yang lalu adalah Clovis, yaitu ujung runcing yang dibuat dengan membentuk batu seperti rijang, batu api, atau jasper.
Senjata khusus tersebut berukuran mulai dari ibu jari manusia sampai seukuran ponsel. Mereka memiliki tepi yang tajam dan jelas dengan lekukan bergalur di dasarnya.
Ujung Clovis ditemukan di situs Zaman Es di Amerika, beberapa di antaranya bersarang di kerangka mamut. Bagaimana tepatnya manusia purba menggunakan senjata tajam ini telah menjadi bahan perdebatan.
Beberapa teori menyatakan, ujung Clovis ditempelkan pada tombak untuk menusuk mamut, sementara teori lain menduga bahwa ujung tersebut digunakan untuk mengais hewan yang terluka.
Namun, jumlah batu yang cocok untuk dijadikan tombak semacam itu terbatas, sehingga para menurut para ilmuwan, manusia purba tidak akan mengambil risiko melempar atau menggunakan senjata tersebut secara sembarangan. Eksperimen juga menunjukkan, tombak berujung batu yang ditembakkan ke mamut mungkin tidak terasa lebih dari tusukan jarum pada binatang yang beratnya bisa mencapai sembilan ton.
- Ilmuwan Temukan Fosil Tiga Ekor Mastodon Berusia 12.000 Tahun, Masih Utuh dan Lengkap dengan Gadingnya
- Arkeolog Temukan Mata Tombak Berusia 50.000 Tahun Terbuat dari Tulang Kuda, Ini Spesies Manusia yang Membuatnya
- Menggali Selama 12 Hari di Sungai, Arkeolog Temukan Fosil Mastodon Paling Awet Berusia 13.600 Tahun
- Dikira Hanya Potongan Kayu Biasa, Penyelam ini Ternyata Temukan Gading Mastodon Raksasa Berusia 23 Juta Tahun
Lumpuhkan Mangsa Lebih Cepat
Studi baru, yang diterbitkan pada Rabu dalam jurnal PLoS One, menunjukkan bahwa para pemburu kemungkinan besar akan menempelkan tombak mereka ke tanah dan mengarahkan ujung Clovis ke atas, seperti tombak, untuk menusuk mamut yang sedang menyerang.
Teknik seperti itu populer dalam pertempuran untuk menghentikan kuda, tetapi tidak ada bukti bahwa teknik ini digunakan sebelum munculnya senjata logam. Para peneliti mengatakan kekuatan dari tombak yang ditanam ini akan mendorong tombak lebih dalam ke tubuh mangsanya, menyebabkan luka yang lebih parah.
Dalam studi tersebut, para ilmuwan meninjau anekdot sejarah tentang orang-orang yang berburu dengan tombak yang ditanam dan melakukan studi eksperimental terhadap senjata batu yang digunakan sebagai tombak.
Mereka membangun platform uji untuk menilai bagaimana sistem tombak bereaksi terhadap kekuatan simulasi hewan yang mendekat dan mengukur kekuatan yang dapat mereka tahan sebelum ujung Clovis patah.
Saat batu tajam yang dipasang pada sistem pemasangan tersebut menusuk seekor binatang, para ilmuwan menemukan bahwa ujungnya berfungsi seperti peluru berongga modern yang mampu menimbulkan “luka serius” pada mastodon, bison, dan kucing bertaring tajam.
Langkah Inovatif
“Desain kuno penduduk asli Amerika ini merupakan inovasi luar biasa dalam strategi berburu. Teknologi khas Pribumi ini memberikan gambaran tentang teknik berburu dan bertahan hidup yang telah digunakan selama ribuan tahun di sebagian besar dunia,” kata salah satu penulis studi, Scott Byram.
Para peneliti mengatakan ujung Clovis adalah bukti kecerdikan masyarakat Pribumi awal di Amerika Utara ketika hidup berdampingan dengan megafauna seperti mastodon dan mamut di bentang alam yang dingin.
"Berbeda dengan beberapa mata panah berlekuk, senjata ini lebih kuat. Dan mungkin juga digunakan untuk pertahanan," jelas Dr Byram.