Menggali Selama 10 Tahun di Benteng Romawi, Arkeolog Akhirnya Temukan Plakat Emas dari Abad Kedua Masehi
Para arkeolog juga menemukan sejumlah artefak lainnya, termasuk alat pemeras anggur.
Setelah melakukan penggalian selama 10 tahun, para arkeolog baru-baru ini menemukan sebuah plakat nazar emas saat melakukan penggalian di benteng Romawi Apsaros, Georgia.
Dilansir Arkeonews, benteng Apsaros atau dikenal sebagai benteng Gonio merupakan benteng peninggalan bangsa Romawi dibangun pada abad ke-1 Masehi.
-
Pot Romawi apa yang ditemukan mahasiswa arkeologi? Pakar keramik arkeologi, Dr Adam Sutton, dari Aurelius Archaeology, menganalisis koleksi tersebut dan mengidentifikasinya sebagai gelas kimia, sebuah guci kecil, dua guci, dan sebuah mangkuk keramik dari abad ke-2 Masehi.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di dalam guci perunggu asal Romawi? Salah satu pemakaman kremasi, yang ditemukan pada pertengahan Agustus tahun ini, sangat menarik, karena para arkeolog menemukan abu manusia yang terbakar yang ditaruh di dalam bejana perunggu asal Romawi, seperti dikutip dari Miami Herald, Kamis (19/9).
-
Artefak apa yang baru ditemukan oleh para arkeolog? Para arkeolog menemukan patung kuda pertama yang dibuat manusia. Patung berbentuk kuda kecil tersebut terbuat dari gading mammoth ini telah ada sejak Zaman Paleolitikum Atas, 35.000 tahun lalu.
-
Mengapa sarkofagus Romawi kuno di Iznik menarik perhatian arkeolog? Meric menambahkan, dua sarkofagus ini dibuat pada masa Kekaisaran Romawi, pada abad kedua Masehi. Keduanya diletakkan berdampingan. Sarkofagus ini dihias dengan relief Eros di ketiga sisinya.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Turki? Arkeolog di Turki menemukan prasasti atau lempengan batu saat melakukan penggalian di kastil Silifke yang terletak di atas bukit di Provinsi Mersin.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Turki? Arkeolog yang menggali di kawasan selatan Turki, tepatnya di Gundukan Accana atau dikenal sebagai Eski Alalah, menemukan sebuah prasasti huruf paku berusia 3.500 tahun yang berisi tulisan daftar belanjaan.
Uniknya, plakat emas kecil dan tipis seukuran telapak tangan serta bertuliskan huruf Yunani ini ternyata dipersembahkan kepada Jupiter Dolichensky, dewa Romawi yang disebut sebagai “dewa Timur”. Pada abad kedua Masehi, pemujaan misterius kepada Jupiter Dolichenus mencapai puncaknya di bawah kekuasaan Severi.
Para ahli terkadang menyebut Jupiter Dolichenus sebagai “Baal dari Doliche” atau “Baal Dolichenian”, dengan ditemukanya plakat emas di benteng ini para peneliti mengonfirmasi pemujaan dewa Jupiter Dolichenus yang popular di kalangan prajurit romawi.
Penggalian ini pertama kali dilakukan sekelompok arkeolog yang dipimpin Dr. Radosław Karasiewicz-Szczypiorski, Profesor di Universitas Warszawa dan Dr Lasha Aslanishvili pada tahun 2014.
"Penemuan ini mengonfirmasi adanya keberadaan tempat pemujaan di dekat tempat penemuan itu, yaitu kuil yang didedikasikan untuk Jupiter Capitolinus. Dewa ini berbeda dari Jupiter Capitolinus, dewa resmi Romawi,” kata Dr. Radosław Karasiewicz-Szczypiorski.
Alat Pemeras Anggur
Selain temuan plakat emas, para peneliti juga menemukan benda-benda lain yang menunjukan penjelasan lebih lanjut tentang pemujaan Jupiter Dolichensky.
- Arkeolog Temukan Perisai Romawi di Suriah Kuno, Berusia 1.800 Tahun Milik Prajurit yang Tewas dalam Pertempuran Abad ke-2
- Arkeolog Temukan Kamar Tempat Singgasana Ratu Abad ke-7 Masehi, Ada Pilar Besar dengan Lukisan Unik
- Arkeolog Temukan Makam Prajurit Zaman Besi dari Abad Ke-3 SM, Berisi Pedang dan Perisai
- Arkeolog Temukan Pangkalan Militer Romawi Berusia 1.800 Tahun, di Sini Lokasinya
Benda-beda ini sebagian besar adalah patung perunggu kecil yang menggambarkan seekor banteng dan elang untuk melambangkan Jupiter dan seperangkat tungku tembikar Romawi kuno “yang digunakan untuk membakar amfora, wadah yang biasanya digunakan untuk menyimpan anggur.”
Di dekat tungku pembakaran, tim peneliti juga menemukan alat pemeras anggur, "yang menunjukkan bahwa anggur lokal mungkin telah diekspor dalam amphora ini, kemungkinan untuk digunakan oleh militer Romawi," kata para arkeolog.
Berdasarkan temuan ini, Szczypiorski dan timnya meyakini pembuatan tembikar dan produksi anggur dalam skala besar dilakukan di benteng Romawi kuno. Namun, hal itu tidak lazim bagi militer kemungkinan para perajin bekerja di benteng saat tentara tidak ada dan dipindahkan saat militer kembali.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti