Ini Planet Termuda yang Baru Ditemukan, Umurnya Segini
Dalam Tata Surya, dua kandidat yang dianggap sebagai planet termuda adalah Uranus dan Bumi.
Astronom telah berhasil mengidentifikasi salah satu planet termuda di alam semesta. Planet yang baru ditemukan ini diberi nama TIDYE-1b, dengan nama resmi IRAS 04125+2902 b. Usianya hanya 3 juta tahun, menjadikannya jauh lebih muda dibandingkan dengan Bumi yang telah berusia 4,5 miliar tahun, sehingga TIDYE-1b adalah 1.500 kali lebih muda.
Menurut laporan dari Science Alert pada Kamis (28/11), planet TIDYE-1b terletak di sekitar bintang muda yang berada di konstelasi Taurus, yang dikenal sebagai salah satu lokasi aktif untuk pembentukan bintang di galaksi kita.
-
Planet kesembilan itu seperti apa? Planet kesembilan kemungkinan berada 20 kali lebih jauh dari matahari dibandingkan Neptunus. Selain itu, objek langit yang misterius ini diperkirakan memiliki massa sepuluh kali lipat dari bumi, dan cahaya memerlukan waktu empat hari untuk menjangkaunya.
-
Kapan planet ini ditemukan? Pada awal tahun 2000-an, data yang diperoleh dengan menggunakan instrumen Ultra-Violet-Visual Echelle Spectrograph (UVES) pada Very Large Telescope milik European Southern Observatory menunjukkan bahwa WD0032-317 sedang bergerak dan nampak seperti ditarik-tarik oleh bintang yang mengorbit.
-
Dimana planet-planet yang berbentuk datar ini terbentuk? Simulasi baru menunjukkan, planet-planet besar yang terbentuk cukup jauh dari bintang induknya memulai kehidupannya bukan sebagai bola yang rapi, namun lebih berupa piringan pipih atau datar atau disebut oblate spheroid.
-
Siapa yang yakin Planet Kesembilan itu ada? Dalam jurnal yang akan dimuat di The Astrophysical Journal Letters, Michael Brown, seorang profesor astronomi planet di California Institute of Technology, menyatakan bahwa kemungkinan besar planet sembilan memang ada.
-
Siapa yang mengatakan bahwa planet ini seperti teka-teki? “Planet ini benar-benar seperti sebuah teka-teki,” kata Vivien. Pasalnya, kata dia, LTT9779b ditemukan di wilayah yang disebut ‘gurun Neptunus’, di mana planet seukurannya seharusnya tidak ditemukan.
-
Mengapa planet ini lebih panas dari matahari? Planet yang mengorbit dekat bintangnya disinari dengan sinar ultraviolet dalam jumlah besar. Hal ini dapat menyebabkan atmosfernya menguap, dan molekul-molekul di dalamnya terkoyak.
Planet ini tergolong dalam kategori gas raksasa, mirip dengan Jupiter, namun berada dalam kondisi yang jauh lebih panas dan belum sepenuhnya stabil.
Pengamatan terhadap TIDYE-1b dilakukan dengan menggunakan teleskop inframerah canggih yang dapat mendeteksi radiasi panas dari planet muda ini, yang masih memancarkan energi akibat proses pembentukannya.
Keberadaan planet ini dikonfirmasi melalui metode kecepatan radial, yang memungkinkan astronom untuk mengukur tarikan gravitasi planet terhadap bintang induknya. Selain itu, studi lebih lanjut dengan teknik pencitraan langsung memberikan informasi yang lebih jelas mengenai atmosfer dan struktur TIDYE-1b.
Para ilmuwan menemukan bahwa planet ini dikelilingi oleh cakram gas dan debu, yang menunjukkan bahwa materi-materi tersebut masih dalam proses konsolidasi untuk membentuk struktur akhir planet.
Penemuan TIDYE-1b membuka kesempatan bagi penelitian yang lebih mendalam mengenai lingkungan di sekitar bintang muda. Dengan memahami bagaimana planet seperti TIDYE-1b terbentuk dan berkembang, para astronom berharap dapat mengungkap lebih banyak informasi mengenai keberagaman sistem planet yang ada di alam semesta.
Tata Surya memiliki planet yang paling muda
Dalam konteks Tata Surya, terdapat dua planet yang sering dianggap sebagai yang termuda, yaitu Uranus dan Bumi. Sebutan Bumi sebagai planet termuda terkait dengan peristiwa tabrakan besar yang dialaminya. Diperkirakan, Bumi purba bertabrakan dengan sebuah planetoid seukuran Mars yang dikenal dengan nama Theia.
Tabrakan ini juga berkontribusi pada pembentukan satelit alami Bumi, yaitu Bulan. Peristiwa ini diperkirakan terjadi sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu. Setelah tabrakan, Bulan membutuhkan waktu sekitar 200 juta tahun untuk memadat sepenuhnya. Sementara itu, Bumi yang mengalami guncangan akibat tabrakan tersebut juga memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai bentuknya yang sekarang.
Di sisi lain, antara 3 hingga 4 miliar tahun yang lalu, Uranus mengalami kejadian serupa. Uranus bertabrakan dengan objek luar angkasa yang memiliki ukuran setara dengan Bumi, yang menyebabkan gangguan pada struktur interiornya. Akibat dari tabrakan ini, Uranus berputar dengan posisi miring dan menghasilkan medan magnet yang unik dan tidak biasa. Fenomena-fenomena ini menunjukkan bahwa kedua planet tersebut memiliki sejarah yang penuh dengan peristiwa dramatis yang membentuk karakteristik mereka saat ini.