Artefak Misterius Berbentuk Cakram Berusia 3.600 Tahun Memuat Gambaran Alam Semesta Tertua yang Pernah Ada
Artefak yang ditemukan di Jerman itu berasal dari Zaman Perunggu.
Sebuah studi terbaru yang diterbitkan di jurnal Scientific Reports mengungkap metode rumit yang digunakan dalam pembuatan cakram kuno peninggalan budaya Unetice berusia 3.600 tahun.
Cakram yang dinamai “Cakram Langit Nebra” ini ditemukan pertama kali pada tahun 1999 di Jerman yang berasal dari Zaman Perunggu di Eropa Tengah.
-
Bagaimana bentuk artefak kuno ini? Batu kuno yang ditemukan di Kastil Uwatsuki memiliki bentuk heksagonal berukuran diameter 4,8 cm dengan tebal 1 cm. Sedangkan 17 batu yang ditemukan di Owada jin’ya berukuran 8 cm hingga 14 cm dengan tebal 1,5 cm hingga 3 cm.
-
Kapan artefak tertua di lokasi ditemukan? Artefak-artefak ini berasal dari berbagai zaman, mulai dari Neolitikum sampai era Perang Dunia II.
-
Kapan artefak kuno ini ditemukan? Pada tahun 1990 hingga 2000 batu-batu pipih dengan sudut runcing ditemukan di Kastil Iwatsuki dan markas administrasi Owada jin’ya di Saitama, Jepang.
-
Kapan artefak itu dibuat? Artefak kuno berupa kepala kapak itu berusia 6.000 tahun.
-
Dimana artefak kuno ini ditemukan? Artefak kuno ini ditemukan di selatan Aswan, terletak di daerah yang dilanda banjir karena pembangunan Bendungan Tinggi Aswan antara tahun 1960 dan 1970.
-
Di mana artefak kuno ini ditemukan? Pada tahun 1990 hingga 2000 batu-batu pipih dengan sudut runcing ditemukan di Kastil Iwatsuki dan markas administrasi Owada jin’ya di Saitama, Jepang.
Menariknya, cakram ini mencerminkan penggabungan pemahaman kuno tingkat tinggi tentang pengerjaan logam dan ilmu astronomi yang diciptakan antara tahun 1800 SM dan 1600 SM.
Dilansir Arkeonews, cakram dengan diameter 30 sentimeter ini, berisi pola benda-benda langit berupa gugusan bintang, matahari, dan bulan sabit yang digambarkan dengan tatahan emas yang menutupi patina biru-hijau.
Cakram tersebut dilengkapi sudut titik balik matahari yang diperkirakan ditunjukkan oleh dua lengkungan emas yang membentang di sepanjang sisi cakram, sayangnya salah satu lengkungannya kini menghilang.
Selain itu, terdapat sebuah perahu yang diwakili oleh lengkungan lain di area dasar komposisi.
Pola astronomis pada cakram tersebut sangat luar biasa namun misteri dari pembuatan cakram tersebut masih belum terungkap setidaknya sampai penelitian ini terpublikasi.
Teknik tempa bukan cor
Penelitian sebelumnya mengungkap cakram tersebut tidak hanya dibuat dengan teknik pengecoran mengingat bahan material dari cakram tersebut.
Sementara itu, penemuan terbaru menunjukkan bahwa cakram tersebut dibuat menggunakan teknik penempaan panas yang sangat rumit.
Para peneliti menggunakan cahaya mikroskop dan teknik spektroskopi sinar X-ray dan penyebaran elektron untuk melakukan analisis mikrostruktur pada permukaan yang diukir warna.
Dari analisis tersebut terbukti para perajin Zaman Perunggu Awal sangat terampil dalam teknik pemrosesan perunggu yang rumit. Hal ini disebabkan, cakram kuno itu diperlukan sekitar 10 proses siklus kerja untuk menghasilkan cakram kuno ini.
Masing-masing proses memerlukan 700 derajat celcius dan dibentuk dengan menggunakan palu kemudian pemanasan ulang untuk melonggarkan struktur internal material. Teknik ini memungkinkan cakram mencapai kekuatan dan ketipisan yang dibutuhkan.
Herbert Bauer seorang ahli perajin tembaga menggunakan cetakan kosong untuk membuat replika Cakram Langit Nebra agar lebih mudah dipahami pengerjaannya dan menemukan bahwa artefak asli memerlukan siklus penempaan lebih sedikit daripada replikanya.
Herald Meller, seorang arkeolog mengungkapkan “Cakram ini merupakan bukti tentang betapa pentingnya kemajuan pengetahuan tentang metalurgi yang maju telah dikembangkan pada Zaman Perunggu.”
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti