Ilmuwan Temukan Fosil Spesies Baru Dinosaurus Terbang Berusia 100 Juta Tahun, Kerangkanya dalam Kondisi Lengkap
Penemuan ini mewakili spesies yang sebelumnya tidak diketahui.
Penemuan ini mewakili spesies yang sebelumnya tidak diketahui.
-
Kapan fosil dinosaurus itu ditemukan? Fosil yang ditemukan pada Mei lalu di dekat sebuah waduk di kotamadya Sao Joao do Polesine itu diperkirakan berusia sekitar 233 juta tahun.
-
Bagaimana fosil dinosaurus ini ditemukan? Fosil lebih mungkin muncul setelah hujan, karena air mengungkap material dengan menghilangkan sedimen yang menutupinya, dalam fenomena yang dikenal sebagai pelapukan.
-
Bagaimana fosil dinosaurus hamil itu ditemukan? Sisa-sisa fosil Ichthyosaurus sepanjang hampir empat meter ditemukan oleh para arkeolog di Chile pada sebuah gletser yang meleleh.
-
Di mana saja fosil dinosaurus berbulu ditemukan? Ilmu pengetahuan semakin banyak belajar tentang keluwesan bentuk pada dinosaurus dengan setiap penemuan besar di China, Amerika, Antartika, dan tempat lainnya. Termasuk, soal bulunya.
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan tentang dinosaurus di masa lalu? Salah satu perkembangan paling mengejutkan dalam paleontologi dalam beberapa tahun terakhir adalah penemuan bahwa banyak dinosaurus yang memiliki bulu.
-
Apa yang ditemukan ahli paleontologi di Victoria, Australia? Ahli paleontologi baru-baru ini berhasil mengidentifikasi bagian atas tengkorak kiri spesies dinosaurus megaraptorid yang masih terpelihara dan hampir lengkap di Victoria, Australia.
Ilmuwan Temukan Fosil Spesies Baru Dinosaurus Terbang Berusia 100 Juta Tahun, Kerangkanya dalam Kondisi Lengkap
Ilmuwan di Australia menemukan fosil dinosaurus jenis pterosaurus berusia 100 juta tahun. Ini merupakan kerangka pterosaurus terlengkap yang pernah ditemukan di wilayah tersebut.
Australia dikenal dengan keanekaragaman fauna yang menakutkan, namun ada satu jenis predator prasejarah yang kurang terwakili dalam catatan fosilnya, yaitu dinosaurus karnivora terbang yang dikenal sebagai pterosaurus. Namun, sebuah makalah yang diterbitkan pada 12 Juni di Scientific Reports menggambarkan kerangka fosil yang ditemukan di negara bagian Queensland itu milik spesies pterosaurus yang sebelumnya tidak diketahui.
Spesies baru ini, yang diberi nama Haliskia peterseni, hidup 100 juta tahun lalu pada masa Albian dalam periode Cretaceous atau Zaman Kapur. Penemuan ini menunjukkan bahwa pterosaurus mungkin lebih tersebar luas di bumi daripada yang diperkirakan sebelumnya. Penemuan ini sangat menarik karena beberapa alasan.
- Hanya Sekali dalam Jutaan Tahun, Ilmuwan Gempar karena Temukan Fosil Dinosaurus Berparuh Bebek, Suaranya Nyaring Seperti Klakson
- Ilmuwan Temukan Fosil Nenek Moyang Buaya Berusia 215 Juta Tahun, Hidup Jauh Sebelum Dinosaurus
- Ilmuwan Temukan Fosil Berusia 330 Juta Tahun di Dalam Laci, Ternyata Makhluk yang Lebih Dulu Berkuasa di Bumi Jauh Sebelum Dinosaurus
- Dinosaurus Pernah Jadi Makhluk Paling Berkuasa di Bumi Bukan Karena Berukuran Raksasa dan Buas, Tapi Karena Hal Tak Terduga Ini
Pertama, penemuan ini mewakili spesies yang sebelumnya tidak diketahui, berasal dari benua yang hanya menghasilkan sedikit fosil pterosaurus. Kedua, kerangka ini jauh lebih lengkap dibandingkan sampel sebelumnya yang ditemukan di Australia.
Kerangka tersebut mencakup sebagian tengkorak, seluruh mandibula, dua tulang belakang, 12 tulang rusuk, dua gastralia, serta beberapa falang, metatarsal, dan jari.
"Kerangka Haliskia sudah 22 persen lengkap, menjadikannya dua kali lebih lengkap dari satu-satunya kerangka pterosaurus parsial yang diketahui ditemukan di Australia," kata rekan penulis studi, Adele Pentland, dilansir Popular Science, Kamis (13/6).
Kelengkapan kerangka tersebut memungkinkan para peneliti untuk menempatkannya dalam klad Anhangueria dan berspekulasi tentang kebiasaan makannya. Kerangka Haliskia berasal dari masa ketika sebagian besar wilayah Queensland berada di bawah air, dan makhluk tersebut tampaknya berburu di perairan ini untuk mencari mangsanya.
Makalah ini berspekulasi bahwa, mengingat bentuk giginya, kemungkinan besar Haliskia memakan "invertebrata bertubuh lunak (kemungkinan besar cephalopoda) dan/atau mangsa licin lainnya."
Para peneliti memperkirakan lebar sayapnya mencapai 4,6 meter dan menyimpulkan dari bentuk tengkorak dan rahangnya bahwa ia memiliki "lidah kuat dan berotot, yang membantu melumpuhkan mangsa hidup dan licin di punggung palatal yang menonjol."
Layaknya sebagian besar tulang pterosaurus lain yang ditemukan di Australia, Haliskia berasal dari wilayah yang dikenal sebagai Formasi Toolebuc, hamparan batuan Kapur panjang yang membentang melintasi Queensland, Wilayah Utara, dan Australia Selatan. Kerangka tersebut digali oleh Kevin Petersen, kurator museum lokal bernama Kronosaurus Korner, dan diberi nama untuk menghormatinya.
Pada masa hidup Haliskia, Australia merupakan bagian dari superbenua Gondwana, yang juga mencakup Amerika Selatan modern, Afrika, Antartika, Semenanjung Arab, dan anak benua India. Namun, benua super tersebut sedang dalam proses pemisahan, perlahan-lahan terpecah menjadi benua-benua yang kita kenal sekarang.
Meskipun fosil pterosaurus telah ditemukan di seluruh benua yang pernah membentuk Gondwana, terdapat perbedaan mencolok antara bagian-bagian yang membentuk bagian timur benua super tersebut—Australia, Selandia Baru, Antartika, Indo-Pakistan, dan Madagaskar—dan bagian-bagian yang membentuk bagian barat.
“Fosil pterosaurus jarang ditemukan di Gondwana bagian timur, sangat kontras dengan kelimpahan dan keanekaragaman relatifnya di Gondwana bagian barat," jelas para penulis makalah.
Hal ini menyulitkan peneliti untuk mencapai kesimpulan tentang seberapa luas pterosaurus tersebar di wilayah ini. Namun, makalah ini menunjukkan bahwa penemuan Haliskia mungkin mengubah pandangan tersebut.
“Pterosaurus Australia yang baru ini membuktikan keberhasilan Anhangueria selama Kapur Awal terbaru dan menunjukkan bahwa bentuk-bentuk Australia lebih beragam secara taksonomi dan kompleks secara palaeobiogeografis daripada yang diketahui sebelumnya.”