Ilmuwan Ini Mau Lakukan 2 Misi Besar, tapi Sayang Tak Punya Duit
Brian Cox mengungkapkan bahwa Uranus dan Neptunus adalah target utama eksplorasi luar angkasa berikutnya.
Jika uang bukan halangan, ke mana Anda ingin menjelajah di luar angkasa? Pertanyaan ini memiliki jawaban yang jelas bagi Profesor Brian Cox. Ia ingin mengirim dua misi ke raksasa es, Uranus dan Neptunus, seperti yang diungkapkannya dalam sebuah wawancara.
Kedua planet yang jauh ini baru dikunjungi sekali oleh Voyager 2 NASA, yaitu Uranus pada tahun 1986 dan Neptunus pada tahun 1989. Meskipun banyak informasi yang diperoleh dari kunjungan tersebut, pertemuan itu hanya berupa flyby, sehingga masih banyak misteri tentang planet-planet ini yang belum terpecahkan.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di luar angkasa? Tim astronom pimpinan ilmuwan di Caltech, Amerika Serikat melaporkan penemuan air di luar angkasa. Mereka mengaku menemukan tempat cadangan air terbesar yang pernah terdeteksi di alam semesta.
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan di luar angkasa? Para ilmuwan telah menemukan dua bintang dengan sifat misterius. Benda langit ini memancarkan gelombang radio setiap 20 menit. Anehnya lagi ia berkedip dan mati saat berputar menuju maupun menjauh dari Bumi. Para ilmuwan berasumsi bahwa mereka mungkin mewakili objek bintang tipe baru.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan di luar angkasa? Dua tim astronom yang dipimpin oleh ilmuwan di Caltech, telah menemukan tempat cadangan air terbesar yang pernah terdeteksi di alam semesta. Dan jaraknya 30 miliar triliun mil.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di dalam inti bumi? Namun, para ilmuwan kini telah menemukan wilayah besar misterius berbentuk donat yang terletak di dalam inti terluar bumi.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
Dalam rangka mempromosikan serial sains barunya, Solar System, Cox menyebutkan bahwa eksplorasi terhadap raksasa es ini merupakan misi penting berikutnya.
"Kasus untuk misi besar, yaitu pengorbit ke Uranus dan Neptunus, sangatlah kuat! Jika saya seorang miliarder… saya akan mendanai dua misi: pengorbit untuk Uranus dan pengorbit untuk Neptunus," ungkap Cox.
Planet-planet ini memang penuh dengan keunikan. Uranus memiliki medan magnet yang aneh dan berputar pada sisinya, mungkin akibat tabrakan besar miliaran tahun lalu. Miranda, salah satu satelit Uranus, memiliki tebing tertinggi di Tata Surya.
Neptunus, di sisi lain, memiliki badai yang terus berubah dan satelit terbesar, Triton, menunjukkan adanya aktivitas vulkanik dingin. Solar System, serial baru Cox, menggunakan grafis komputer untuk menjembatani jarak antara observasi dari empat dekade lalu dengan penemuan terkini.
Serial ini juga menyoroti observasi terbaru dari JWST, Hubble, dan teleskop lainnya yang mengungkap wawasan baru tentang raksasa es. Serial ini menyajikan pendekatan yang interaktif, dengan Cox menunjukkan eksperimen langsung di tempat-tempat seperti Islandia vulkanik untuk menghubungkan fenomena astronomi dengan hukum fisika yang kita pelajari di sekolah.
Misalnya, ia menunjukkan bagaimana telur rebus dapat diibaratkan seperti Bulan kita, sementara telur mentah lebih mirip dengan Enceladus, satelit Saturnus, untuk menunjukkan bahwa studi tentang goyangan benda-benda ini membantu ilmuwan menemukan lautan di bawah lapisan es.
"Kami menghubungkan sains yang dipelajari oleh publik di sekolah atau yang sedang dipelajari anak-anak mereka dengan objek-objek besar dan kecil di Tata Surya," kata Cox.
Dari gunung es yang bergerak di Pluto hingga badai debu di Mars, serial ini mengeksplorasi fenomena ekstrem dan unik di Tata Surya. Tonton serial ini setiap Rabu dari 2 Oktober hingga 30 Oktober pukul 9 malam ET/8C di PBS/NOVA.
Penonton di Inggris dapat menyaksikannya di BBC Two mulai 7 Oktober pukul 9 malam BST. Serial ini juga tersedia di berbagai penyiar di seluruh dunia pada Oktober ini.