Alat Pendeteksi Gempa Bumi Telah Ada Sejak 2000 Tahun Lalu, Begini Cara Kerjanya
Merdeka.com - Proses mendeteksi gempa telah dimulai sejak 2000 tahun lalu. Pada tahun 132 Masehi, penemu di China bernama Zhang 'Chang' Heng membuat alat pendeteksi gempa bumi atau seismoskop pertama.
Alat ini sangat akurat mendeteksi gempa dari jauh. Jangkauannya juga tidak bergantung pada goncangan atau gerakan di lokasi tempat alat tersebut berada.
Orang China kuno tidak mengerti bahwa gempa disebabkan oleh pergeseran lempeng tektonik dalam kerak Bumi. Namun, mereka memahami gempa sebagai kekacauan unsur kosmik yin dan yang, dan ketidaksenangan alam di atas sana atau surga dengan tindakan yang dilakukan dinasti penguasa atau masyarakat biasa.
-
Kapan alat deteksi gempa dari Jogja mulai diuji coba? Sepanjang proses uji coba, alat tersebut mampu memprediksi gempa yang terjadi di barat Bengkulu dengan magnitude 5,2 pada 28 Agustus 2020, gempa barat daya Banten pada 26 Agustus 2020, barat daya Bengkulu dengan magnitude 5,1 pada 29 Agustus 2020, dan Barat Daya Sinabang Aceh dengan magnitude 5,0.
-
Bagaimana serat optik mendeteksi gempa? Serat optik memang bisa digunakan untuk mengindra aktivitas gempa dengan menghasilkan jaringan seismometer buatan yang padat.
-
Siapa yang mengembangkan alat ini? 'Kami bekerja selama bertahun-tahun dalam bidang fisika di balik proses desalinasi, namun mewujudkan semua kemajuan tersebut, membangun sistem, dan mendemonstrasikannya di laut…adalah pengalaman yang sangat berarti dan bermanfaat bagi saya,' kata penulis senior Jongyoon Han, seorang profesor teknik elektro dan ilmu komputer dan teknik biologi, dan anggota Laboratorium Penelitian Elektronika (RLE).
-
Kapan gempa bumi terjadi? Pada Minggu (25/2) terjadi gempa bumi berkekuatan 5,7 magnitudo yang terasa hingga Jakarta.
-
Kapan gempa bumi mematikan di Shaanxi terjadi? Pada 23 Januari 1556, dunia menyaksikan salah satu hari paling mematikan dalam sejarah.
-
Dimana seismometer sebelumnya diletakkan? Sebelumnya, astronot sudah pernah membawa dan meletakkan seismometer di permukaan bulan sebagai bagian dari berbagai misi Apollo yang dilakukan di antara tahun 1969 hingga tahun 1976.
Orang China kuno meyakini peristiwa gempa merupakan tanda penting dari langit dan para pemimpin harus waspada ketika terjadi gempa di wilayah kerajaan mereka. Demikian dikutip dari laman Ancient-Origins, Minggu (5/2).
Zhang Heng adalah seorang ahli astronomi, matematika, penemu, insinyur, dan ahli geografi. Dia hidup pada masa Dinasti Han (tahun 25-220 Masehi). Dia dikenal salah satunya karena mendokumentasikan sekitar 2.500 bintang dalam katalog bintang yang terperinci. Dia juga diyakini sebagai penemu odometer pertama.
Seismoskop yang dibuat Zhang merupakan sebuah wadah perunggu raksasa, menyerupai samovar dengan diameter hampir 6 kaki. Di sekelilingnya ada ornamen delapan naga dengan wajah menghadap bawah untuk penanda arah kompas.
Di setiap mulut naga terdapat sebuah bola perunggu kecil. Di bawah naga itu ada delapan kodok dengan mulut menganga yang siap menangkap bola.
Mekanisme pasti yang menyebabkan bola jatuh saat terjadi gempa masih belum diketahui. Salah satu teori mengatakan, tongkat tipis dipasang dengan longgar di tengah laras. Gempa bumi akan menyebabkan tongkat tumbang ke arah guncangan seismik, memicu salah satu naga untuk membuka mulutnya dan melepaskan bola perunggu.
Suara bola yang mengenai salah satu dari delapan kodok akan mengingatkan pengamat akan gempa dan akan memberikan indikasi kasar tentang arah asal gempa.
Pada tahun 138 Masehi, suara bola perunggu jatuh itu menggegerkan para pejabat kerajaan di istana. Tidak ada yang percaya alat itu berhasil. Alat tersebut mendeteksi gempa terjadi di barat Luoyang, ibu kota kerajaan.
Saat itu orang-orang skeptis karena tidak ada yang merasakan apapun di Luoyang. Namun beberapa hari kemudian, pengirim pesan dari daerah Long barat (sekarang Provinsi Gansu), yang berada di barat Luoyang, melaporkan ada gempa di sana. Gempa terjadi tepat pada waktu ketika alat tersebut berbunyi.
Orang-orang kemudian sangat terkesan dengan alat ciptaan Zhang Heng tersebut.
Pada 2005, ilmuwan di Zengzhou, China (kota asal Zhang), berusaha mereplikasi seismoskop ciptaan Zhang dan menggunakannya untuk mendeteksi simulasi gempa berdasarkan gelombang dari empat gempa yang benar-benar terjadi di China dan Vietnam. Faktanya, data yang dikumpulkan dari uji coba tersebut secara akurat sesuai dengan data yang dikumpulkan oleh seismometer modern.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pihak UGM belum bisa mengumumkan hasil deteksi peralatan ini ke publik karena alat ini masih butuh pengembangan
Baca SelengkapnyaArkeolog Temukan Rumus Perkalian Tertua di Dunia, Bentuknya Mirip Sumpit
Baca SelengkapnyaBerikut adalah proses dari dulu hingga sekarang manusia menentukan hari dan waktu.
Baca SelengkapnyaContohnya pernah terjadi pada tahun 2000 di Pulau Sumatera hingga tahun 2007 dengan range 7,9 Skala Ritcher (SR) sampai dengan paling besar 9,2 SR.
Baca SelengkapnyaPeta begitu penting bagi orang kuno. Namun karena keterbatasan teknologi, mereka hanya bisa membuat atas apa yang diketahuinya saja. Bukan seperti saat ini.
Baca SelengkapnyaPenemuan roda telah merevolusi banya hal dakam kehidupan manusia.
Baca SelengkapnyaSempat ada perdebatan mengenai usia. Namun akhirnya ilmuwan dunia sepakat atas hasil tersebut.
Baca SelengkapnyaSebuah artefak kuno yang berasal dari abad kedua SM, menjadikannya "komputer tertua di dunia."
Baca SelengkapnyaInstrumen yang disebut sebagai “HP pertama di dunia” ini sebenarnya merupakan astrolab.
Baca SelengkapnyaKapak tangan kuno ini ditemukan oleh tim arkeolog dari konsultan warisan TEOS Heritage.
Baca SelengkapnyaUkiran pada batu itu ditemukan di situs arkeologi Göbeklitepe, Turki.
Baca SelengkapnyaPara ilmuwan menemukan artefak berusia 500.000 tahun yang dapat mengubah pemahaman tentang kehidupan manusia purba.
Baca Selengkapnya